Chapter 20

264 36 0
                                    

Maaf, aku akan sedikit terlambat hari ini.

Itulah sebaris kalimat yang baru saja muncul di layar ponsel Sena dari kontak Kook. Sena yang baru saja sampai di kantornya pun menghela napas. Padahal dia ingin sekali mengajak Jungkook sarapan bersama pagi ini. Dipandanginya kotak makan yang sudah siap sedia di atas mejanya.

Oke, akan kutunggu. Hati-hati di jalan ya ^^

Begitu dia mengantongi ponselnya lagi, mendadak perasaannya berubah aneh. Dia pun menggeleng pelan, berusaha mengabaikan perasaan itu.

--

Sudah hampir jam makan siang, tapi asistennya belum juga datang. Sena menggigit bibirnya panik. Dia tidak sedang duduk di mejanya, tapi duduk di meja Jungkook. Di sana dia terus-terusan melihat pintu, berharap Jungkook akan segera muncul karena sebentar lagi dia akan ada pertemuan penting dengan eksekutif dari perusahaan Eropa.

Dan begitu jam makan siang telah lewat, Sena menyerah untuk menunggu Jungkook lebih lama dan memutuskan untuk pergi duluan ke tempat pertemuannya dengan si eksekutif.

Saat menunggu lift, tiba-tiba ponselnya berdering.

Kook

Bibirnya merekah sebelum mengangkat panggilan itu.

"Yaa, kau ini kemana sebenarnya? Kau sudah sarapan? Kita ada pertemuan pen—"

"Apakah ini dengan keluarga Jeon Jungkook?"

Suara ini bukan suara Jungkook, tapi seorang wanita.

Feeling buruk itu kembali mengganggunya.

Dia mengangguk ragu-ragu. "Y-ya. Saya, keluarganya."

"Tuan Jeon Jungkook baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang sedang berada di bawah penanganan dokter. Bisakah Anda datang ke rumah sakit sekarang?"

TING!

Lift akhirnya sampai. Begitu pintu terbuka lebar, Sena terduduk begitu saja di lantai. Dua orang yang ada di lift itu, tak lain adalah Jimin dan Yeon, membelalak begitu melihat Sena jatuh.

"Sena-nim! Kau baik-baik saja?" buru Yeon sambil berjongkok dan membantu Sena berdiri.

"Wae? Apa ada sesuatu yang baru saja terjadi?" kini Jimin yang ikut bertanya juga membantu Sena untuk berdiri.

Sena menoleh pada Jimin, wajahnya tampak begitu pucat. "Jimin-a ... Jungkook...."

"Jungkook kenapa?"

Terdengar suara-suara dari ponsel Sena yang masih tersambung dengan ponsel Jungkook. Jimin pun segera merebut benda itu dari tangan Sena.

"Apa yang terjadi?"

"..."

"Apa?! A-anda yakin?"

Tidak memercayai pendengarannya, Jimin pun melihat kontak yang muncul di ponsel Sena. Dia menghela napas, lalu menempelkan layar itu ke telinganya lagi.

"Saya mengerti. Terima kasih."

Setelah sambungan itu terputus, secara alami Jimin menyimpan ponsel itu di sakunya. Dia pun menatap Sena yang masih pucat seperti seseorang yang kehilangan arah dan tujuan. Diraihnya gadis itu, membenamkan wajah Sena di dadanya. Pelukannya makin mengerat ketika tubuh Sena mulai bergetar.

Yeon yang melihat semua itu, hanya bisa diam dan menatap Sena sendu.

"Kau kembalilah ke mejamu. Ada urusan penting yang harus kulakukan," kata Jimin padanya.

STAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang