Hari itu jadwal Sena hanya padat di dalam kantor saja. Tidak ada jadwal perjamuan atau memantau hotel-hotel di bawah naungan Oh Corp. Dia hanya mengikuti beberapa meeting, lalu berakhir di meja kerjanya untuk memeriksa semua berkas yang masuk hari itu.
Tapi justru karena lebih banyak di kantor lah, dia jadi lebih cepat bosan.
Belum rampung tugasnya, pukul 3 sore dia sudah berlarian keluar dari ruangannya menuju meja Jungkook. Jungkook juga tak kalah sibuknya dari dia. Dia lebih banyak mendapat telepon dari banyak orang untuk meminta konfirmasi yang tentu saja berkaitan dengan Sena.
Pria itu terlihat baru saja selesai berbicara dengan seseorang di telepon begitu Sena duduk manis di hadapannya.
"Besok kau akan sangat sibuk, Nyonya," ujar pria itu sembari menuliskan sesuatu di buku daftar besar.
Sena hanya mengangguk malas sambil menopang dagu, mengamati asisten tampannya yang sedang serius bekerja. "Kau tidak lapar?"
"Ini sudah masuk jam makan siang?" tanya Jungkook yang masih tetap sibuk dengan buku daftar besarnya.
"Sudah lewat malah. Ya ampun, kau ini bekerja sampai lupa waktu ya. Pasti sebelum bekerja di sini kau juga seperti itu," balas Sena sedikit kesal.
"Sejak tadi banyak yang menghubungiku, meminta konfirmasi apakah kau bisa menerima tawaran mereka atau tidak. Memangnya di saat seperti itu makanan terlihat jauh lebih penting?"
Gadis itu mendengus. "Tapi kau tetap tidak boleh melewatkan makan. Aku tidak mau punya suami yang sakit-sakitan nanti."
Jungkook pun langsung menutup buku daftar itu begitu selesai menulis. Seperti sudah diprogram sebelumnya. Dia akan menyimpan bolpoinnya di tempat pensil, melepas kacamata dan menyimpannya di dekat tempat pensil, lalu berdiri sembari menggenggam tangan Sena.
"Kaja. Aku malas mendengar ocehanmu yang panjangnya sudah seperti rel kereta api itu."
Sena mendengus geli sambil memukul lengan Jungkook sebelum mengikuti kemana Jungkook pergi.
Mereka tidak malu untuk bergandengan tangan saat jalan-jalan di lorong kantor.
Padahal nyaris semuanya tidak tahu kalau Sena dan Jungkook berpacaran. Hanya Oh Sehun saja yang tahu. Itu pun setelah dia tak sengaja melihat Sena mencium pipi Jungkook tepat di depan mata kepalanya sendiri. Sekali lagi peraturan 'tidak boleh berkencan dengan sesama rekan kerja' dilanggar secara terang-terangan oleh putrinya sendiri. Pemegang Oh Corp di masa depan.
Sejoli itu tetap hepi sambil bercengkrama ria sampai kaki mereka berhenti di café perusahaan. Mereka mengambil makan dari gerai, lalu duduk di meja yang kosong.
"Kenapa kau hanya mengambil segitu? Yaa, bagaimana nanti kalau kau jatuh sakit? Aku akan ambilkan lagi."
Jungkook langsung menahan tangan Sena yang akan beranjak ke gerai untuk mengambil tambahan lauknya.
"Tidak perlu. Ini sudah cukup."
Sena mengerucutkan bibirnya sebal. "Pasti karena uang di dompetmu sekarang menipis 'kan? Memang apa salahnya sih kalau aku berniat mentraktirmu?"
Jungkook menggeleng. "Aku tidak akan terima traktir dalam bentuk apa pun darimu. Aku lebih baik makan dengan porsi sedikit atau tidak sama sekali daripada kau traktir."
Gadis itu menatap Jungkook sedih. "Kenapa sih kau begitu keras kepala? Aku melakukan ini hanya agar kau tidak jatuh sakit, Kook-a. Kita selalu pulang larut malam. Bagaimana kalau kau jatuh sakit karena tidak kuat dengan rutinitas ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [Completed]
FanfictionSequel dari Hello School Girl Hanya ada dua pilihan. Bertahan atau pergi. RANK: #116-jhope (13/05/18)