27

3.4K 194 54
                                    

Disclaimer: Read the previous chapter to remind the story.

Anak-anak telah kupulangkan pada ayahnya dan aku segera menyelesaikan segala hal yang harus aku lakukan, maaf aku tak memberitahu kalian kegiatanku hari ini, aku tidak cukup mood untuk itu.

Aku telah kembali ke Malfoy's manor dan menyiapkan barang-barang untuk bekerja lapang beberapa hari ke depan. Aku bertekad untuk cepat menyelesaikan pekerjaan ini, tapi di satu sisi aku merasa ganjil, tidak ingin cepat-cepat pergi meninggalkan dunia sihir. Ah, karena rindu bukan? Aku terlalu lama menghabiskan hidupku di sini. Kepingan kehidupanku tersimpan apik di sini. Tak heran. Jikapun ada alasan lain, aku tak mau memikirkannya sama sekali.

Hermione, apa yang kau pikirkan? Aku merasa ada yang tidak beres dengan hatiku.

Perasaan semacam apa ini? Sungguh aku merasa tak nyaman, demi janggut Merlin!

Aku ingin menangis saja rasanya. Tidak, lebih baik aku mengerjakan sesuatu agar waktuku tak banyak terbuang. Fokus, Mione, kau harus menyadari tujuanmu ke sini.

"Okay, be productive, Hermione Granger," ujarku pada diriku sendiri.

Baru saja aku menyiapkan berkas yang harus aku isi, pintu kamarku diketuk. Sungguh aku tak segan mengutuk siapapun itu, kecuali Mrs. Narcissa, maksudku. Berani sekali menggangguku di saat begini.

Eum tetapi, aku menyadari sesuatu. Di manor ini tak ada siapapun kecuali aku, dan mungkin si pirang menyebalkan itu, Malfoy. Siapa lagi, bukan? Tak semudah itu untuk siapapun mengakses sebuah manor, khususnya manor ini.

Aku membuka pintu dengan tatapan tajamku, berniat menyemprotnya dengan perkataan sebelum aku melihat sesuatu yang dibawanya.

Butterbeer hangat?

"Untukmu," katanya hampir tanpa ekspresi. Eh, apa yang dia inginkan? Aneh.

"Kau membutuhkanku?" tanyaku dengan nada arogan.

Ia menggeleng. "Aku kira kau hanya membutuhkan ini, kukira kau butuh sesuatu yang hangat. Di luar salju sedang turun, mungkin perapian tak membantu banyak." God, bahkan saat ia mengatakannya, wajahnya masih terlihat angkuh. Tapi memang bukankah seperti itu Malfoy? Aku hampir menertawakan diriku sendiri, bodoh, aku terlalu banyak memendam benci.

Entah darimana datangnya ketidakwarasan ini, tapi aku yakin aku tersenyum tipis saat menerima gelas butterbeer dari tangannya.

Ouch, bahkan tanganku terkejut memegang gelas itu, mungkin benar katanya. Ini terlalu dingin, bahkan aku sampai merasakan kebas.

Dengan segera kuucapkan terima kasih dan kututup kembali pintu. Dadaku terasa bergemuruh. Lagi? Apa yang salah? Mungkinkah? Ah tidak, tidak mungkin kan? Tapi aku sudah merasakan ini beberapa minggu belakangan.

Haruskah aku membiarkannya? Tapi tidak, masih terlalu cepat jika aku mengambil kesimpulan secepat ini. Mungkin ini hanya sementara karena perubahan sikapnya, jujur aku merasa sangat aneh. Hermione, kau tidak boleh lebih bodoh lagi.

Aku meletakkan gelas butterbeer tadi di meja kerjaku kemudian mengurai rambutku lalu mengikatnya kembali dengan rapih. Aku harus membilas wajahku dahulu sepertinya, menata kembali suasana hatiku untuk segera mengerjakan tugas yang harus diselesaikan secepatnya. Mungkin benar, aku harus cepat kembali ke rumahku, rumah yang sebenarnya. Meski aku agak meragukan konsep rumah, entah di mana rumahku yang sebenarnya.

Setelahnya aku mengganti mantel yang aku baru saja sadar, ternyata belum kuganti sejak dari luar. Aku menggantinya dengan baju hangat, sweater turtleneck berwarna hijau yang menjadi favoritku untuk menghangatkan diri dengan segelas butterbeer pemberiannya. Ah rasanya aku siap menumpahkan apapun yang ada di kepalaku untuk menyelesaikan berkas yang menggunung di depanku.

Kumulai dengan perkamen bertuliskan "Perbatasan Mengenai Dunia Sihir dan Dunia Non-Sihir", aku menjelaskan beberapa hal mengenai rusaknya perbatasan ini, aku melihatnya sendiri. Kemudian dilanjut dengan presentase penyihir dan non-sihir yang berinteraksi, dan masuknya orang-orang non-sihir ke wilayah dunia sihir dan harus segera di-obliviate, ini kesepatakanku dengan kementrian sihir. Departemen Pemerintahan London membebaskanku untuk mengambil tindakan dengan syarat tidak membahayakan.

Ah aku membutuhkan Harry untuk segera mengumpulkan data orang-orang yang tidak terdaftar di dalam dunia sihir tapi berkeliaran di wilayah ini, dengan tujuan untuk segera dikembalikan tanpa mengingat satupun kepingan ingatan tentang tempat ini. Kau tahu itu bisa bahaya.

Besok pagi aku harus segera ke Kementrian Sihir untuk menemui Harry dan bergerak cepat untuk kasus ini. Lebih cepat lebih baik, bukan?

Tapi aku tahu, mengumpulkan data itu butuh waktu yang tidak sebentar, meski ini dunia sihir, auror juga butuh melalui beberapa proses untuk kevalidan data.

Aku jelas tidak tahu apa yang akan kutemui esok hari.

---

A/n

Hai?

Makasih kalau masih ada yang mau baca :")

It's been very long time, i'm sorry. Maaf buat yang kemarin nanyain soal kelanjutan cerita ga aku balas. Bukan nggak mau, tapi jujur aku juga ngga tau mau jawab gimana, serba salah. Aku masih mau nulis cerita ini, dan ga tega buat discontinue cerita ini tapi di satu sisi susah bgt buat lanjut.

So here it is, guys! I tried to write again. Mungkin pembaca lamaku udah ngga akan baca lagi, tapi terima kasih kalau masih ada. Aku juga liat banyak pembaca baru, makasih juga buat yang baca dan nanyain kelanjutannya. Semoga masih dapet update cerita ini. Makasih kalau udah masukin cerita ini ke library. Makasih banyak.

I almost cried waktu lanjut cerita ini barusan, kangen bgt. almost 2 years from the last update chapter, rite? maaf aku ingkar buat rampungin ini secepatnya. Harusnya cerita ini ngga butuh banyak chapter lagi untuk selesai, semoga ya.

Anyway, enjoy the story again ^^

warm regards,
mrs. malfoy ✨

26/4/2020











Troubled Love - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang