22

560 21 0
                                    

"Wah, kau sudah bangun rupanya."

Tuan Penyekap membuka pintu.

"Selamat pagi."

Aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Entah sudah berapa hari berlalu sejak hari itu, hari-hariku di sini mulai berubah. Dengan banyaknya kamera yang menyorot, aku tak bisa sembarang bergerak. Aku bahkan belum memikirkan bagaimana caranya untuk kabur. Sejak hari itu, Tuan Penyekap menjadi lebih sering menghabiskan waktu di ruangan ini. Mungkin dia belum puas—meskipun sudah memasang banyak kamera untuk mengawasiku.

"Hari ini ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu," ucapnya di hadapanku. "Tapi, sebelum itu kau harus sarapan dan mandi terlebih dahulu."

Dia menggerakkan tangannya menepuk kepalaku, lalu melangkahkan kaki keluar ruangan. Tinggallah diriku sendirian di dalam ruangan.

Pandanganku kuarahkan lurus ke depan. Bayanganku terpantul pada lensa gelap di hadapanku—hanya terkulai tak berdaya. Kini bukan tali yang membelengguku. Tali-tali itu sudah berubah menjadi rangkaian ferum. Sungguh bodoh diriku. Sungguh ceroboh.

Setiap hari tak henti-hentinya aku mencela diriku sendiri. Aku tahu, seharusnya kau memikirkan bagaimana untuk bisa terbebas dari keadaan ini, tapi otakku menolak untuk bekerja.

Pintu ruangan pun kembali terbuka. Tuan Penyekap membawa sebuah piring dan ember. Sarapan hari ini adalah roti bakar. Seperti biasa, Tuan Penyekap menyuapiku dan mengelap badanku yang mulai berdebu.

Selesai dengan itu semua, Tuan Penyekap pun keluar ruangan dan kembali lagi dengan laptopnya. Dia juga membawa sekotak CD. Pada permukaan kotak itu juga tertulis sesuatu. Tulisan di kotak CD itu masih terlalu jauh untuk dijangkau oleh pandanganku.

"Video ini sudah kubersihkan. Sekarang, kau bisa melihatnya dengan lebih jelas," ucap Tuan Penyekap seraya duduk di sampingku.

Dia pun membuka laptopnya. Kotak CD itu dia taruh begitu saja di samping laptopnya. Kini aku dapat melihatnya dengan jelas.

"Ulang Tahun – 30 Januari 2017"

...

Hahaha.

Semuanya sudah jelas sekarang.

Tanpa melihat video itu pun aku sudah tahu isinya.

Tuan Penyekap mengambil CD dari dalam kotaknya dan memasukkannya ke dalam CD driver-nya. Kami hanya perlu menunggu beberapa detik untuk melihat laptop selesai membaca CD yang baru saja di-input.

Video itu pun berputar.

Happy birthday to you .... Happy birthday to you ....

Mereka semua mengumandangkan lagu itu diiringi tepuk tangan. Suasana di sana begitu meriah, penuh dengan senyuman. Semua orang berkumpul di ruang tengah sebuah rumah dan membuat lingkaran, mengelilingi seseorang—seorang gadis—dan sebuah kue ulang tahun yang besar. Gadis itu pun tak kalah gembiranya dengan yang lain. Senyumnya mengembang begitu lebar sehingga menarik segumpal air menggenangi kornea matanya dan memenuhi skleranya.

Tak satu pun dari mereka yang menyadari keberadaan satu orang lagi yang turut merayakan acara ulang tahun tersebut.

Video itu diambil sedikit jauh dari mereka semua. Sesuatu yang buram—yang tidak bergerak mengikuti arah kamera—menghalangi pemandangan di dalam video. Terima kasih telah mengatakan bahwa kau mencintaiku. Maafkan aku yang lebih mencintai kebebasan. Video ini diambil dari luar rumah, melalui jendela.

Suatu suara terdengar menyusul kemeriahan di dalam rumah. Kini terdengar jauh lebih jelas dari yang berasal dari dalam rumah. Aku mengenal suara ini.

Happy birthday to you ....

Suara Tuan Penyekap.

Happy birthday to you ....

Gadis itu meniup lilin di atas kue. Semua orang sudah berhenti bernyanyi, tetapi Tuan Penyekap masih melanjutkannya.

Happy birthday Elisa ....

Pisau pun bergerak membelah kue. Semua mata tertuju pada kue itu—tak sabar untuk mencicipinya. Akhirnya potongan pertama berhasil dibuat, dan dipindahkan pada piring kecil. Gadis itu pun melayangkannya pada seorang lelaki berkemeja putih yang sedari tadi berdiri di dekatnya. Iringan tepuk tangan dan seruan dari yang lain pun memenuhi seluruh ruangan.

Happy birthday to you ....

Lelaki berkemeja putih itu pun menerimanya dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu seraya menahan bagian belakang kepalanya. Bibirnya pun mendarat pada kening sang gadis.

Sedetik setelah adegan itu berlangsung, video langsung berhenti—atau lebih tepatnya diberhentikan. Video itu baru berjalan sekitar seperempat dari durasi aslinya.

"Aku paling tidak menyukai bagian itu."

Mata Tuan Penyekap tetap tidak lepas dari layar laptopnya.

Isi CD benar-benar sesuai dugaanku. Kalau CD ini berisi tentangku, pasti CD yang lain juga berisi tentang kegiatanku. Berarti ... Tuan Penyekap telah menguntitku untuk waktu yang cukup lama, dan aku sama sekali tidak mengetahuinya. Jangankan mengetahui, aku bahkan tidak curiga sama sekali. Aku sama sekali tidak awas dengan keadaan di sekitarku. Tidak heran jika dia menculikku semudah ini.

Semua pertanyaanku terjawab sudah. Kenapa Tuan Penyekap bisa menyimpan pakaian-pakaianku, kenapa Tuan Penyekap bisa menyimpan data diri, serta foto-fotoku. Sudah pasti itu semua karena dia telah menguntitku.

Ah ... masih ada satu hal lagi yang belum jelas.

Tangan siapa yang dia simpan itu?

"Sebenarnya cukup sulit bagiku untuk merekam itu semua—karena Tuan Penyekap terus berdiri di dekatmu. Tapi, pada akhirnya aku terus merekamnya hingga perayaannya selesai."

Tuan Penyekap mengeluarkan CD dari laptopnya, lalu menaruhnya kembali ke dalam kotaknya.

"Kau ingin melihat video yang lain? Saat kau mengikuti sebuah seminar ... atau saat kau bermain dengan teman-temanmu, mungkin?" tanya Tuan Penyekap.

Aku tidak menjawabnya.

Tuan Penyekap pun menghela napas, dan melanjutkan,

"Apa saja kecuali yang ada lelaki berengsek itu."

"Ryan bukan lelaki berengsek."

"Oh ya?" Tuan Penyekap terkekeh. "Dia sudah mengambilmu dariku."

"Sejak dulu aku bukan milikmu."

"Aku mengenalmu lebih dulu darinya."

"Kau berbohong."

"Aku tidak pernah berbohong, Elisa." Tatapannya lurus menembus bola mataku. "Faktanya memang seperti itu."

"Mengenalku bukan berarti memilikiku," bantahku, "lagi pula, aku tidak mengenalmu."

"Kau memang belum mengenalku saat itu." Suaranya memelan perlahan. "Aku tahu, dia yang membuatmu menjadi seperti ini."

Membuatku seperti ini? Kenapa?

Aku tak pernah mengerti lelaki ini.


Let Me Escape (Edisi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang