Mission 12 - Sorrow

15.4K 1.4K 6
                                    

Mia sangat kalut, ia sudah hampir tidak bisa berfikir lagi. Mia merasa semua orang yang berharga baginya selalu saja di ambil darinya. Ayah, ibu, dan kakaknya, dan sekarang ayah angkat yang sangat disayangi dan dibanggakannya itu direbut juga. Saat ini hatinya sangat rapuh, bahkan walaupun ia menangis terus pun tidak ada gunanya, ayah angkatnya itu tidak bisa kembali lagi.

Mia mengganti pakaiannya dengan pakaian sopan, dan menguncir rambutnya didepan cermin, matanya terlihat agak sembab akibat menangis dan Wajahnya juga pucat. Mia keluar dari kamarnya dan menghampiri Rian yang saat itu memang sudah menunggunya.

Mia ingin melihat jasad ayah angkatnya itu dengan ditemani Rian dan anggota SA yang lainnya. Sepanjang perjalanan menuju rumah ayahnya dan juga rumah yang sebenarnya itu ia hanya diam, wajar saja Mia sangat sedih atas kematian ayah angkatnya itu, karena Wahyu lah yang mau mengangkatnya sebagai anak dan mengasuhnya dari kecil semenjak orang tua kandungnya meninggal.

Sesampai dirumah Mia, mereka semua segera memberi penghormatan terakhir untuk Wahyu Subrata sebelum dimakamkan. Jenazah Wahyu malam itu juga langsung dikuburkan, ia dimakamkan di pemakaman khusus yang di sediakan untuk keluarganya.

Sebelum Wahyu meninggal ia memang sudah berbicara kepada Mia bahwa ketika ia meninggal ia ingin dimakamkan tepat di samping makam istrinya. Acara pemakaman dihadiri oleh banyak pejabat yang merupakan teman atau kerabat dari Wahyu Subrata, dan juga dihadiri oleh semua agen Interpol yang ada di Indonesia. Bahkan pemimpin Interpol tertinggi di dunia pun menghadiri pemakaman tersebut.

Saat acara pemakaman selesai Mia menjadi tuan rumah dan menerima ucapan-ucapan bela sungkawa dari para pejabat penting dan juga semua yang mengenal Wahyu Subrata semasa hidupnya.

Rian memilih untuk tinggal bersama Mia karena Rian sangat dekat dengan keluarga Mia, terutama dengan Wahyu. Ia sudah menganggap Wahyu adalah Ayah keduanya dan juga sebagai panutannya. Selain Rian, Kevin juga tidak pulang dan ikut menemani Mia. Ia tidak bisa meninggalkan Mia begitu saja, karena ia mulai menyayangi dan menganggap Mia sebagai adiknya sendiri.

Setelah semua orang pulang, rumah Mia pun terasa lenggang dan sepi. Tidak seperti tadi yang sangat ramai hingga ratusan orang.

"Mia." Panggil seseorang dari belakang Mia.

Mia, Kevin dan Rian menoleh. Dan ternyata yang memanggil Mia adalah sahabat baik dari ayah angkat Mia itu. Surya Bramono, ia adalah sahabat Wahyu sejak SMA dan juga rekan kerjanya yang sama-sama bekerja di Interpol. Surya juga adalah orang yang sangat baik yang menganggap Mia sebagai keluarganya sendiri, Surya juga adalah ayah kandung dari Rian.

"Kamu yang sabar ya Mia, om ngerti kok gimana perasaan kamu sekarang. Om juga sangat sedih karena kehilangan sahabat yang begitu baik." Kata Surya menenangkan Mia.

Mia hanya tersenyum getir, Surya memang orang yang sangat ramah dan lembut kepada semua orang. Mia mulai agak tenang melihat wajah ramah Surya yang memang agak mirip dengan ayah angkatnya itu.

"Iya, makasih ya om." Jawab Mia tersenyum lembut.

"Sebaiknya kamu cepat beristirahat, wajahmu sudah pucat sekali. Om dan Rian juga harus pulang, kamu tidak apa-apa kan?" Surya bertanya lembut.

"Iya om, Mia enggak apa-apa kok. Om enggak usah khawatir, kan ada kak Kevin, Bi Darmi, sama Pak Slamet." Mia tersenyum.

Bi Darmi adalah pembantu yang sudah bekerja sangat lama dirumah ini, bahkan saat sebelum Mia diangkat sebagai anak oleh Wahyu. Sedangkan Pak Slamet adalah supir yang juga sekaligus adalah suami dari Bi Darmi, Pak Slamet juga bekerja pada saat yang sama dengan istrinya itu.

"Ya sudah, kalau begitu Om dan Rian pamit ya nak."

Surya dan anaknya itu pun pulang, lalu Mia menunjukkan kamar yang bisa dipakai oleh Kevin yaitu kamar tamu dan Mia sendiri pun langsung masuk ke kamarnya. Mia langsung terlelap di kasurnya saat itu juga, ia merasa badannya sangat lelah begitu pula dengan hati dan pikirannya.

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang