Chapter 9

262 45 4
                                    

CKLEK!

Sena langsung menoleh ke asal suara. Wajahnya yang semula tegang karena berkonsentrasi penuh pada pekerjaannya pun mulai melunak dan terbitlah senyum lebar. Secara otomatis dia mengabaikan semua berkas-berkasnya. Menunggu Jungkook untuk sampai di hadapannya.

Jungkook sendiri tersenyum geli melihat ekspresi Sena. Dia berhenti begitu sampai di depan meja gadis itu. "Apa-apaan itu ekspresimu?"

"Kupikir aku barusan melihat malaikat."

"Dasar." Pria itu secara tiba-tiba mengusapkan selembar undangan ke wajah Sena.

Sena merengut. Lalu tak lama kemudian matanya berbinar penasaran melihat undangan berwarna hijau toska di atas mejanya. "Apa ini?"

"Undangan," balas Jungkook singkat sembari menarik kursi ke hadapan Sena dan duduk.

Tidak mau berlama-lama dengan berbagai pertanyaan di kepala, Sena pun cepat-cepat membuka undangan itu. "Siapa yang menikah? Namjoon kah? Atau ... eh? Park Chan Yeol ... Yoon Hee Joo? HEEJOO?!"

Jungkook mengangguk enteng. "Heejoo barusan datang ke mejaku untuk memberikan itu."

Agaknya Sena masih tidak memercayai apa yang dilihatnya. Dia dengan tak sabaran meneliti kertas undangan tersebut. Padahal sudah jelas-jelas nama Chanyeol dan Heejoo yang tertera di sana, tapi dia rasa ada sesuatu yang janggal di tulisan itu. Dia mencoba mengucek matanya, mengusap-usap tulisan itu, bahkan mencoba menghapusnya dengan karet penghapus jika seandainya tulisan itu hanyalah bohongan.

Akhirnya dia pun menyerah setelah menyadari bahwa tulisan itu benar-benar nyata.

"Bagaimana bisa ... Latte oppa? Kenapa harus Latte oppa?"

Jungkook mengerutkan dahi mendengar panggilan Sena untuk Chanyeol. "Latte oppa?"

Sena mendongak, mengangguk-angguk cepat. "Chanyeol itu Latte oppa. Dia manajer Agust D."

Sempat tersirat sekilas keterkejutan di wajah Jungkook. Namun pria itu berhasil mengendalikannya dan terbentuklah wajah datar seperti biasa. "Oh. Kupikir kenapa."

"Wah daebak," seru gadis itu yang sudah kembali menatap lembaran undangan di tangannya. "Bagaimana mereka bisa saling mengenal? Tahu-tahu sudah mau menikah saja. Dasar si kacamata itu. Kenapa dia tidak menceritakan padaku hal penting seperti ini?"

Jungkook menumpukan sikunya di lengan kursi, menopang dagu. "Kau akan datang?"

"Kalau Heejoo mengundang sih, aku datang."

"Dia mungkin akan datang juga."

Tubuh Sena menegang tiba-tiba. Bagaikan film yang tiba-tiba bergerak slow motion, gadis itu mengangkat kepalanya. Menatap Jungkook dengan tatapan terkejut yang tidak bisa dia sembunyikan.

"Chukkae, akhirnya kau akan bertemu dengannya lagi."

Kalimat itu terlontar dengan nada biasa-biasa saja, juga dengan ekspresi biasa-biasa saja.

Tapi Sena adalah gadis yang peka.

Dia tahu, ada unsur pemaksaan dari apa yang dia lihat melalui sorot mata Jungkook.

Pria itu boleh berbohong padanya, menyembunyikan semua yang dirasakan olehnya, tapi, matanya tidak akan bisa membohongi Sena.

Gadis itu perlahan kembali melipat surat undangan itu. Menyimpannya dengan baik di atas meja, kemudian menatap Jungkook lamat-lamat.

"Kenapa kau bicara begitu?"

Jungkook tiba-tiba saja membuang napas dengan gusar. Merenggangkan ikatan dasinya yang entah mengapa mendadak membuat jalur pernapasannya tersendat. "Ternyata gerah sekali di sini."

STAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang