Devan mendudukan dirinya di bangku kantin, seperti biasa di saat jam istirahat dia akan menghabiskan waktunya untuk makan dan berkumpul bersama dengan ketiga sahabatnya. Tak berselang lama Thalia memasuki kantin bersama kedua sahabatnya, ia mengerutkan keningnya saat tidak mendapati sosok Nayla di antara mereka.
"Nayla kemana?" Tanyanya kepada Thalia.
"Nggak masuk, tadi Bundanya ngabarin katanya Nayla dirawat di Rumah Sakit." Thalia menjelaskan informasi yang ia dapat dari wali kelasnya.
Tadi pagi saat Thalia datang bangku di sampingnya masih kosong, ia pikir Nayla terlambat, sampai bel masuk berbunyi Nayla masih juga belum datang membuatnya bertanya-tanya. Tapi saat dia ingin menghubungi Nayla, Bu Fira Wali Kelasnya memasuki kelas dan memberitahukan kabar tentang Nayla yang tidak bisa masuk karena di rawat di Rumah Sakit.
"Siapa yang di sakit?" Tanya Febri yang mendengar sekilas pembicaraan dua orang itu.
"Nayla." jawab Thalia singkat.
"Sakit apa?" Thalia menggeleng.
"Gue nggak tau belom sempet hubungin Nayla juga, kayanya dia perlu banyak istirahat. Nanti aja kita tanya pas jenguk."
"Kapan mau jenguk?" Kevin ikut nimbrung dengan pembicaraan mereka.
"Pulang sekolah, kalian mau ikut?" tanpa banyak berpikir mereka semua mengangguk setuju, kecuali Devan.
"Lah Van, lo gak ikut?" Tanya Rio.
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul." Jawab Devan singkat.
Setelah itu mereka semua terdiam menikmati makanan mereka masing-masing.
*****
Nayla membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat sekali ia memegang kepalanya sedikit heran saat mendapati jarum infus di tangannya, seingatnya semalam ia tidur di kamarnya lalu kanapa sekarang ada disini?
Ceklekk...
Pintu terbuka, Sekar yang melihat Nayla sudah bangun segera menghampiri putrinya.
"Udah bangun toh, Masih ada yang sakit?" Terlihat raut khawatir dan kelegaan di wajah bundanya. Nayla menggeleng lemah, ia tidak mau bundanya semakin khawatir.
"Bun, kok Nay ada disini?" Bunda Nayla menyerahkan segelas air putih, sebelum menjawab pertanyaan Nayla.
"Semalam demam kamu gak turun-turun Nay, bunda khawatir kamu kenapa-kenapa. Jadi Bunda bawa kamu ke sini." Jelas Sekar.
"Nay sakit apa bun?" Tanyanya lagi, sambil menyerahkan gelas yang isinya sudah tersisa setengah.
"Demam Berdarah Nay." Jawab Sekar.
"Yaudah sekarang kamu makan dulu ya? Abis itu minum obat, biar cepet sembuh."
Tanpa menunggu persetujun Nayla, Sekar langsung menyuapinya. Mau tidak mau Nayla harus makan karena dia tidak mau berlama-lama di rumah sakit.
Thalia melangkah terburu-buru menuju parkiran sekolah, kedua sahabatnya dan tiga sahabat Devan sudah menunggunya disana. Mereka akan ke Rumah Sakit untuk menjenguk Nayla.
Saat sudah tiba di parkiran ia melihat semuanya sudah berkumpul, Thalia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Febri saat melihat Noura sudah berdiri di samping motor Febri.
"Udah gak ada yang di tunggu lagi kan? Yaudah yuk berangkat." Terdengar kegetiran saat mengucapkan kalimat barusan.
Tidak ingin membuang waktu lagi Thalia langsung naik ke motor Kevin. Dia membuang pandangannya saat motor Kevin melaju melewati motor Febri. Mereka keluar dari parkiran sekolah. Sebelum ke Rumah Sakit mereka mampir dulu ke toko buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (New Version)
Teen FictionSebelumnya Nayla tidak pernah berpikir akan merasakan cinta di masa putih abu-abu. Terlebih kepada dia, yang sudah mengerjai Nayla di hari pertamanya masuk sekolah baru. Sampai semuanya berubah, Nayla tidak bisa lagi mengendalikan perasaannya. Nayla...