Nayla sedang menunggu bus yang lewat di halte dekat rumahnya. Hari ini, hari pertamanya sekolah di SMA Tunas Bangsa maka dari itu dia tidak boleh terlambat, jika dia terlambat Nayla bisa menjadi sasaran empuk bagi para anggota OSIS yang hari ini menjadi panitia pelaksana MOS.
Bus yang di tunggu tidak kunjung datang. Sekalipun ada, bus tersebut sudah kepenuhan muatan hingga hanya melewati halte tersebut. Nayla melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul 06.15 masih ada waktu, semoga bus yang ditunggu segera datang.
Saat bus datang Nayla bergegas naik dan mencari bangku yang kosong. Tidak butuh waktu lama, Nayla sudah sampai di depan sekolah barunya.
Nayla menarik nafas lega setidaknya hari ini dia tidak akan di hukum karena terlambat. Dia melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah, sudah banyak siswa yang datang terutama siswa yang menggunakan seragam putih biru seperti dirinya.
Matanya melihat ke segala arah, mencari keberadaan sahabatnya yang mendaftar di sekolah yang sama dengannya. Kerena tidak di temukan akhirnya dia memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di kooridor, mungkin belum datang pikirnya. Ia sedikit tersentak, saat ada yang mencolek lengannya.
"Tania! Lo ngagetin aja." Ucapnya seraya mengusap-usap dada.
"Upsss, sorry abis pagi-pagi udah ngelamun aja." jawab Tania yadn sudah duduk di samping Nayla.
"Siapa yang ngelamun?" Kata Nayla tak terima, ia tidak melamun.
"Lo lah! Kan lo yang kaget barusan. Gak boleh loh Nay ngelamun pagi-pagi, pamali!" Tania mengucapkan itu sambil melambaikan tangannya, mata Nayla ikut melihat ke arah lambaian tangan Tania.
"Hufttttt... untung aja nggak telat." Kata Noura sambil menetralkan nafasnya.
"Nih minum dulu." Nayla menyerahkan sebotol air mineral kepada Noura, yang langsung di terima oleh Noura. "Makasih Nay" katanya setelah menghabiskan setengah dari isi botol tersebut.
Nayla, Tania, dan Noura sudah bersahabat sejak mereka kelas satu SMP, maka tidak usah heran jika mereka sudah sangat akrab. Nayla sangat senang bisa mengenal mereka apalagi mereka sekarang satu sekolah lagi, Nayla berdoa semoga mereka bisa satu kelas.
Nayla mengenal Tania pada saat mereka di hukum karena terlambat. Nayla kira Tania itu orang yang sombong, saat mereka dalam masa hukuman Tania sama sekali tidak mau memulai pembicaraan dengan Nayla, jika ditanyapun dia hanya menjawab seperlunya. Tapi saat hukuman sudah selesai Tania mengajak Nayla pergi ke kantin bersama. Saat itu lah pikiran buruk tentang Tania seolah hilang tak bersisa.
Nayla yang saat itu membawa bekal, tidak berniat untuk ke kantin. Dia bingung harus menyetujui atau menolak ajakan Tania. Karena merasa tidak enak jika harus menolak ajakan teman barunya akhirnya dia menyetujui untuk pergi ke kantin. Toh, dia bisa memakan bekalnya dikantin bersama dengan Tania.
Saat mereka memasuki kantin ternyata disana sudah ramai, karena melihat kantin yang seramai itu Nayla berinisiatif untuk membagi bekalnya dengan Tania, kebetulan Nayla memang dibawakan bekal lebih oleh bundanya, Tania awalnya menolak dengan alasan tidak mau merepotkan, tapi Nayla tetap memaksa. Kalau Tania tetap ikut mengantri untuk membeli makanan yang ada nanti Tania malah tidak bisa makan karena bel masuk sudah berbunyi duluan. Tania yang tidak memiliki pilihan, akhirnya menerima tawaran Nayla untuk makan bekal itu sama-sama.
Pertemuan awal mereka memang sangat biasa, tapi karena meraka merasa cocok untuk berteman akhirnya mereka menjadi sahabat sampai saat ini. Lalu pertemuannya dengan Noura, saat itu Nayla dan Tania sedang berjalan menuju ke kantin, saat mereka melewati toilet Nayla mendengar suara rintihan. Karena penasaran mereka masuk ke dalam, alangkah kagetnya mereka saat melihat Noura yang terduduk di lantai sambil memegang perutnya yang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (New Version)
Roman pour AdolescentsSebelumnya Nayla tidak pernah berpikir akan merasakan cinta di masa putih abu-abu. Terlebih kepada dia, yang sudah mengerjai Nayla di hari pertamanya masuk sekolah baru. Sampai semuanya berubah, Nayla tidak bisa lagi mengendalikan perasaannya. Nayla...