Mission 2 - Six Countries (Second)

26.3K 2K 23
                                    

Paris, Prancis.

Dini hari...

"Tangkap dia! Jangan sampai ia lolos!" Teriak salah satu komandan polisi itu kepada anak buahnya.

Seorang laki-laki berusia sekitar 20 tahun terlihat sedang terdesak dikejar oleh puluhan polisi. Ia telah mencuri barang berharga dari kediaman salah satu pejabat negara. Karena itu saat ini ia dikejar-kejar polisi yang membawa berbagai senjata api di tangannya.

"Sial! ke mana larinya dia?" tanya salah satu polisi kepada polisi yang lainnya.

"Kita berada di persimpangan jalan, kita harus berpencar sekarang! Ayo cepat!" polisi yang lainnya menjawab.

Lalu puluhan polisi tersebut berpencar ke arah yang berlawanan.

Setelah puluhan polisi itu berpencar dan menghilang, terlihat pemuda yang keluar dari tempat persembunyiannya. Ia bersembunyi dibalik sebuah kotak sampah di sudut jalan.

"Kalian tidak akan semudah itu menangkapku." Katanya tersenyum penuh kemenangan.

"Benarkah?" tiba-tiba komandan polisi yang tadi mengejarnya itu telah berada tepat dibelakangnya sambil menodongkan sepucuk pistol semi otomatisnya.

"Kau... sejak kapan..." pemuda itu sangat kaget. Dan saat itu juga puluhan polisi yang mengejarnya dan telah berpencar untuk menemukannya tadi berlari mengepung ke arahnya.

"Kalian.. dasar sialan!" umpat pemuda itu. Saat ini ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena ia telah terkepung.

"Sekarang kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi, menyerahlah!" kata komandan polisi itu tersenyum licik.

"Kalian yang harusnya menyerah." Kata pemuda itu tanpa ekspresi. Lalu beberapa saat kemudian ia tersenyum penuh kemenangan. "ayo cepat tembak aku" tantang pemuda itu.

"Kau! sudahlah menyerah saja. Kau sudah tidak bisa apa-apa lagi!" teriak komandan polisi itu kesal.

"Aku serius! Kalau kalian bisa, tembak aku! Mustahil bagi kalian untuk melukaiku. Hahaha...." Ejek pemuda itu.

"Tembak!!" teriak komandan polisi itu ke anak buahnya. Lalu semua anak buahnya pun menuruti perintah atasannya itu. Peluru pun melayang ke arah pemuda itu dari berbagai arah. Ia di kelilingi peluru yang menuju ke arahnya. Tanpa diduga ia mengulurkan kedua tangannya kesamping, lalu sesaat kemudian semua peluru yang beberapa senti lagi akan menembus kulitnya itu pun berhenti bergerak dan jatuh ketanah seketika. Ia tersenyum mengejek ke arah komandan polisi yang saat ini melihat kearahnya dengan rasa kaget dan tidak percaya.

"Mu..mustahil." kata komandan polisi itu terbata-bata.

Bukan hanya komandan itu saja yang kaget melihat kejadian tersebut, tetapi semua anak buahnya pun melihat ke arah pemuda itu dengan mata melotot kaget, bahkan ada yang menjatuhkan pistolnya karena kaget, atau lebih tepatnya tidak percaya.

"Hei, tenanglah.. kalian jangan memasang wajah seperti itu. Aku bukan lah monster, aku ini manusia." Katanya santai. "yahh, bisa dibilang manusia aneh yang beruntung." Lanjutnya.

"Kenapa kalian diam saja?!! Cepat tembak dia!" Teriak komandan polisi itu.

"Percuma saja kau melakukan itu. Itu semua tidak ada gunanya. Sudah cukup waktuku terbuang untuk bermain-main dengan kalian. Aku harus pergi sekarang." Kata pemuda itu lalu berlari kearah beberapa polisi yang siap menembaknya, lalu belum sempat mereka menembak pemuda itu langsung melayangkan pukulan dan tendangan hingga sekitar 4 orang polisi jatuh tersungkur. Kemudian ia menghilang ke gang sempit yang gelap.

***

Jakarta, Indonesia.

Dua bulan kemudian..

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang