Sena datang lagi ke apartemen Agust D.
Padahal dia sendiri tahu kalau tempat itu pasti akan kosong, dan dia juga tahu kalau dia hanya akan disambut dengan benda-benda mati di sana.
Tapi bukan Sena namanya kalau dia dengan begitu mudahnya menyerah meskipun hanya mendapat hasil kosong saja atas kepergiannya ke sana.
Dia seperti biasa akan berbaring di sofa kesayangan Yoongi.
Dulu, mungkin Yoongi akan mati-matian mengusirnya, dan mengomel macam-macam karena sudah dengan seenak jidat masuk ke apartemen orang.
Tapi sekarang, jangankan diomeli atau diusir, mau mencoret-coret dinding saja yang punya apartemen tidak akan protes.
Karena memang sudah tidak ada siapa-siapa lagi di sini.
Dia menghela napas berat.
Sekarang hubungan mereka benar-benar sudah berakhir. Sudah tidak ada komunikasi dalam bentuk apa pun lagi. Dia tidak menghubungi Yoongi, begitu juga dengan Yoongi. Meskipun dia masih sering datang kemari dan memastikan keadaan pria itu dari semua akun sns-nya.
Mungkin pria itu telah melupakannya.
Tentu saja tidak sulit bagi Yoongi untuk melupakan dia.
Bahkan tidak heran juga kalau Yoongi sudah mendapat gandengan lain dalam waktu dekat.
Drrt. Drrrt.
Cepat-cepat dia mengambil ponselnya yang barusan bergetar dari dalam saku.
Apa mungkin dari Yoongi?
Harapan yang tinggi itu mendadak berubah menjadi kekecewaan kala nama Kook-lah yang muncul di layar ponselnya.
Sekali lagi dia menghela napas.
Ogah-ogahan membuka pesan dari pria itu.
Kau ada di apartemen sekarang? Kalau kau tidak ada acara aku ingin mengajakmu makan di rumahku.
Tanpa pikir panjang Sena pun mengetikkan balasan.
Mian, aku sedang tidak di apartemen. Mungkin lain kali.
Ya, mungkin lain kali dia akan menerima tawaran pria itu untuk makan di rumahnya bersama keluarga Jeon. Sekarang ini dia masih tidak mau diganggu karena dia sangat rindu dengan apartemen yang sudah tidak dikunjunginya selama 5 hari ini –karena jadwal kuliah yang begitu padat.
Dia pun membalik badannya ke kiri.
Memutuskan untuk memejamkan mata sebentar sebelum kembali ke apartemennya sendiri.
Tanpa sadar dia jatuh tidur. Begitu lelap sampai-sampai dia juga tidak menyadari bahwa di tengah malam ada seseorang yang masuk ke apartemen itu.
Orang itu berjalan pelan-pelan sampai nyaris tidak membuat suara.
Langkahnya terhenti begitu sampai di dekat sofa yang ditiduri Sena.
Tidak ada pergerakan apa pun dari orang itu. Hanya terdengar suara deru napas yang teratur dari mereka berdua.
Kemudian kaki itu melangkah mendekati sebuah buffet di mana alat pemanas ruangan berada. Alat itu dalam keadaan mati sebelum akhirnya dinyalakan olehnya. Setelah mengatur alat itu untuk mampu menghangatkan seluruh ruangan ini, ia pun kembali ke dekat sofa itu.
Kali ini dia tidak hanya diam di tempat. Namun mengulurkan tangannya sampai menjangkau kepala Sena. Sampai tangan besarnya mampu merasakan bagaimana lembutnya rambut navy black tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [Completed]
FanfictionSequel dari Hello School Girl Hanya ada dua pilihan. Bertahan atau pergi. RANK: #116-jhope (13/05/18)