Chapter 10

262 39 7
                                    

Sena memutuskan untuk terus berada di samping Jungkook setelah kematian Jeonghan. Orang-orang menganggap ini sebagai bentuk simpati, dan itu memang benar adanya. Sena hanya tidak ingin Jungkook sendirian, terlebih hubungan Jungkook dengan bibinya tidak begitu baik, belum lagi Mingyu sepupunya juga lebih memilih tinggal di Busan daripada di Seoul.

Terkadang Sena mendatangi apartemen Jungkook untuk menginap. Tak lupa membawa banyak makanan untuk pria itu. Karena Sena tahu, meskipun Jungkook mempunyai jadwal super padat yang terdiri dari waktu kuliah dan kerja, pria itu pasti tidak akan menyempatkan diri makan. Jadi dia akan menunda makan malamnya hanya untuk makan malam bersama Jungkook. Walaupun Jungkook sering pulang lewat tengah malam.

Seperti hari itu.

Ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. Dia yang nyaris ketiduran segera meraih benda tipis tersebut. Senyumnya mengembang tipis melihat nama Kook terpampang di layar ponselnya. Pria itu membalas pesannya.

Aku sedang menunggu lift sekarang.

Segera saja Sena menyambar kotak makanan beserta selimutnya sebelum berlarian keluar dari apartemen untuk berdiri di depan lift. Tanpa basa-basi dia langsung menekan tombol lift.

Tak lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Di sanalah dia bisa melihat Jungkook sedang berdiri bersandar pada dinding lift dengan setelan kaos putih celana hitam dan poni terangkat. Tanpa mengulur waktu lagi Sena masuk ke dalam lift untuk bergabung dengan Jungkook.

"Mau menginap lagi?" tanya pria itu sembari mengambil alih selimut yang dibawa Sena.

"Hm. Kau belum makan 'kan? Iya 'kan? Mengaku! Aku membuatkanmu sesuatu. Jadi nanti sebelum tidur kita makan dulu."

Jungkook menggeleng pelan. "Sudah kubilang tidak usah membuatkanku makanan lagi."

"Kapan kau bilang begitu? Waktu itu kau hanya bilang untuk tidak usah membeli makanan lagi. Jadi aku membuat saja."

Pria itu menghela napas. "Ya, ya, ya. Terserah kau saja, Nona keras kepala."

Begitu lift sampai di lantai 8, Jungkook pun keluar lebih dulu diikuti oleh Sena. Mereka berjalan sebentar menuju pintu di paling ujung lantai. Jungkook mengetikkan sandi dengan cepat sebelum bunyi unlock terdengar. Pria itu memutar gagang pintu, membukanya lebar, mempersilahkan Sena untuk masuk duluan. Lalu dia juga masuk dan menutup pintu lagi.

"Jungkook!! Kau tidak bersih-bersih?! Mejamu sampai berdebu nih! Aigoo! Sepertinya aku harus bersih-bersih dulu."

Jungkook membiarkan saja Sena yang berlarian ke dapur mencari alat bersih-bersih. Dia terlalu malas melarang karena gadis itu pasti akan mendebatnya. Lebih baik menuju kamarnya untuk mempersiapkan tempat tidur untuk Sena dan mengganti bajunya dengan baju yang lebih bersih.

Mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing.

Tahu-tahu Jungkook ketiduran di ranjang setelah membersihkan diri.

Sena yang barusan selesai membersihkan ruang tengah Jungkook pun mencari pria itu kemana-mana. Dia menghela napas begitu melihat orang yang dicarinya sudah tidur di ranjang dengan kaki bagian bawah yang menggantung bebas ke lantai.

"Mungkin tidak untuk malam ini ya," gumamnya sebelum menghampiri Jungkook untuk melepas sandal rumah pria itu dan membenarkan posisi tidurnya. Setelah semuanya beres, dia keluar lagi, memutuskan untuk tidur di sofa saja.

Kalau Jungkook tidak makan, maka dia juga tidak. Begitulah Sena setelah Jungkook hidup sebatang kara di Seoul.

Sehun, ayah Sena yang tahu kalau Jungkook sudah tidak lagi punya orangtua dan saudara, sempat menawari Jungkook beasiswa. Setidaknya dia akan membiayai sampai Jungkook kuliah. Namun Jungkook menolak dengan halus. Dia bilang, dia masih bisa mencari uang sendiri untuk biaya kuliahnya. Tidak hilang akal, Sehun menawari Jungkook untuk bekerja paruh waktu di Oh Corp. Sayangnya lagi, Jungkook juga menolak. Entahlah kenapa dia selalu menolak bantuan Sehun. Dia malah lebih memilih bekerja serabutan sebagai pengantar susu dan koran di pagi hari, lalu pengantar pizza dan chicken di malam hari dan pencuci mobil di hari libur kuliah. Gajinya benar-benar tidak seberapa. Tapi baginya itu jauh lebih baik daripada menerima tawaran Sehun.

STAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang