Hari libur telah berlalu begitu cepat. Hari ini Dhiani harus masuk lagi sekolah, setelah dua minggu ia berlibur. Kakinya terus melangkah menuju ruang kelasnya. Di dalam kelas ternyata sudah banyak teman-temannya yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Dhiani menghampiri Aida yang sedang fokus dengan ponselnya, kemudian duduk di sebelah sahabatnya itu.
"Assalamualaikum, Aida."
Aida menatap ke arah Dhiani, matanya membulat senang dan langsung memeluk erat tubuh Dhiani. Ia begitu rindu dengan sahabat baiknya ini.
"Dhiani! Aku kangen kamu tahu," seru Aida senang.
"Salamnya dijawab dulu atuh neng," kata Dhiani sambil terkekeh kecil.
"Oh iya lupa. Waalaikumussalam," jawab Aida cengengesan.
"Nah gitu dong."
Mereka berdua akhirnya terbawa dalam suasana curhat. Dhiani menceritakan bagaimana liburannya selama dua minggu, begitu juga dengan Aida. Tak lupa juga Aida menanyakan bagaimana hubungan antara Dhiani dan Rana. Dhiani hanya bisa menjawab seadanya saja.
Sampai terdengar bunyi bel, menandakan upacara akan segera di mulai baru mereka berdua menghentikan aktivitas curhat-curhatannya itu.
Semester ini, mereka berdua akan belajar sungguh-sungguh, mereka akan membuat orang tua mereka bangga. Apalagi semester ini adalah semester terakhir mereka akan menduduki bangku di sekolah ini.
Dhiani dan Aida bangkit dari duduknya dan mulai berjalan ke arah lapangan upacara. Di sana sudah banyak murid yang berbaris rapi. Dhiani dan Aida segera mencari barisan kelasnya.
***
"Pagi bu Sarah."
"Wilujeung enjing Bu Sarah."
Ucapan-ucapan selamat pagi dari guru-guru maupun murid-murid terdengar di telinga Sarah. Sarah hanya membalas sapaan mereka dengan senyuman singkat. Hari ini, ia terlihat begitu cantik dengan hijab berwarna krem. Apalagi dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajah cantiknya.
Sarah berjalan menuju lapangan upacara, ia harus segera ikut berbaris di barisan para guru-guru berbaris.
Sampai di barisan para guru-guru wanita, mata Sarah terus mencari keberadaan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Rana. Ia benar-benar rindu dengan sosok lelaki bertubuh tinggi itu.
Senyumannya semakin mengembang ketika melihat Rana sedang berbaris di barisan paling depan. Walaupun Rana selalu memasang wajah cueknya, tapi itu tak membuat ketampanan Rana berkurang, malah kelihatannya Rana semakin tampan. Ah, ingin sekali Sarah mendekat ke arah Rana, kemudian memeluk erat tubuh Rana. Tapi, ia masih punya akal sehat, Rana belum halal untuknya.
Upacara berjalan lancar dengan sangat khidmat. Pemimpin upacara telah meninggalkan lapangan, dan para siwa-siswi segera dibubarkan untuk meninggalkan lapangan dan memasuki kelasnya.
Begitu juga dengan Sarah, ia berjalan ke ruang guru untuk mengambil buku paket. Hari ini, ia akan mengajar di kelas 10 IPA 3. Tapi sebelum ia pergi mengajar, ia menghampiri Rana terlebih dahulu.
"Selamat pagi Pak Rana," sapa Sarah ketika Rana sedang sibuk mencari-cari sesuatu.
Rana melirik sejenak ke arah Sarah, kemudian ia sibuk kembali dengan aktivitasnya tadi. Mencari buku paket.
Sarah mendengus kesal karena Rana mencuekkannya. Padahal hari ini ia sudah siapkan senyum termanisnya hanya untuk Rana seorang. Tapi, kenapa respons Rana malah seperti ini?
Menyebalkan sekali.
"Lagi cari apa sih, Pak?" tanya Sarah mulai kepo.
Rana masih bergeming. Mungkin mengabaikan Sarah lebih baik daripada harus meladeni ucapan Sarah. Karena kalau diladeni nanti malah kepanjangan, kan repot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love ✔
Romance[ SUDAH TERBIT ] Terima kasih sudah mencintaiku dengan setulus hatimu. *** Kisah seorang gadis berhijab bernama Dhiani Ameera Zidan yang harus menerima perjodohan dengan lelaki tampan bernama Rana Taufik. Dhiani tidak pernah menyangka kalau orang tu...