8

3.4K 127 0
                                    

Franda's pov

Pagi ini gue bangun dengan kepala berat. Mungkin karena kemarin nangis. Gue emang masih trauma sama kejadian masa kecil gue itu. Untung aja Kenzo nolongin gue. Gue harus ke sekolah, ada ulangan. Habis mandi gue langsung turun berniat sarapan bersama Mama Papa gue. Tapi sampai di meja makan, gak ada seorang pun yang ku pikirkan -Mama dan Papa- hanya ada Bi Ratih yang nyiapin sarapan. Gak biasanya deh, biasanya juga Mama yang nyiapin sarapan. Mama maunya gue sama Papa makan masakan Mama jadi Bi Ratih hanya bersih-bersih rumah, lagian datangnya juga biasanya siang.

"Bibi, Mama sama Papa mana?"

"Wah Bibi kurang tau, Non. Bibi kemarin di telpon Nyonya disuruh lebih awal ke rumah nyiapin sarapan buat Non Franda,"

"Oh gitu.. Berarti mereka belum pulang,"

"Ayo sarapan, Non,"

"Yaudah temenin Franda sarapan, Bi,"

"Tapi, Non-"

"Ah Bibi.. Franda kan gak bisa sarapan kalo gak ada yang nemenin,"

"Yasudah Bibi temenin,"

Selesai sarapan gue pamit ke Bi Ratih buat ke sekolah. Lagi-lagi gue harus nunggu taksi tapi kepala gue pusing banget. Sampe depan kompleks gue duduk dulu di kursi, kepala gue sakit banget parah.
Ppiiiippp
Suara klakson mobil ngagetin gue. Dasar tuh orang. But wait, gue kayak kenal nih mobil deh. Aaahh I remember, ini mobilnya Kenzo. Pemiliknya turun dari mobilnya.

"Hei, lo udah baikan?" sapanya tersenyum. Gue akuin sih senyumnya manis bangeeettt. Ih gue apa-apaan siihh, ngaco.

"Ah belom sih, ini mau nunggu taksi tapi pala gue nyut-nyut. Parah sakitnya,"

"Mau bareng?"

"Boleh? Gue ngerepotin ah,"

"Gak kali, ayok masuk," akhirnya gue naik dan kita bareng ke sekolah.

"Bokap lo udah balik?" tanyanya tiba-tiba

"Ah belom. Nyokap juga belom pulang,"

"Hah? Lo tinggalnya sama siapa sih?"

"Bokap Nyokap gue lah. Siapa lagi,"

"Lohh bukannya lo anak broken home? Masa orangtua lo masih serumah?"

"Hah?? Sejak kapan ortu gu-- ehmm," cerobohnya guueeee.. Harus gimana nih?? Help mee..

"Wait.. Jadi selama ini lo bohongin gue? Waktu itu?.. Oohh okay lo gak tau ya gue gak suka di bohongin?"

"Guu-gue minta maaf. Please maafin gue,"

"Lo udah keterlaluan. Turun dari mobil gue sekarang juga!!" dia mulai membentak dan gue menoleh ke arahnya. Dia mulai menepikan mobilnya. Aarrgghh kenapa disaat begini kepala gue sakit siihh? Rasanya gue mau nangis sekarang. Gue jarang di bentak karena gue punya penyakit jantung tapi gak parah sih tapi tetap aja kalau lalai bisa bahaya. Gue merasa dada kiri gue mulai sakit.

"Kenapa lo masih diam? Mikirin rencana? Pembohong lo! Kenapa? Pura-pura punya penyakit? Atau jangan-jangan lo emang gak pernah di culik?" gue terdiam dengan kata-katanya. Dia ingetin gue lagi. Gue masih terdiam. Sakit bangeett.. Gue ambil obat penenang yang ada di ransel gue. Setelah itu, gue makan obatnya tanpa air, pahit tapi gak papa. Kenzo? Dia cuma bengong liatin gue. Setelah selesai gue keluar mobil Kenzo. Gue emang bohong tapi gue sakit hati dia ngebentak gue. Gue nyetop taksi dan menuju RS. Gue harus check-up. Jadi lah hari ini gue gak sekolah.

