Setelah selesai menonton First Love, Tuan Penyekap kembali memutar film lainnya. Dia memutar begitu banyak film dengan berbagai genre. Mulai dari romance, comedy, action, fantasy, science fiction, bahkan animasi. Sebagian film sudah pernah kutonton, sehingga aku menghabiskan waktu untuk memerhatikan Tuan Penyekap. Di pertengahan film, kami merasa lapar sehingga Tuan Penyekap menghentikan bioskop kecilnya sebentar, dan mengambil makanan untuk mengisi perut kami berdua, lalu melanjutkan menonton film.
Tak terasa, beberapa jam telah terlewati sejak pertama kali Tuan Penyekap memutar filmnya. Jam di laptopnya kini menunjukkan angka 10:53 PM. Sudah lebih dari dua belas jam.
"Oh, sekarang sudah larut sekali," ucap Tuan Penyekap saat dia melihat jam di laptopnya. "Kita sudahi dulu saja, ya. Sekarang saatnya kau untuk tidur."
Tuan Penyekap kemudian menutup laptopnya tanpa me-matikannya. Kurasa dia sengaja melakukannya agar aku tidak melihat isi laptopnya melalui desktopnya.
Sejak tadi pagi, aku menjadi lebih memperhatikan Tuan Penyekap dari sebelumnya. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan melakukan kejahatan, sekecil pun. Bahkan berbohong pun rasanya tak mungkin. Dia juga tak pernah membiarkan rambutnya berantakan meskipun lumayan panjang. Dia selalu merapikan rambutnya ke kanan setiap kali rambut depannya mulai jatuh menutupi dahi. Pakaian yang dia kenakan pun tidak pernah terlihat lusuh. Meskipun, dia hanya memakai kaus dan celana panjang, tetap saja penampilannya terkesan rapi. Wajahnya terlihat seperti orang Asia, namun ada sedikit kesan Kaukasoid pada dirinya. Badannya pun tegap. Dia benar-benar orang yang tidak ada cacatnya dari luar. Lelaki ini pasti mempunyai banyak penggemar di luar sana.
Dia kemudian membaringkan badanku dengan memosisikan kepala di atas bantal, lalu menyelimutiku.
"Tidurlah yang nyenyak, Elisa!" pintanya sambil mengelus rambutku, kemudian berlalu ke luar ruangan.
Sekarang sudah hampir pukul 11 malam. Memang sudah cukup malam, tapi aku tak akan membiarkan hari ini terbuang sia-sia tanpa menemukan petunjuk mengenai siapa Tuan Penyekap sebenarnya.
Kudengar langkah Tuan Penyekap sempat mondar-mandir di luar ruangan. Menjauh dan mendekat. Tuan Penyekap mungkin sedang membereskan rumahnya sebelum pergi tidur. Beberapa lama kemudian, langkah kakinya menjauh dan akhirnya tidak terdengar lagi.
Kurasa sekarang sudah aman.
Untuk memastikan, aku menempelkan telingaku pada karpet selama beberapa menit. Tidak terdengar suara.
Ya, sudah aman.
Aku melepaskan tali di pergelangan tangan yang sudah lelah kugenggam ujung ikatannya. Setelah itu, segera melepas tali-tali lainnya. Rasanya nikmat sekali saat terbebas dari tali-tali itu lagi.
Tanpa membuang waktu, aku melanjutkan pencarian lagi. Tadinya, ingin melihat kardus-kardus lain di atas lemari kecil di dekat pintu, tetapi kurasa aku tak perlu melakukannya. Isinya pasti tak jauh beda dari kardus bertuliskan "Januari 2017."
Tumpukan kantong plastik hitam di sebelah lemari menarik perhatianku. Kantong plastik itu diikat oleh seutas tali pada bagian atasnnya. Ukurannya lumayan besar, dan ada beberapa tumpuk.
Kubuka kantong plastik yang paling depan. Tali yang mengikat kantong plastik tidak terlalu sulit dibuka. Hanya mem-butuhkan waktu sekitar dua menit untuk membukanya.
Isinya hanya botol-botol plastik kosong. Untuk apa Tuan Penyekap menyimpan botol-botol kosong? Hmm ... mungkin dia ingin mendaur ulangnya. Aku menutup kembali kantong plastik itu semirip mungkin dengan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Escape (Edisi Revisi)
Mystery / Thriller((TELAH TERBIT)) Begitu Elisa terbangun, dia menyadari bahwa dirinya berada di dalam sebuah ruangan yang tidak dia kenali dengan keadaan terikat. Bagaimana dia bisa berada di ruangan itu, dia tidak ingat. Seorang lelaki datang dan merawat Elisa...