Motor Devan berhenti tepat di depan gerbang Panti Asuhan yang Nayla maksud. Tempatnya tidak terlalu besar, tapi tidak bisa dikatakan kecil juga. Motor Devan yang cukup tinggi membuat Nayla sedikit merasa kesultan untuk turun, dengan ragu ia menjadikan bahu Devan sebagai pegangan.
"Makasih kak!" ucap Nayla saat sudah berhasil turun dari motor tinggi Devan.
"Nay... "
"Iya?"
"Gue boleh ikut masuk?" tanya Devan. Nayla tersenyum mendengarnya, ia pun mengangguk senang rasanya bisa mengenalkan panti ini kepada banyak orang, karena kemungkinan besar orang tersebut akan kembali lagi ke tempat ini
Devan memarkirkan motornya di halaman panti. Hari ini Devan menggunakan kaos hitam polos dilapisi jaket dengan celana jeans berwarna navy, tidak lupa sepatu converse yang memperkeren panapilannya. Tidak heran kalau dia menjadi idoa sebagian siswi di sekolahnya, dilihat dari segi manapun Devan terlihat tampan tanpa celah.
Sedangkan Nayla hanya menggunakan celana Jeans hitam dan kaos lengan panjang berwarna maroon disertai dengan flat shoes senada. Sedehana dan sopan, pada dasarnya Nayla sudah cantik menggunakan pakaian sesederhana apapun tetap saja terlihat cantik.
Mereka memasuki teras panti, disana banyak anak-anak yang sedang bermain. Nayla mengucapkan salam sebelum memasuki panti untuk bertemu dengan Ibu Rossa yang mengelola panti ini.
Setelah menyerahkan buku yang Nayla bawa kepada Ibu Rossa mereka kembali kedepan untuk bermain dengan anak-anak panti.
"Kak Naylaaa... " panggil mereka berbarengan.
"Haiiii, gimana kabar kalian?" tanya Nayla dengan senyum yang mengembang, keceriaan terpancar dari wajah cantiknya.
"Kami baik kak, kakak kok baru kesini kami kan kangen." Ucap salah satu dari mereka.
"Maafin kakak ya, kakak baru sempet ke sini sekarang. Kemarin-kemarin kan kakak harus fokus ujian. Oh iya gimana sekolah kalian? Lancarkan? Adik kakak pasti pintar-pintar semuakan." Mereka semua menjawab pertanyaan Nayla dengan kompak. Pemandangan di depannya berhasil membuat Devan berdecak kagum, ini pertama kalinya ia mengunjungi panti asuhan.
Ingatkan Devan untuk berterimakasih kepada Nayla karena gadis itu sudah dengan berbaik hatinya mengenalkan hal baru kepadanya. Membuatnya bisa mengartikan bahagia dari sisi yang berbeda, dan yang paling penting saat ini Devan sudah tidak memiliki alasan untuk tidak bersyukur.
"Oiyaaa, kenalin kakak ini namanya kak Devan dia teman kakak." Nayla memperkenalkan Devan kepada semuanya, hampir saja dia melupakan keberadaan Devan saking asiknya melepas rindu dengan mereka semua.
Anak-anak itu bergantian menyalami tangan Devan seraya mengucapkan selamat datang, mereka merasa senang luar biasa jika ada seseorang yang mau bersedia mengunjungi mereka. Berharap orang itu tidak akan kapok untuk berkunjung lagi ke sini, maka dari itu mereka akan memberikan kesan sebaik mungkin, karena ibu Rossa selalu mengajarkan mereka untuk menjadi anak yang baik.
Hari ini Nayla mengajak mereka untuk belajar, bermain, dan bercerita bersama. Sesekali mereka tertawa karena tingkah polos anak-anak di sana.
Setelah merasa lelah bermain dengan anak-anak Nayla dan Devan memutuskan untuk beristirahat. Mereka duduk di bangku yang ada di bawah pohon mangga, agar bisa mengawasi anak-anak yang seolah tidak kenal lelah itu
Devan melihat Nayla menyeka keringat di pelipisnya. Nayla merupakan sosok yang penyayang, terlihat dari bagaimana ia berinteraksi dengan anak-anak tadi. Devan bisa melihat binar bahagia yang terpancar dari mata Nayla saat bercanda dengan anak-anak, terlihat sekali ketulusan pada diri Nayla. Rasaya ia ingin mengetahui lebih banyak hal tentang Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (New Version)
Teen FictionSebelumnya Nayla tidak pernah berpikir akan merasakan cinta di masa putih abu-abu. Terlebih kepada dia, yang sudah mengerjai Nayla di hari pertamanya masuk sekolah baru. Sampai semuanya berubah, Nayla tidak bisa lagi mengendalikan perasaannya. Nayla...