2

7K 532 20
                                    

Dua hari lagi, aku akan berkunjung ke dunia sihir untuk pertama kali di tahun ini. Ditambah dengan pernikahan Harry dan Ginny, woah! Aku senang sekali sebenarnya. Tapi, kenapa Ron harus seperti itu padaku? Aku sebenarnya bisa saja bersikap biasa saja, tapi sesak tak memudahkanku untuk melakukan itu. Kuharap aku bisa turut senang atas Ron dan pacar barunya. Kurasa ini akan lebih sakit daripada waktu Ron dan Lavender berhubungan di tahun keenamku di Hogwarts. Tapi yah, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Tok..tok..

"Masuk," ucapku singkat.

Oh ternyata ibuku.

"Kau akan ke hogwarts dua hari lagi, Hermione?" Tanyanya.

Aku hanya mengangguk tak berniat menjawab. Omong-omong aku sangat merasa bersalah dengan orang tuaku atas kelakuanku waktu itu yang memberi mereka mantra oblivion. Beruntung para orang-orang kementrian sihir mau membantuku menghilangkan mantra itu.

"Mau aku bantu siapkan semua keperluanmu?" Tawarnya.

"Tak usah mom, aku bisa menyiapkannya sendiri," jawabku.

"Oh baiklah," tukasnya yang kemudian beranjak dari kamarku untuk ke ruang tamu, mungkin.

Aku rindu sekali teman-temanku di sana, rindu dengan pelajaran-pelajaran di Hogwarts-- Bertengkar dengan anak slytherin, uh lupakan.

Omong-omong soal Slytherin, aku harap anak-anaknya akan lebih baik dari tahun-tahunku waktu itu. Tak ada makhluk semacam Malfoy, ataupun bodyguard besar-besarnya itu. Kira-kira Malfoy, Greengrass, Parkinson, Zabini, dan anak slytherin lain ikut tidak ya? Kalau ikut, aku mungkin bisa menjahilinya atau memicu pertengkaran yang menurutku seru. Tapi tak urung membuatku sakit, terkadang. Dasar pirang platina itu, ingin kupukul wajahnya jika kuingat wajah itu, atau seringai khasnya, -- eh? Mengapa aku jadi memikirkannya? Uh, no Hermione, kau tidak boleh memikirkannya. Gila.

Ohya, kini Ginny adalah pelatih di timnas quidditch. Hebat, bukan? Tangguh sekali anak itu.

Aku jadi ingat dengan tahun pertama aku di Hogwarts dan bertemu dengan Harry, dan yah, Ron juga. Terima kasih kepada Troll yang masuk toilet dan berniat ingin membunuhku. Karenanya, aku, Harry, dan Ron, akhirnya berteman sangat dekat. Kalau tidak, mungkin aku masih sendirian hingga sekarang, dan tidak berniat untuk melanjutkan pendidikanku di hogwarts pada tahun kedua dan selanjutnya.

Dan jangan lupakan, nanti aku akan bertemu dengan prof. Slughorn dan meminta satu botol ramuan polyjuice, veritaserum atau sedikit amortentia, bila saja perlu. Dan ingat! Aku tidak sejahat itu untuk menggunakan ramuan amortentia untuk Ron. Biarkan saja ia bahagia, akupun juga sedang mencoba untuk bahagia dengan caraku sendiri.

•••

Mungkin kini aku akan membalas surat dari Ginny, untuk urusan pekerjaan, yah bisa besok saja lah. Tak apa. Seorang Hermione bisa jenuh juga, kan.

Kukeluarkan perkamen yang kusimpan dari dalam nakasku. Yap, perkamen itu adalah salah satu barang khas dari dunia magis yang paling banyak kubeli dan kubawa ke rumahku untuk beberapa kepentingan dan keperluanku.
Lalu aku mulai menuliskan beberapa kata untuk Ginny, dengan pena bulu dan tintanya yang berubah warna dalam sekejap. Jangan lupakan bahwa aku suka sekali dengan hal magis walaupun itu setitik.

Dear Ginny,

Hey Gin, kau tahu, aku juga sangat rindu padamu. Aku akan dengan senang hati membalas suratmu. Aku akan berkunjung ke sana satu hari lagi. Jangan khawatir, aku ingat jalan menuju The Burrow.

Troubled Love - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang