25

2.8K 238 3
                                    

"Bagaimana kabarmu, Mione?" Tanya Mrs. Weasley menanyakanku seraya menyodorkan teh hijau hangat kepadaku.

"Aku baik, seperti yang kaulihat. Mungkin memang terlalu lelah akibat pekerjaan yang tak kunjung selesai, tapi di luar itu, aku baik-baik saja."

Ia tersenyum lalu mengangguk. Entah rasanya sangat nyaman berada di sini, seperti rumah keduaku.

"Kau tidak bosan sendiri begini di Burrow, Miss?"

"Ya begitulah, aku juga tidak bisa memaksakan keadaan. Ingin bagaimana lagi? Aku tidak bisa egois. Aku juga sadar aku telah menua dan anak-anakku membesar. Aku sadar bahwa memang ada waktunya anak-anakku tinggal sendiri dan hidup bersama keluarga kecil mereka. Atau sukses di jenjang karirnya tanpa harus menikah. Aku merasa aku berhasil mendidik anak-anakku, Hermione. Aku tidak peduli pada kesedihanku. Aku tidak ingin larut bersedih. Berpikir positif mampu menahan rasa sedihku jika aku sedang sendiri. Mungkin memang itu yang terbaik."

Aku tersenyum, terenyuh mendengar pernyataan yang diakui Mrs. Weasley. Dialah orang yang paling positif yang pernah aku temui selama 24 tahun aku hidup.

"Aku paham dan mengerti, alasanmu membuatku merasa lebih tenang entah mengapa. Tapi aku berpikir apakah ibuku berpikir yang sama sepertimu?" Tanyaku seraya menyesap teh hijauku yang kesekian kalinya. Hari ini memang sedang dingin sekali. Teh hijau ini hangat dan enak sekali, aku menyukainya sekaligus bisa menghangatkan tubuhku.

"Kurasa semua orang tua merasa dan berpikir seperti itu, Mione. Kau akan merasakannya. Sepatutnya memang ibumu merasa bangga mempunyai anak sepertimu. Bahkan aku sendiri bangga kepadamu." Ia tersenyum seraya bangkit dari duduknya lalu membuka pintu rumah karena mendengar seseorang mengetuk pintu.

"Ah Harry, Ginny!" Serunya memeluk pasangan suami-istri itu bergiliran dan mengelus perut Ginny beberapa kali.

"Mom, apakah George tidak mengunjungimu? Kemarin Roxanne dan Fred meminta kedua orang tuanya untuk mengunjungi Grannie mereka. " Tanya Ginny seraya meletakkan tas jinjingnya di sofa.

"Entah, belum ada mereka. Baru saja Hermione mengunjungiku."

"Yah, dia memang sudah mengatakannya tempo hari saat dirinya mengunjungi kami, Mom." Ia mengangkat alisnya kepadaku dengan senyum jahilnya.

"Apa?" Kataku padanya dengan pandangan (pura-pura) tak mengerti. Tatapannya seperti meminta pengakuanku. Aku sangat mengenali tatapan itu.

Ginny hanya tertawa melihatku. Dia mengerti aku membutuhkan waktu untuk bercerita.

"Ah Harry, aku hampir saja lupa. Aku baru mendapatkan pesan tadi pagi, berisi permintaan untuk turun ke lapang. Kau mempunyai jadwal kosong? Kutahu auror sangat sibuk, apalagi kau pimpinannya. Jadi yah, aku tak berharap banyak." Aku melirik Harry, wajahnya terlihat sedang berpikir.

"Aku tidak terlalu kosong sebetulnya, tapi sudah terlanjur berjanji padamu jadi nanti akan kuurus. Bagaimana denganmu, Ron? Bisakah kau mengambil alih beberapa pekerjaanku? Tenang, akhir-akhir ini tidak terlalu menumpuk dan cukup ringan." Harry menoleh ke arah Ron, membujuknya.

"Please, Ronald," ujar Harry dengan pandangan memohon. Ron mendelik lalu mendengus. Kalau sudah begitu, pantang bagi Ron untuk menolaknya.

"Kau memang sahabat dan wakil terbaikku. Tak tergantikan." Harry tersenyum lebar sampai terlihat deretan giginya.

"What an annoying person. Tidak pernah berubah. Beruntung aku masih punya rasa empati padamu, Harry. Kalau tidak, sudah kutinggalkan kau sejak tahun kedua di Hogwarts. Selalu saja menyulitkanku. Dan anehnya mengapa aku selalu mau saja terlibat dalam ulahmu? Padahal tak jarang aku menolak atau melarang. Aku juga heran akan hal itu."

"Bilang saja kau terlanjur menyayangiku," ujar Harry seraya merangkul pundak Ron.

"Disgusting." Aku, Ginny, dan Mrs. Weasley tertawa melihat tingkah dua sejoli itu. Ingin rasanya aku terus bersama mereka hingga eksistensiku berakhir nanti. Entahlah, hanya Tuhan yang akan tahu dan waktu yang akan menjawab. Aku hanya bisa berdoa saja. Pun aku menunggu saat christmast beberapa minggu lagi untuk merayakan dan berdoa bersama orang-orang yang kusayangi di dunia sihir ini. Tak ada padanan kata yang tepat untuk menggambarkan mereka dan tempat ini. Mereka--kami satu, keluarga. Tempat ini adalah tempat kedua yang berperan besar untuk menjadi saksi bisu pertumbuhanku.

[T] [B] [C]

Hulaaa guys! Da yg kangen Dramione? ><
Maaf aku baru bisa update lagi. Udah kubilang kalau aku br mau UN kan di updatean terakhir aku? Ya dan sekarang aku udah selesai, baru selesai hari ini. Doain aku dapet hasil terbaik yaa supaya makin semangat nulis jugaa hehe~

Maaf ya ngga sampe ribuan words. Soalnya aku pake part cadangan yang udah kutulis beberapa minggu yang lalu. Bcs aku jg udah terlanjur janji mau update selesai ujian. Nih ya kukasih hadiah update hari ini, kalian kasih hadiah doa ke aku yaa hahaha ❤

Sincerely,
Mrs. Malfoy yang baru selesai menjalankan NEWT.
Have a nice day!

Troubled Love - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang