Mission 13 - New Bonds

15K 1.4K 20
                                    

"Mi, ke kantin yuk?" Ajak Aldi sambil membereskan bukunya yang berantakan di meja.

"Oke, mana Nita?" Tanya Mia melihat ke bangku Nita yang kosong.

"Oh, dia lagi ke kamar mandi. Katanya nanti dia nyusul."

Mia dan Aldi pun beranjak dari kelas menuju kantin, tapi belum sampai keluar dari pintu kelas ada seseorang yang memanggil Mia. Ternyata yang memanggil Mia adalah Vina, Melly, dan Intan. Mereka bertiga bilang ingin pergi kekantin bersama, jadi Aldi dan Mia pergi bersama ketiga orang itu. Sesampai di kantin mereka memilih meja dan kursi yang besar agar muat menampung lebih dari lima orang. Aldi memesan makanan seperti biasa yaitu untuk dirinya, Nita dan Mia. Vina, Melly, dan Intan pun memesan makanan mereka masing-masing.

Mia melihat Nita yang terlihat kebingungan mencari Mia dan Aldi yang biasanya duduk di bangku dan meja kecil di pojok tapi kali ini mereka berdua tidak ada. Mia pun langsung melambaikan tangannya ke Nita, yang langsung disambut dengan cengiran lebar oleh Nita.

"Kok duduk disini?" Tanya Nita setelah sampai di tempat Mia dan yang lainnya.

"Soalnya di situ enggak cukup, mereka mau gabung." Kata Mia tersenyum melirik ke arah Vina dan yang lainnya.

"Oh gitu..kok tumben amat mereka mau gabung." Nita bertanya.

Mia hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia juga tidak tahu. Lalu Nita melihat ke arah Aldi yang juga sedang melihatnya. Lalu Aldi membisikkan sesuatu ke telinga Nita, dan begitu pula sebaliknya.

"Apa yang kalian sembunyikan dari gue?" Tanya Mia penasaran.

"Ehh, bukan apa-apa kok. Rahasia." Jawab Aldi tersenyum jahil.

"Mi, lo kenapa seminggu ini enggak masuk? Lo sakit? Apa lo ada masalah ya?" Tanya Nita khawatir.

"Oh itu. Gue ada urusan keluarga jadi gue nginep tempat sepupu gue. Gue juga enggak enak badan, ya jadi sekalian aja enggak masuk sekolah." Mia nyengir-nyengir enggak jelas, sebenarnya yang ia katakan itu bohong.

"Masa? Serius lo enggak papa?" Tanya Aldi tak percaya.

"Iya, suerrr deh." Mia meyakinkan dengan dua jari tangannya yang dibuat huruf v.

"Eh, tadi pagi gue liat lo dibonceng kak Aldo. Kalian jadian ya?" Tanya Vina yang sedari tadi makan bersama dua temannya yang lain.

"Menurut lo?" Kata Mia memancing mereka.

"Kalo menurut gue sih, ya... Kalian pacaran kan?" Sambung Intan tiba-tiba. Yang diikuti anggukkan kepala Melly dan Vina.

Mia tersenyum. "Enggak kok, kita cuma temenan biasa aja."

"Ah, masa sih? Kalo gitu sukur deh, gue masih ada kesempatan." Melly tertawa jahil yang disambut jitakan dari Vina dan Intan.

Pada saat istirahat kedua seperti janjinya, Mia mengajari Vina, Melly dan Intan di dalam kelas. Bukan hanya pelajaran matematika, tapi semua pelajaran yang mereka tidak bisa. Bahkan Aldi dan Nita pun ikut-ikutan minta diajarkan. Setiap hari mereka melakukan hal yang sama. Dan semakin hari Mia dan teman-teman barunya itu menjadi lebih dekat dan akrab. Bukan hanya itu tetapi semua teman sekelasnya pun sudah mulai menegurnya walaupun hanya basa-basi saja tapi lebih baik dari sebelumnya.

***

Tidak terasa sudah sebulan sejak peristiwa yang membuatnya hampir gila itu terjadi. SA juga sudah mulai bekerja lagi, SA ditugaskan untuk membantu organisasi kejahatan Yakuza. Rupanya CIA juga bekerja sama dengan Yakuza, Mia pikir mereka tidak akan berkomplotan dengan organisasi seperti itu tapi ternyata ia salah. Yakuza saat ini sedang terdesak oleh para pembunuh bayaran yang bekerja untuk sebuah kelompok yang berselisih dengan Yakuza baru-baru ini. Tugas mereka kali ini untuk membereskan kelompok itu beserta semua anggotanya dan tentu saja pembunuh bayaran mereka.

Alasan CIA membantu Yakuza karena selama ini CIA telah berhutang banyak dengan Yakuza, saat CIA terdesak pun Yakuza juga berperan ikut membantu mereka.

Mereka diberi waktu 3 hari untuk mencari dan membereskan semuanya. Terpaksa Mia dan Aldo harus membolos sekolah lagi untuk yang kesekian kalinya.

