Mission 11 - Her Father

17K 1.5K 5
                                    

Hari ini bagi Mia terasa sangat berbeda, sepertinya Aldi tidak lagi mengikuti kemana pun Mia pergi, justru sebaliknya ia selalu bersama Nita.

"Kalian kenapa? Kok kayaknya beda banget dari biasanya?" Tanya Mia heran kepada Aldi.

"Eh, enggak kok. Kita biasa aja kan Nit?" Kata Aldi meminta persetujuan Nita.

"I..iya. Kita biasa aja kok." Kata Nita tersenyum kaku.

Mia lalu melihat ke arah Nita dan Aldi bergantian, lalu langsung menyadari apa yang sebenarnya terjadi.

"Ka..kalian jadian?! Sejak kapan?" Tanya Mia terbelalak kaget.

"Itu..sejak.. Sejak dua hari yang lalu Mi." Kata Aldi malu-malu.

"Ohh gitu ya, jadian kok gak bilang-bilang." Mia tersenyum geli dan pura-pura ngambek.

"Yahh, jangan gitu dong Mi. Kita kan gak mau lo sakit ati." Kata Aldi tertawa geli.

"Ih, enak aja lo.. Siapa yang sakit ati? Sejak kapan gue suka sama lo?! Dasar kepedean." Kata Mia tertawa.

"Lo gak nyesel Mi? Ntar lo nyesel lagi karena lo udah nolak Aldi." Kata Nita terkikik.

"Ih, siapa yang nyesel? Gak kok, gak nyesel sama sekali. Malah gua bersyukur banget Aldi jadian sama lo, soalnya kalo dia jomblo terus-terusan pasti sampe sekarang dia masih ngikutin gue kemana pun gue pergi."

"Ih, jahat banget sih lo. Yaudah, mau ikut ke kantin gak?" Ajak Nita.

"Gak deh, makasih. Gue lagi enggak laper, gue mau ke perpustakaan aja. Lagian gua juga enggak mau jadi obat nyamuk." Mia mengejek Aldi dan Nita.

"Yaudah, kita juga cuma basa-basi kok." Kata Aldi cengengesan.

"Sialan lo! Udah sana pergi!" Mia mendorong punggung kedua sahabatnya itu.

Mia hanya tersenyum geli melihat kedua tampang temannya yang cengengesan enggak jelas itu. Lalu Mia pun pergi ke perpustakaan sendirian, ia sangat suka membaca. Jadi setiap ada waktu luang ia pasti menggunakannya untuk membaca novel atau komik. Ia mengambil beberapa buku dari rak buku lalu mencari tempat duduk yang biasa ia duduki yaitu paling pojok disamping jendela. Belum lama Mia membaca, Aldo datang dan langsung duduk disebelahnya.

"Baca apa Mi?" Tanya Aldo sambil menopangkan dagu di tangannya.

"Novel." Jawab Mia tanpa menoleh sedikit pun dari buku yang sedang ia baca.

"Oh... Mia, ntar kalo bel masuk bangunin Kakak ya. Kakak mau tidur, ngantuk.." Kata Aldo tidak menunggu jawaban dari Mia lalu langsung melipat silang kedua tangannya di atas meja dan menidurkan kepalanya diatas kedua tangannya.

Mia melirik Aldo sekilas, lalu kembali membaca buku dihadapannya lagi. Setelah lima belas menit Mia membaca buku ia merasa lelah dan melihat ke arah Aldo. Mia pun ikut-ikutan menidurkan kepalanya di atas kedua lengannya seperti Aldo.

Mia memperhatikan wajah Aldo yang saat ini sedang tidur, ia baru tahu bahwa wajah Aldo terbilang tampan diantara cowok-cowok yang pernah ia temui, selama ini ia terlalu sibuk dengan tujuannya karena itu ia tidak memperhatikan hal-hal di depannya. Walaupun wajah Aldo tidak setampan Kak Kevin, dan kulitnya tidak seputih Kak Kevin, kulitnya agak cokelat karena terbakar sinar matahari, hidungnya mancung dan dan mempunyai rambut hitam yang lebat.

Mia memejamkan matanya sambil membayangkan wajah kak Kevin, entah kenapa ia sangat merindukan laki-laki itu padahal setiap hari Mia bertemu dengannya. Apa Mia menyukai kak Kevin?

Tapi, tidak.. bukan perasaan suka seperti itu, melainkan rasa suka dan sayang seperti saudara sendiri.

Entah kenapa tiba-tiba ia teringat kejadian sebelas tahun lalu, dulu ia memiliki kakak laki-laki yang selalu menyayangi dan menjaganya. Tapi akibat kejadian itu kedua orang tuanya meninggal dan kakaknya hilang entah kemana, hanya Mia yang selamat dari kejadian itu. Kakak laki-laki Mia juga bernama Kevin, Mia ingat kalau ia dulu selalu memanggil kakaknya itu dengan Onii-chan seperti saat ia memanggil kak Kevin. Mia dan kakaknya adalah keturunan Indonesia-Jepang. Ayahnya adalah orang Jepang yang bermigrasi ke Indonesia, sedangkan Ibunya adalah orang Indonesia asli. Jadi tidak heran kulit Mia sangat putih seperti orang Jepang kebanyakan, Mia pun lebih terlihat seperti orang Jepang dibandingkan dengan orang Indonesia, berkat gen ayahnya.

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang