◑◑◑
Andara tidak terlalu menyesali perbuatannya yang berteriak di depan balkon seseorang yang baru ia kenal secara nama kemarin.
Ia hanya ingin mengatakan itu, tidak untuk memancing agar pemilik kamar keluar. Bahkan Andara kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu baklon.
Orion keluar tepat setelah Andara menutup gorden pintu kaca.
"Serius itu perempuan judge kamar gue?"
One hundred percent serious Orion.
Andara tau Orion keluar kamar, tapi ia sudah malas untuk membuka pintu lagi. Jadi ia memilih mengabaikan dan keluar kamar, ayah dan bunda mengurus pekerjaan di ruang kerja.
Ia membuka ponsel, memesan beberapa makanan yang dapat mengenyangkan.
Menunggu pesanan datang, kaki jenjang berbalut celana olahraga sepanjang lutut melangkah masuk ke kamar Kelvin. Kakaknya tertidur pulas, kelelahan dengan berbagai kegiatan perkuliahan.
Andara ikut bergabung, tidur disamping Kelvin tanpa membangunkan.
Ia mengirim pesan pada bunda, meminta tolong untuk membayar dan menerima pesanan jika tukang antar datang.
Andara lelah duduk berjam-jam.
Bunda mengiyakan, ingin putrinya istirahat setelah sempurna diraihnya.
Ia memiringkan kepala, menatap langit yang berubah mendung. Kamar Kelvin yang didominasi dengan kaca, mambuat Andara dapat melihat keluar dengan leluasa.
Kamar mereka letaknya dilantai yang berbeda, Andara memilih di lantai dua—satu lantai dengan ayah dan bunda—sedangkan Kelvin memilih kamar dilantai bawah karena dekat dengan kolam renang.
Andara suka dilantai dua, apalagi kamarnya memiliki dua balkon, satu di menghadap samping rumah, satunya depan rumah.
Suasana di kamar Kelvin lebih nyaman sebenarnya walau terkesan suram, tapi cahaya remang-remang jadi kesukaannya.
"Ngapain lo disini?"
"Tidur." Andara menatap langit-langit kamar.
"Ngapain ke kamar gua?"
Andara mendecak sebal, "Tidur dibilang."
"Kenapa gak di kamar lo?"
"Males, kamar tetangga jelek," katanya.
Jelas menimbulkan pertanyaan dikepala Kelvin. Apa urusan kamar tetangga yang dinilai jelek dan kamar adiknya sendiri? Lagipula dia tidak tidur dikamar tetangga, kan?
"Apa urusannya, coba?"
"Gak suka liatnya, terlalu soft, banyak warna pastel."
Kelvin menggeleng pelan, ia merubah posisi menjadi membelakangi Andara, memilih kembali tidur.
Andara membuka pintu kaca, ia duduk di kursi rotan tepi kolam renang.
"Woy!"
Kaget.
Ia menoleh ke kamar Kelvin, tapi kakaknya masih terlelap.
"Liat atas!" Andara mendongak, matanya memicing karena silau.
Ah, tetangga balkon sebelah yang kamarnya tidak Andara sukai.
"Kenapa?!" sahutnya.
"Lo beneran teriak kamar gue jelek?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/94350837-288-k265592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devandara
Genç Kurgu"I know, i'm not enough. So i let you go, because it hurts to be half loved." ... Written in bahasa [#151 in Teen Fiction 20.07.17]