Setelah mereka menemukan tempatnya, mereka langsung menuju tempat tersebut. Tempat itu berada dikawasan terpencil di daerah perbatasan negara Jepang. Tempat itu berada di sekitar hutan, jadi markas mereka pun luput dari mata orang awam. Menemukan tempat seperti itu adalah hal yang cukup mudah bagi Billy, ia selalu memainkan otaknya dan tentu saja logikanya. Bahkan Billy bisa dikatakan seorang Hacker nomor satu di dunia, dia mempunyai jaringan Informasi yang sangat luas dari yang diperkirakan.

Setelah mereka menemukan lokasinya, SA langsung bergerak menuju target. Masing-masing anggotanya membawa senjata yang telah mereka kuasai, Mia hanya membawa dua pistol semi otomatisnya. Mia tidak tahan membawa senjata yang besar ataupun berat, menurutnya lebih efektif yang kecil dan membuatnya leluasa untuk bergerak.

Mereka mengepung bangunan bertingkat dua yang lumayan besar itu. Masing-masing masuk melalui arah yang berbeda-beda, Mia masuk melalui lantai dua. Ia sudah melemparkan tali tipis yang kemudian menarik badannya ke lantai dua, dan masuk lewat jendela yang sebelumnya sudah di pecahkan olehnya. Begitu juga dengan yang lainnya, mereka masuk dan langsung mencari target masing-masing. Mia sudah di dikelilingi oleh lima orang laki-laki yang masing-masing membawa senjata, tiga dari lima orang itu memegang katana dan sisanya menodongkan pistol semi otomatis ke arah Mia.

Dengan cepat dan tak terduga Mia sudah berada di belakang salah satu musuh yang memegang pistol dan langsung menembak leher belakangnya yang membuatnya tewas seketika, lalu yang empat orang lainnya pun menyerang Mia dengan cepat pula, tapi Mia bisa menghindari tebasan-tebasan katana yang mengarah ke lehernya, saat ada kesempatan Mia langsung merebut salah satu katana dan langsung menebas leher dua orang sekaligus. Mereka pun roboh, musuh Mia tersisa dua orang lagi.

Mia tak membuang-buang waktu lagi, ia segera mencengkeram kedua dada musuh dengan masing-masing tangannya dan dengan satu gerakan ia meremas dada mereka tepat di jantung yang membuat dada mereka remuk dan langsung tewas.

Setelah itu Mia mencari diruangan lainnya, tapi sepertinya mereka sudah tewas semua dibereskan oleh anggota SA yang lain. Lalu ia melompat ke lantai bawah dan masuk ke salah satu ruangan yang sepertinya ada kegaduhan kecil. Saat ia mencapai pintu ruangan itu, ia menghentikan langkahnya dan melihat anggota SA melihat ke satu arah di samping pintu. Rupanya pemimpin kelompok itu menodongkan pistol ke kepala Aldo, ia mengancam akan membunuhnya.

"Diam ditempat!! Atau teman kalian akan mati ditanganku!!" Katanya mencengkeram leher Aldo dengan satu tangan dan satu tangan lainnya menempelkan pistol di kepala Aldo.

Semua orang yang ada diruangan itu hanya bisa menuruti kata-katanya, tapi mereka semua tahu kehadiran Mia kecuali Aldo dan pemimpin kelompok itu. Untung saja orang itu menodongkan pistolnya membelakangi posisi pintu sehingga Mia bisa menyerangnya langsung. Mia bergerak cepat dan langsung menotok leher orang itu sehingga ia tak bisa bergerak, lalu Aldo pun melepaskan diri. Setelah itu Mia berdiri tepat didepan laki-laki paruh baya yang sudah tidak bisa bergerak itu dan langsung meremas dadanya kuat-kuat yang langsung membuat laki-laki itu roboh ke belakang. Matanya melotot dan badannya sangat kaku.

"Barusan itu apa?" Tanya Aldo kaget, bukan hanya Aldo tapi semua orang yang ada diruangan itu sangat kaget. Baru kali ini mereka melihat cara membunuh yang seperti itu.

"Aku telah meremukkan jantungnya dan membuatnya tewas seketika." Mia menatap Aldo.

"Ba.. Bagaimana bisa?" Billy tak habis pikir.

"Tentu saja bisa, aku sendiri yang membuat teknik itu. Kalian harus menggabungkan tenaga dalam dan kekuatan tangan kalian. Lalu meremasnya tepat di jantung, itu adalah cara tercepat membunuh orang. Tapi teknik itu membutuhkan tenaga dalam dan kekuatan yang sangat besar. Tidak sembarang orang bisa mempelajarinya."

"Sebenarnya sekuat apa dirimu? Apa kau benar-benar manusia?" Richi masih belum percaya apa yang telah dilihatnya.

"Sudahlah, kita bahas itu nanti. Sekarang kita harus pergi dari tempat ini secepatnya." Kata Jay memberi saran.

Mereka pun pergi dari tempat itu, sepanjang perjalanan menuju Indonesia Kevin masih memikirkan kejadian tadi. Bukan hanya Kevin tapi semua anggota SA, mereka sangat kagum dengan kekuatan Mia. Bahkan bisa dikatakan level mereka jauh sekali dibawah Mia.

***

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang