8

22.6K 518 5
                                    

Hana duduk di sebuah bangku, dekat dengan lokasi syuting Kris. Ia memejamkan matanya, mencoba menghirup udara segar yang mengisi paru-parunya. Angin semilir menerbangkan beberapa helai rambut hitam milik Hana.

Ia membuka matanya kembali ketika merasakan bangkunya sedikit berguncang. Hana menoleh, seorang pria yang adalah Manager Kris duduk disampingnya menyeruput ice coffe yang dibawanya.

"Lelah bukan bekerja dengannya?"

Manager itu bertanya kepada Hana tanpa melihat ke arah Hana, ia menatap lurus dan sibuk dengan ice coffee miliknya.

"Yahh, seperti itu"

Hana menjawab sekenannya, ia tak mau munafik, dia benar-benar merasa lelah dengan sosok Kris.

"Aku tidak tahu kenapa Kris memilihmu sebagai asisten pribadinya, biasanya ia tak suka jika mempekerjakan seorang wanita"

Hana membuang pandangannya, ia menatap lurus kedepan ketika mendengar ucapan Manager Kris yang terkesan dengan nada tak suka.

"Kuharap kau tidak ada hubungan khusus dengannya"

Pria itu berdiri, lalu melemparkan botol yang telah kosong kedalam tong sampah dan berjalan pergi meninggalkan Hana.

Hana terdiam, ia memikirkan ucapan Manager Kris tadi. Sedetik kemudian Hana mengeluarkan sebuah senyum. Sebuah senyuman nanar.

***

Tao duduk dipinggir ranjang mewah di kamarnya. Tangannya bergerak membuka laci meja di sampingnya. Ia lalu meletakan sebuah paper bag yang dibawanya tadi kedalam laci meja itu. Ia menatap nanar paper bag itu dan mendesah kasar, lalu ia menutup kembali laci mejanya.

Tok Tok Tok

"Sayang, ini mommy"

"Masuk saja Mom, aku tidak menguncinya"

Pintu kamar Tao terbuka, lalu masuklah sosok wanita paruh baya yang masih terlihat anggun. Ia berjalan mendekati anak semata wayangnya lalu duduk diranjang disamping anaknya itu.

"Kenapa kau terlihat sedih hum?"

Wanita yang adalah ibu kandung Tao, mengelus pucuk kepala Tao, ia menatap wajah Tao dengan pandangan khawatir.

"Tidak apa Mom"

Tao mencoba tersenyum manis kepada ibunya. Tapi insting seorang ibu selalu kuat, ia yakin bahwa anaknya sedang tidak baik-baik saja.

"Siapa yang membuatmu sedih hum? Apakah seorang wanita?"

Tao sedikit terperanjat dengan pertanyaan ibunya. Tapi ia menutupi ekspersi terkejutnya itu.

"Ti-Tidak"

Tao merutuki dirinya karena menjawab dengan gugup, terlihat sekali jika ia sedang berbohong.

Nyonya Huang hanya tersenyum mendengar ucapan anaknya yang gagap. Ia yakin anaknya sedang memiliki masalah, namun ia juga cukup peka bahwa anaknya sedang tidak dalam mood untuk bercerita dengannya.

"Oh, Mom. Ada apa kemari?"

Nyonya Huang tersenyum mendengar pertanyaan Tao.

"Kapan kau akan kembali ke Beijing?"

Tao mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Ibunya, tidak biasanya ibunya menanyakan hal itu. Bahkan jika ia akan kembali ke Beijing, ia akan ditahan oleh Ibunya agar tetap di L.A

Trafficking [NC 21] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang