Mission 24 - Danger

12K 1.2K 15
                                    

Mia menatap dokter Alvin dengan perasaan bersalah. "Maaf dok, aku selalu merepotkan dokter."

Dokter Alvin lalu mengeluarkan peralatannya, dan menyuntikkan sesuatu ke pergelangan tangan Mia.

"Its Ok. Kau sudah kuanggap seperti keponakanku sendiri" ia tersenyum lalu sesaat kemudian berubah drastic menjadi murung.

"Mia, kondisimu makin memburuk. Jangan terlalu berlebihan dan memaksakan diri atau kamu akan lumpuh total dan akhirnya mati."

"Tenang saja dok, saya tidak akan mati semudah itu." Jawab Mia sambil bercanda.

Dokter Alvin hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Mia yang selalu saja bercanda disaat serius seperti ini.

"Kalau tanganmu ingin kembali seperti semula, jangan lakukan aktivitas apapun selama seminggu."

"Tapi.."

"Jangan membantah!" Tegas dokter Alvin agak keras.

Mia hanya diam, ia tidak bisa membantah lagi.

"Sampai kapan kamu akan menyembunyikan semua ini dari mereka? Lebih baik kamu jujur pada mereka Mia. Mereka itu tidak bodoh, cepat atau lambat mereka pasti akan tahu." Dokter Alvin menasehati.

"Saya tidak ingin mereka khawatir dok, jika mereka tahu pasti mereka akan menyuruhku berhenti sebelum tujuan saya tercapai."

Dokter Alvin menghelas nafas berat. Ia kewalahan menghadapi gadis satu ini.

"Kamu benar-benar keras kepala. Sama seperti pak Wahyu."

***

Selama Mia sakit, yang menggantikannya memasak adalah Kevin. Memang Kevin pintar memasak seperti Mia, tapi ia hanya bisa memasak masakan jepang saja.

Saat makan malam berlangsung Mia berusaha untuk makan dengan tangan kirinya. Tapi ia kesusahan untuk melakukannya, dan akhirnya ia makan disuapi oleh Kevin. Richi yang biasanya berisik saat makan malam, kali ini ia hanya diam saja. Dan semua orang pun heran dan merasa aneh melihat Richi yang tidak seperti biasanya.

Bahkan sampai keesokan harinya pun Richi masih seperti itu. Ia hanya bicara saat ia perlu saja.

"Mia, kemarilah. Saatnya mengganti perban ditanganmu." Kata Richi dingin. Semua orang sudah mencoba bertanya pada Richi kenapa sikapnya seperti itu, tapi ia tidak menjawabnya.

"Richi.. Ada apa denganmu?" Tanya Mia ragu saat Richi menggantikan perbannya.

"Bukan urusanmu!" Kata Richi marah.

"Kenapa kau jadi marah-marah? Mia kan bertanya baik-baik padamu." Tegur Jay.

"Kalian yang tidak tahu apa-apa! Mia.. Mia menyembunyikan sesuatu dari kita! Bahkan ia menyembunyikannya dari Kevin!" Kata Richi berteriak.

"Apa maksudmu?" Tanya Kevin bingung.

Richi tidak menjawabnya, ia menatap Mia dengan sedih. Lalu Richi mengambil handphone dari sakunya dan menyodorkannya di depan wajah Mia.

"Genggam ini.." Kata Richi pelan.

Lalu Mia mengambilnya dan menggenggamnya menggunakan tangan kiri.

"Pakai tangan kananmu." Kata Richi lagi.

Mia kaget sekali saat Richi menyuruhnya menggunakan tangan kanannya.

Kenapa? Apa..Richi mengetahuinya? Batin Mia shock.

"Cepat lakukan! Pakai tangan kananmu!" Bentak Richi.

Kevin, Aldo, Billy, Jay, dan Steve tidak mengerti dengan apa yang sedang dilakukan Richi. Mereka hanya menunggu reaksi Mia.

Mia memindahkan handphone itu ke tangan kanannya, tapi tangan kanannya tidak bisa bergerak sama sekali dan handphone itu langsung jatuh. Ia mengambil lagi handphone yang jatuh lalu melakukannya berulang kali seperti sebelumnya. Percuma, berapa kali pun ia mencoba tetap saja tangannya tidak bergerak.

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang