Sudah satu minggu sejak saat SA dikejar-kejar sekelompok orang di Ancol. Mia pun sudah menduga mereka pasti tidak akan menyerah dan terus mencari dimana keberadaan mereka. Semua anggota SA pun sudah merundingkannya dengan pihak CIA dan Interpol.
SA meminta pihak CIA dan Interpol membantunya jika mereka memerlukan bantuan dan sedang terdesak. Semua anggota SA pun sudah bersiaga jika suatu saat ada kelompok yang mengetahui markas sekaligus tempat mereka tinggal saat ini. Mereka sudah memasang sistem keamanan yang paling canggih dan terbaru yang dibuat oleh Billy dan Jay.
Mia pun tetap waspada dan memikirkan semua kemungkinan yang ada. Bahkan disekolahpun ia menjadi sedikit tidak tenang, dan sering melamun.
"Mi, lo kenapa? Kok ngelamun terus?" Tanya Aldi mengerutkan kedua alisnya.
"Gue.. Laper!" Kata Mia tertawa lalu menjitak kepala Aldi.
"Ke kantin yuk!" Ajak Mia pada Aldi, Nita, Vina, Melly, dan Intan.
"Tumben lo yang ngajak kita duluan. Biasanya kan kalo lo diajak ke kantin ogah-ogahan dan lebih milih ke perpus dibandingin ke kantin." Kata Vina heran.
"Ya enggak papa, lagi pingin makan aja." Kata Mia nyengir.
Lalu Mia pun menyeret teman-temannya itu pergi ke kantin. Dan langsung memesan sepiring siomay dan juga es jeruk.
"Udah, kalian pesen aja. Biar gue yang traktir." Kata Mia cengengesan.
"Bener nih Mi? Asikkk, gue boleh pesen banyak enggak?" Kata Aldi bersorak.
"He-eh." Mia menganggukkan kepalanya.
Aldi pun langsung pergi memesan makanan yang ia inginkan.
"Lo serius Mi? Lo tau sendiri kan porsi makan tuh anak." Tanya Nita ragu diikuti anggukan Vina,Melly dan Intan.
"Iya gue serius! Suer deh! Kalian juga kalo mau pesen banyak enggak papa kok. Mumpung gue lagi baek nih." Mia tertawa geli.
"Bener ya! Lo enggak nyesel kan?" Tanya Melly meyakinkan.
Mia menganggukkan kepalanya lagi.
"Yuk Vin, Tan, Nit. Kita juga pesen, kan ada yang traktir." Kata Melly berdiri dan langsung pergi memesan makanan bersama Vina, Intan, dan Nita.
Mia hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-temannya itu, tentu saja uang segitu bukan lah masalah bagi Mia. Setiap ia mendapat misi, pasti bayarannya lebih dari lima ratus juta. Itu pun kalau misi kecil, kalau ia menjalankan misi besar mungkin ia akan mendapatkan dua miliar bahkan lebih.
Walaupun begitu, ia menjadi agen seperti sekarang ataupun menjadi pembunuh bayaran seperti sebelumnya bukanlah karena ingin mendapatkan uang. Ia melakukan semua itu karena ia ingin menemukan orang yang membunuh kedua orang tuanya dan juga ingin membunuhnya. Bahkan saat ini dendamnya semakin bertambah, karena ayah angkatnya juga ikut dibunuh oleh orang itu.
***
Jay duduk sambil memapah dagu di ruang tengah, disebelah kirinya Billy sedang menyiapkan alat komunikasi yang akan mereka pakai. Jay merasa ada yang aneh dengan urutan semua kejadian yang mereka alami. Apakah benar orang-orang itu mengincar SA? Apa benar mereka akan menyerang markas SA? Sepertinya ada yang salah dengan rencana mereka. Ia mereka ulang kejadian-kejadian yang mereka alami dari awal.
Pertama, mereka tidak menyadari ada orang yang mengikuti SA waktu di mall. Kedua, ia bertemu seseorang yang sepertinya memata-matai mereka saat di toko buku. Ke tiga, mereka diserang di Ancol. Ke empat orang-orang itu mengejar..
Tunggu.. Kenapa orang itu lebih memilih memata-matai aku dan Mia yang hanya berdua, dibandingkan dengan lima orang lainnya. Batin Jay.
Jangan-jangan...
![](https://img.wattpad.com/cover/105373982-288-k604166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent (END)
Aksi#11 in Action (13-09-17) Secret agent, atau yang biasa dipanggil SA. sekelompok orang yang selalu muncul di berbagai belahan dunia kriminal. Hampir tak ada seorangpun yang pernah selamat ketika bertemu mereka. Laki-laki atau perempuan? Usia? bahkan...