Part 4

5.4K 278 0
                                    

Nayla memegang dadanya, disana berdetak tidak normal.

Thalia menatap temannya bingung tadi katanya tidak apa-apa tapi sekarang dia memegang dadanya. Apa dia baru saja dibohongi? pikirnya.

"Nay, lo beneran gapapa? Gue temenin ke UKS yuk!" wajah Nayla yang pcat membuatnya khawatir.

"gue nggak apa-apa kok, cape aja kan abis lari barusan hehe." sambil tertawa, tapi tawanya terdengar hambar.

"lo serius? Tapi muka lo pucet banget Nay." Kata Thalia khawatir.

"dua rius malah." Nayla tersenyum.

Seorang guru memasuki kelas mereka, membuat mereka terpaksa menghentikan pembicaraan.

Seperti biasa kantin sangat ramai di jam istirahat seperti ini. Nayla dan ketiga temannya sudah duduk manis di bangku kantin. Hari ini ia membawa bekal dari rumah alasanya karena dia malas mengantri untuk membeli makanan.

"Kalian nggak beli makanan?" Tanyanya kepada ketiga temannya.

"Nggak kami nitip hahaha." Tania menjawab pertanyaan Nayla, yang di angguki kedua temannya yang lain.

"Siapa yang pesen bakso tadi?" Tanya Kevin sambil meletakan nampan yang berisi 3 mangkok bakso.

Tidak lama di belakang Kevin ada Febri dan Rio yang membawa nampan berisi minuman dan siomay. Pesanan mereka sudah lengkap.

"Yukkk makan!" Kata Tania.

"Etttttt... Nanti dulu beb, temen aku masih kurang satu dia lagi di toilet." Tania cemberut mendengarnya.

"Ebusettt, yo itu bibir cewek lo ngapa maju begitu?" Febri menggoda Tania.

Rio menjitak kepala temannya itu seraya mendelikan matanya.

"Bisa diem gak kalian? Temen kalian lama banget sih!" Noura yang sudah kelapaan ikut kesal.

"Dek Nou jangan marah-marah dong nanti cantiknya ilang loh." goda Kevin.

"Apaan sih lo kak jijik ish." Noura memasang tampang gelinya.

Melihat interaksi keduanya membuat yang lain tertawa geli karena ekspresi Kevin yang menurut mereka lucu.

"Nah itu Devan udah dateng yok makan!" Kata Febri semangat.

Nayla menengokan kepalanya ke arah yang di tunjuk Febri. Tubuhnya menegang, ini serius? Sekali lagi ia memastikan, semoga Febri salah menunjuk orang. Harapannya patah saat Devan duduk di hadapannya. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Sorry ya lama, diajak ngobrol sama Fahmi tadi." Devan merasa enak.

"Yeuuuu Van, kita udah kelaperan lo malah ngobrol sama Fahmi, kalo ngobrolnya sama cewek sih kita maklum." Kata Kevin dengan nada setengah jengkel.

Rio yang mendengar celetukan temannya itu melemparkan tisu bekas ke arah Kevin.

"Cewek mulu otak lo! Devan kan gak kaya lo yang haus belaian." Rio dan yang lainnya tertawa kecuali Nayla yang sejak tadi menundukan kepalanya.

"Apa sih kalian! Udah yuk makan keburu bel nanti." meskipun di jadikan bahan ledekan teman-temannya Devan masih datar-datar saja.

Mereka semua melahap makanan yang sudah ada dihadapan mereka.

Nayla yang sudah menghabiskan makanannya, ia menutup kembali kotak bekalnya. Saat hendak mengambil tisu, tangannya tidak sampai letak tisu memang cukup jauh dari jangkauannya.

Devan yang melihat itu berinisiatif mengambilkan tisu untuk Nayla. Ia tersenyum saat Nayla menerima tisu di tangannya.

"Ehemmm... Berasa nonton drama korea nih, gak sekalian di usapin kak mulut Naylanya." Celetuk Thalia yang menyaksikan kejadian itu.

Secret Admirer (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang