Part 16

3.2K 194 1
                                    

Para sahabat Thalia sudah datang, sekarang mereka sedang berada di kamar Thalia. Sedangkan Devan dan yang lain berada di ruang tamu.

"Serius udah jadian?" Tanya Tania, dan diangguki oleh sahabatnya yang lain.

"Udah dari tiga hari yang lalu sih." Jawab Thalia.

"Kok lo baru kasih tau kita sekarang?" Kata ketiganya serentak.

"Ya maaf, kan baru sempet, masa gue bilangnya pas ada kak Febri kan malu." Jawab Tahlia, pipinya bersemu.

"Cie Thalia blushing!" Ucap Noura polos, yang lain tertawa melihat Thalia yang salah tingkah.

"Ih Nou apa sih, nggak ya mana ada gue blushing." Thalia mengelak.

"Lah ini buktinya." Noura menoel pipi Thalia, membuat yang punya pipi segera menutupi dengan kedua tangannya.

"Udah ah gue malu." Ucap Thalia akhirnya.

"Kalo lo sama kak Kevin gimana?" Tania mengalihkan pembicaraan, kasihan juga Thalia yang wajahnya sudah memerah.

"Loh, kok gue?" Tanya Noura bingung.

"Iya lah! Kak Kevin lagi gencar banget deketin lo, masa lo gak nyadar?" Nayla mencolek bahu Noura.

"Nggak ada ya! Dia Cuma seneng jailin gue aja."

"Nggak mungkin Nou, setau gue biar begitu kak Kevin nggak pernah jadiin cewe bahan becandaan." Ujar Thalia yakin, pasalnya Kevin sudah lama bersahabat dengan Devan, membuatnya sedikit banyak tau karakter laki-laki itu.

"Nou lo nggak bisa boong sama kita." Kata Tania.

"Gue nggak boong, kenyataannya emang gue ngerasa begitu." Tania menggeleng.

"Gue nggak sengaja denger pembicaraan kalian beberapa waktu lalu. Lo masih nggak mau jujur sama kita?" Noura mgembuskan nafas berat.

"Gue belum seyakin itu sama perasaannya. Gue masih belum bisa bedain mana bercandaan, dan seriusnya. Dia terlalu susah buat gue tebak."

"Gue yakin dia serius Nou." Kata Thalia meyakinkan.

"Gue juga, kalo dia nggak serius mana mau dia tiga kali sehari chat lo Cuma buat bilang cinta. Padahal dia tau chat pertama aja nggak lo bales."

"Nah itu dia. Gue juga bingung sampe tiga kali sehari gitu, itu cinta apa obat sakit kepala?" Noura menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Astaga Noura, itu bentuk usaha dia buat nunjukin sama lo kalo dia serius! Abis ngomong langsung tanggapan lo begitu sih." Tania benar-benar gemas dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Ya maaf, gue kan nggak tau gue kira dia lagi isengin gue waktu itu." Ketiga sahabatnya menggeleng tak percaya.

Sementara itu, di tempat lain Devan duduk termenung di gazebo dengan ponsel dalam genggamannya.

Rio melangkah mendekati sahabatnya itu, niat awal ingin mengagetkan Devan, tapi laki-laki itu sudah sadar lebih dulu dengan kedatangannya.

"Sial, tadinya gue mau ngagetin lo!" Rio duduk di samping Devan.

"Gue kira lo lagi ngelamun." Devan yang mendengar ucapan Rio hanya menggeleng.

"Nggak, gue abis bales pesan nyokap." Jawab Devan singkat.

"Masih Van?" Tanya Rio ambigu. Tapi tidak untuk Devan, laki-laki mengangguk.

"Sampe kapan?"

"Sampe orang itu gak tinggal lagi di rumah!" Jawaban Devan terdengar dingin, tidak ada emosi di wajahnya. Tapi Rio tau Devan sedang memendam kekecewaan.

"Udah yuk masuk! Lo di tunggu yang lain di dalem." Ajak Rio, Devan mengangguk dan mengikuti langkah Rio.

"Ada apaan nih ribut-ribut?" tanya Rio yang mendengar keributan dari ruang tamu.

Dia melihat kedua temannya sudah datang, terlihat Kevin sudah duduk di samping Noura.

"Sana ih minggir!" Kata Noura sambil mendorong Kevin. Sementara yang di dorong sama sekali tidak merasa terusik, malah asik memakan cemilan yang ada di pangkuannya.

Tidak perlu jawaban, Rio sudah tau penyebab keributan ini pasti karena ulah Kevin.

"Woi!" Kevin melempar sebutir kacang ke arah Febri yang sedang berbicara dengan Thalia.

"Apaan sih kampret!" Kata Febri sambil mengibaskan tangannya ke arah Kevin.

"Pacaran aja, emang deh yang baru jadian mah beda. Dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak!"

"Ck! Bilang aja lo iri, gitu aja kok ribet." Ujar Febri.

"Nah itu dia! Noura gamau gue ajak pacaran, katanya dia mau ta'aruf aja." Noura menyikut perut Kevin, membuat laki-laki itu mengaduh.

"Berisik, ngarang aja. Gue nggak ada bilang gitu ya!" Noura memicingkan matanya.

"Jadi udah mau nih gue ajak pacaran?" Kevin menaik turunkan alisnya.

"Tetep nggak!" Jawab Noura sarkas.

"Jangan galak-galak dong, nanti kalo gue tambah cinta gimana?" Ucap Kevin mengacak rambut Noura.

Secret Admirer (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang