11

761 32 0
                                    

Hanya kegelapan yang terlihat begitu aku tersadar dari tidur. Atau lebih tepatnya, aku memang tidak bisa melihat apa pun karena tidak bisa membuka mata. Tuan Penyekap masih belum melepaskan penutup mata yang dia pakaikan kemarin. Ah, maksudku saat sebelum aku tertidur. Aku tidak tahu apakah sekarang hari sudah berganti.

Aku masih ingat bagaimana Tuan Penyekap mengikat badanku kembali. Haruskah aku melepaskan ikatannya sekarang? Tidak. Kurasa harus menunggu saat yang benar-benar aman, atau menunggu Tuan Penyekap melepaskanku. Dia mengatakan bahwa dia akan melepaskanku saat sudah aman. Aku tidak tahu seperti apa aman yang dia maksud, tapi mungkin itu memang saat yang tepat untuk melepaskanku. Namun, apa dia benar-benar akan mem-bebaskanku?

Di saat seperti ini, aku teringat kembali dengan tangan itu. Siapa yang menyimpannya di situ? Tuan Penyekapkah? Atau orang lain?

Aku selalu berpikir Tuan Penyekaplah yang melakukan ini semua, tapi keyakinanku selalu goyah saat melihat Tuan Penyekap. Dia kelihatan sangat baik. Ditambah senyum yang selalu terpasang di bibirnya, serta suaranya yang sangat ramah dan lembut, semua orang pasti menganggap Tuan Penyekap orang yang ramah dan menyenangkan.

Aku ingin kembali terlelap. Tidak ada yang ingin kulakukan sekarang. Lagi pula, saat ini aku tidak bisa membuka mata. Tak lama lagi aku pasti akan tertidur kembali.

Kapan Tuan Penyekap datang? Kejutan apa yang dia maksud?

Aku harus sedikit bersabar untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Semua hanya masalah waktu.

Aku baru saja akan kembali ke alam tidur, saat kudengar suara langkah kaki bergerak ke sana dan kemari di luar ruangan. Langkah kaki itu akhirnya berhenti, digantikan oleh derit pintu terbuka, lalu tertutup kembali dari kejauhan. Setelah itu, tidak terdengar suara apa pun dari dalam rumah.

Tuan Penyekap sudah bangun, tapi dia pergi ke luar rumah. Tumben, dia tidak langsung datang ke sini sebelum memulai aktivitasnya. Mungkin dia ada keperluan yang sangat penting.

Setelah sekian lama keheningan ini berlangsung, akhirnya samar-samar terdengar suara pintu terbuka. Tuan Penyekap sudah kembali. Kudengar suara langkah kakinya terus bergerak ke seluruh penjuru rumah. Sesekali langkah kaki itu berhenti. Namun, dia tak kunjung datang ke ruangan ini. Lama kelamaan aku menjadi ragu kalau langkah kaki itu bukan milik Tuan Penyekap.

Setelah mencetak ribuan langkah di luar ruangan, pintu ruangan akhirnya terbuka. Langkah kaki itu mendekat, dan akhirnya berhenti tepat di sampingku.

"Elisa, Bangunlah! Sekarang sudah siang."

Tuan Penyekap menepuk bahuku beberapa kali. Kini aku yakin langkah kaki barusan adalah miliknya. Tanpa menunggu responsku, Tuan Penyekap mendirikan badanku, lalu membuka penutup mata dan mulutku. Aku segera membuka mataku begitu penutup mata itu terlepas. Pandangan pertama yang kulihat adalah raut wajah Tuan Penyekap yang begitu kaku. Tidak seperti biasanya. Hari ini dia tak memperlihatkan senyumnya. Entah apa yang terjadi padanya.

Tuan Penyekap lalu memberikanku sebuah kaus dan celana pendek.

"Ganti pakaianmu dengan itu! Pakaianmu sudah sangat kotor," komentarnya kemudian.

Aku sempat memutar otak, mencari cara bagaimana mengganti pakaian dengan keadaan terikat seperti ini, saat Tuan Penyekap langsung bergerak ke belakangku dan membuka ikatan di tangan. Tangan Tuan Penyekap lalu bergerak membuka ikatan yang lainnya.

Aku meregangkan tangan dan punggung. Nikmat sekali. Rasanya sudah lama sekali tubuhku tidak merasakan kebebasan seperti ini.

Setelah semua tali terbuka, Tuan Penyekap memberikan selembar kain yang sangat lebar dan cukup tebal padaku.

Let Me Escape (Edisi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang