Kubuka mataku perlahan. Bayangan Tuan Penyekap tak terlihat di ruangan ini. Setelah mengetahui isi boks itu, aku tak menyangka dapat tidur dengan tenang. Itu merupakan suatu keajaiban.
Apa yang kutemukan semalam kembali memenuhi pikiranku.
Keberadaan pakaian serta data diriku di sini ...
Fotoku yang diambil secara diam-diam ...
CD kegiatan sehari-hari seseorang ...
Semua mulai kelihatan jelas.
Orang yang Tuan Penyekap kuntit adalah aku.
Ah, tapi ... kalau benar akulah orang yang dia kuntit, berarti potongan tangan manusia yang sebelumnya kutemukan bukan milik orang yang dia kuntit. Kalau benar begitu, milik siapakah itu?
Semua masih belum jelas. Jika saja aku bisa mengetahui apa isi CD-CD itu, aku bisa mengetahuinya secara pasti, tapi saat ini aku masih belum bisa. Sebaik apa pun Tuan Penyekap kelihatannya, di dalam belum tentu sama seperti cangkangnya. Tuan Penyekap berbahaya. Secepat mungkin aku harus pergi dari sini.
Tak lama kemudian, pelan-pelan terdengar langkah kaki menuju ruangan ini. Pintu ruangan lalu terbuka.
"Oh." Tuan Penyekap terlihat sedikit terkejut. "Kau sudah bangun?"
Dia pun melangkahkan kakinya mendekatiku.
"Selamat pagi, Elisa," ucapnya seraya mengubah posisiku menjadi duduk. "Kau harus sarapan. Aku akan mengambilkanmu makanan."
Tuan Penyekap pun keluar, dan saat Tuan Penyekap kembali lagi, aku melihat sesuatu yang berbeda. Tuan Penyekap membawa makanan yang porsinya jauh lebih banyak dari biasanya.
"Kau harus makan banyak hari ini."
Tuan Penyekap tampak kesulitan membawa piring yang penuh makanan—tangan kanannya berisi dua tangkup sandwich, di tangan kirinya ada mi goreng, dan di antara keduanya ada puding karamel yang dia pegang dengan kedua tangannya. Cara berjalannya menjadi aneh saat dia membawa itu semua. Aku berharap tidak ada yang terjatuh.
"Itu terlalu banyak," ucapku saat dia menaruh satu per satu piring di hadapanku.
"Tak apa," jawabnya, "itu lebih baik daripada kau kelaparan."
"Aku merasa cukup dengan porsi makanan yang kauberikan biasanya."
"Hari ini kau tidak akan merasa cukup."
Tuan Penyekap menyambar piring berisi sandwich. Kali ini dia tidak memotongnya seperti biasa. Dia membiarkan tangkup-tangkup sandwich itu begitu saja. Dia mengangkat salah satu sandwich dan langsung dia antarkan ke mulutku.
Aku merasa Tuan Penyekap sedikit terburu-buru hari ini.
Tak membutuhkan waktu lama untukku menghabiskan 2 tangkup sandwich itu—karena Tuan Penyekap menyuapiku dengan terburu-buru. Belum lewat semenit setelah aku menelan gigitan terakhir sandwich itu, Tuan Penyekap langsung mengambil piring mi goreng dan melilitkan setiap utas mi pada garpu. Dia lalu mengarahkannya pada mulutku.
"Aku sudah kenyang," tolakku.
"Kau akan menyesal jika tidak memakannya sekarang."
Tuan Penyekap tetap mengarahkan ujung garpunya pada garis bibirku. Aku tetap tak membukanya.
"Dengar, Elisa!" kata Tuan Penyekap, "aku harus pergi setelah ini. Aku tidak tahu bisa cepat kembali, atau tidak. Kemungkinan besar, tidak."
Wah ... aku tidak salah dengar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Escape (Edisi Revisi)
Mystery / Thriller((TELAH TERBIT)) Begitu Elisa terbangun, dia menyadari bahwa dirinya berada di dalam sebuah ruangan yang tidak dia kenali dengan keadaan terikat. Bagaimana dia bisa berada di ruangan itu, dia tidak ingat. Seorang lelaki datang dan merawat Elisa...