Kenzo's pov

Gue bengong, melongo Franda minum obat gak pake air tapi di kunyah. Gak pahit apa? Dia jadi aneh pas gue bentak. Tambah aneh lagi pas dia tiba-tiba keluar dari mobil gue dan naik taksi. Tapi dia gak ke arah sekolah. Kok gue jadi khawatir ya? Apa gue terlalu berlebihan tadi? Ah biarin aja lah. Mending gue ke sekolah sekarang, bisa telat gue.
Gue sampai di sekolah dengan perasaan tidak tenang. Gue takut tuh cewek kenapa-napa. Ah bisa gila gue.
Jam istirahat pun tiba. Gue ke kantin sendiri. Habisnya Vano sama Berlian urusin tugas OSIS. Hufftt kok gue gak tenang ya? Eh, itu bukannya temannya Franda? Kok dia sendiri sih? Samperin deh.

"Eh temannya Franda ya?"

"Ah iya kak, saya Raina temannya Franda. Ada perlu apa kak?"

"Gue mau nanya, Franda mana ya? Kok gak sama lo?"

"Ah itu, dia gak dateng kak,"

"Kalo boleh tau kenapa gak dateng?"

"Hmm.. Kita duduk dulu aja kak. Baru aku ceritain," katanya dan gue nurut.

"Jadi gimana?" tanya gue saat duduk di kursi gue tadi

"Eh itu penyakitnya kambuh kak,"

"Penyakit? Sakit apa?"

"Parah kak, lumayan sih?" kata-katanya sukses buat gue kaget. Sakit apaan? Leukemia? Geger otak? Atau sakit jiwa? Ah ada-ada aja deh!

"Kalo boleh tau sakitnya apa sih?"

"Dia sakit jantung kak, turunan dari Opahnya, waktu itu makin parah pas dia di culik. Dia panikan, juga gak boleh di bentak,"

"Hah? Gak boleh di bentak?"

"Iya kak, makanya dia itu gak pernah di bentak sama guru karena orangtuanya udah ngomong sama sekolah. Franda bilang gak parah sih, tapi orangtuanya tetap protektif sama dia,"

"Oh gitu ya? Yaudah makasih ya, Raina,"

"Iya kak, sama-sama," katanya sambil pergi ninggalin gue. Jadi yang dia bilang semalem itu gak bohong? Pantes aja kemarin napasnya putus-putus. Jadi ngerasa bersalah gue sama dia. Yaudah lah, lupain aja.

"Bengong aja lo, Ken!" kata Vano sambil menepuk pundak gue.

"Berlian mana?"

"Masih ngurusin berkas lain,"

"Ooh.. Lo ada masalah? Muka lo berantakan,"

"Gak ada kok,"

"Oh yaudah. Kalo ada masalah cerita aja. Eh btw, lo liat Franda gak?"

"Gak liat gua,"

Bel kembali berbunyi menandakan istirahat selesai. Gue masih gak tenang pas belajar. Gue kepikiran Franda. Kalo dia kenapa-napa karena gue gimana? Yaelah pusing banget siiihh!

"Kenzo!!" teriak Bu Mar guru Fisika kami

"Ya, Bu?" respon gue kaget.

"Kamu ini niat belajar tidak? Kalau mau melamun keluar saja. Ibu tidak suka di duakan saat mengajar," kata Bu Mar. Kayak anak ABG aja di duain.

"Ah gak kok, Bu. Saya janji bakal merhatiin Ibu saat ngajar,"

"Yasudah, kembali ke topik, jadi .......," Bu Mar kembali menjelaskan.

Saat yang di tunggu tiba. Bel pulang sekolah.

"Ken! Lo kenapa sih?" kata Berlian yang datang bersama Vano. Gue masih nyatet materi di papan tulis.

"Kenapa apanya sih? Gue baik-baik aja kok,"

"Jadi lo pulang dari Amrik gini ya? Ada masalah gak cerita,"

"Iihh bukannya gitu.. Huufft okay abis ini kita ke cafe gue ntar gue cerita

Cafe

"Haaahh?? Kok bisa??" komentar Berlian. Vano juga memasang tampang kaget

"Lo sih! Harusnya maafin aja kali,"

"Itu dia, takut gue dia kenapa-napa,"

"Yaudah lah ntar gue yang hubungi Franda, lo tenang deh," Vano menenangkan

"Thanks bro,"

Vote and Comment!!

Queen of My Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang