37. Bingung

47.8K 3.2K 77
                                    

Gosip tentang Dhiani yang tertangkap basah oleh Sarah sedang pacaran di halaman belakang sekolah sudah tersebar luas hingga ke penjuru sekolah. Buktinya, ketika sedang jam istirahat seperti ini semua siswa dan siswi sibuk membicarakan Dhiani dan Rana. Tentu saja mereka tahu perihal ini dari teman sekelas Dhiani sendiri, dan sudah jelas ini semua ulah Sarah karena mulutnya itu tidak bisa dikunci rapat-rapat.

Dhiani yang memang sudah tahu akan terjadi seperti ini, ia malas untuk mengiyakan ajakan Aida yang mengajaknya pergi ke kantin. Lagian Dhiani sedang tidak lapar.

"Kamu yakin gak mau ikut ke kantin?" Aida masih saja terus memaksa Dhiani agar ikut dengannya.

Dhiani menggeleng. "Gak ah."

"Kalau kamu gak ikut ke kantin, itu sama saja kamu kasih celah ke mereka buat gosipin kamu. Dan kalau kamu ngurung diri di kelas itu juga sama aja bikin mereka yakin, kalau yang di gosipin mereka itu benar. Ya walaupun itu memang benar, tapi seenggaknya kamu tunjukin bahwa kamu gak salah," ucap Aida panjang lebar.

Yang dikatakan Aida memang benar. Tapi entah kenapa rasanya Dhiani tidak ingin mendengar gosip-gosip itu.

"Please kamu ikut aku. Tunjukin ke mereka bahwa kamu gak seperti yang mereka pikir," bujuk Aida. Sebenarnya Aida seperti ini ada alasannya. Ia tidak ingin sahabatnya dicap tidak baik gara-gara gosip murahan itu.

Padahal banyak sekali siswa dan siswi yang pacaran di sekolah ini, mereka acuh saja dan tidak memerdulikan itu. Tapi kenapa saat mendengar Dhiani yang pacaran mulut mereka mendadak gatal dan ingin menggosip?

Jawabannya mungkin kalian sudah tahu.

"Aku takut gak kuat, Da. Aku gak kuat buat denger ucapan-ucapan mereka."

Aida memegang bahu Dhiani dan menatap Dhiani dengan tatapan serius. "Kamu percaya 'kan sama aku? Tenang, Dhi, aku akan selalu berada di sampingmu. Aku akan membela kamu."

Mendengar itu, lantas Dhiani mengangguk saja. Ia akan ikut ke kantin bersama Aida. Ia yakin, Aida akan selalu berada di sampingnya. Membela dirinya.

Setibanya mereka berdua di kantin, kantin yang tadinya berisik seperti di pasar antre, sekarang mendadak hening. Kini berbagai tatapan dari para siswa dan siswi mulai tertuju kepada Dhiani. Dhiani menundukkan kepalanya dengan perasaan risih. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian.

Aida menarik pergelangan tangan Dhiani menuju tempat yang kosong. Ia juga merasa risih karena banyak mata yang memerhatikan dirinya dan Dhiani.

Dan benar saja apa yang dikatakan Aida, kalau Dhiani tidak pergi ke kantin, itu sama saja ia memberi celah ke mereka untuk menggosipkan dirinya. Sekarang terbukti, ketika Dhiani sudah ada di kantin tidak ada yang berani menggosipkannya lagi. Ya, walaupun ada sebagian sih, tapi tidak berani secara terang-terangan.

Seperti di meja lain, Anita sedang mengobrol dengan teman-teman barunya. Ia sebenarnya bingung, kenapa gosip Dhiani yang tertangkap basah sedang pacaran itu menjadi trending topic di sekolah barunya ini? Padahal kalau di sekolah lamanya, mau pacaran dengan siapa pun tidak seheboh ini.

"Kenapa kalau kak Dhiani dan pak Rana pacaran sampai seheboh ini?" tanya Anita kepada siapa saja yang mendengarnya.

"Karena mereka itu terkenal dengan kealimannya. Mereka berdua anti banget deket-deket sama lawan jenis. Jadi ketika ngedenger gosip itu, siapa yang gak kaget coba? Dua orang yang sama-sama alim, kenapa bisa pacaran?" jawab Dewi, teman yang duduk di sebelahnya dengan suara pelan.

Anita sedikit mengerti. Jadi Sarah melakukan ini karena ia cemburu kepada Dhiani. Sebab Rana lebih memilih Dhiani dibandingkan Sarah. Menurut Anita, cara Sarah itu terlalu murahan. Tega mempermalukan anak didiknya demi memperjuangkan cintanya. Anita jadi tidak yakin kalau ia dapat menjaga rahasia Sarah kepada kakaknya. Karena kakaknya sudah memberi ia amanah, kalau Sarah sampai melakukan hal yang tidak baik kepada Dhiani, ia harus segera melaporkan kepada Aldo.

Sincere Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang