Mission 28 - Phantom

11.9K 1.1K 8
                                    

"Phantom?" Kevin mengerutkan dahinya.

"Kau percaya sihir?" Tanya Jay pada Kevin.

"Aku tak tahu, aku tak akan percaya sebelum melihatnya sendiri."

"Bagaimana dengan kalian? Kalian percaya adanya sihir didunia ini?" Tanya Jay sekali lagi.

"Aku, tak percaya." Jawab Richi mantap. "Aku tak bisa membayangkan hal seperti itu benar-benar ada."

"Entahlah.. mungkin ada?" Billy berpikir. "Kalau tidak bagaimana cara kau menjelaskan kasus-kasus itu?"

"Aku percaya." Jawab Steve singkat.

"Aku juga." Jawab Aldo. "Bagaimana denganmu Jay?" Aldo balik bertanya pada Jay.

"Jawabanku, ya. Kalian tak berpikir tentang adanya kekuatan kita? Ini juga dikategorikan mustahil, secara hukum ilmiah. Manusia tak seharusnya memiliki kekuatan khusus seperti kita. Jadi, aku pikir masuk akal saja bila ada kekuatan sihir atau apapun itu yang berada diluar nalar kita." Jay menatap Richi, satu-satunya orang yang tak percaya adanya kekuatan mistis seperti sihir.

"O..Oke, setelah mendengar pendapatmu sepertinya aku berubah pikiran. Kau benar. Bagaimana bisa kita memiliki kekuatan aneh seperti ini. Kalau kekuatan seperti ini saja ada, pasti kekuatan sihir atau kekuatan mistis lainnya pasti ada."

"Tenanglah Richi. Aku tak memaksamu mempercayai hal yang belum pasti." Jay menepuk bahu Richi.

"Tidak, setelah kupikir-pikir lagi perkataanmu benar." Richi mengangguk pasti.

"Dasar labil." Ejek Steve.

Richi hanya menatap Steve kesal.

"Jadi bagaimana Melly memiliki benda itu? Apa ia ada hubungannya dengan Phantom?" Tanya Richi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kau mengalihkan pembicaraan." Steve masih meledeknya.

"Tidak! Bukan seperti itu.." Sangkal Richi.

"Benar, kita harus mecari tahu apa hubungannya dengan Melly." Kata Aldo membela Richi.

"Caranya?" Steve bertanya.

Kevin, Aldo, Billy, Jay menoleh ke arah Richi yang melotot kaget dengan wajah bingung. Steve juga ikut menatap Richi.

"Why?! Why all of you looking at me?!" Richi bertanya sebal.

"Kau dekat dengannya kan?" Kevin bertanya.

"Apa maksudmu?"

"Kau akrab dengannya, pasti kau sering menghubunginya." Billy menatap Richi tanpa ragu.

"Kenapa aku? Aldo kenal dengannya, bahkan mereka satu sekolah!" Richi terus menolak.

"Aku bahkan tak pernah mengobrol dengannya." Jawab Aldo.

"See? She's close with you. So.. what are waiting for?" Desak Jay.

"Ck! Si*lan! Kenapa harus aku.." Richi kesal. "Baiklah! Aku akan melakukannya.." Kata Richi terpaksa.

"Bagus." Steve menyeringai.

"Apa yang kau tertawakan hah?! Kau senang melihatku menderita?" Richi meninggikan suaranya.

"Hey.. kecilkan suaramu! Kau tak ingat sedang berada dimana?" Kevin melotot marah.

"Ma..maaf." Richi merasa bersalah.

***

"Bagaimana keadaan Mia?!" Aldi bertanya pada Aldo begitu sampai didepan pintu ruanngannya.

"Mia.. dalam kondisi yang buruk." Jawab Aldo murung.

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang