8

4K 366 11
                                    

"Hermione? Di mana kau??" Tanya sebuah suara. Lebih tepatnya ia berteriak.

Yah, siapa lagi kalau bukan Ginny yang berani bertingkah seperti itu terhadapku.

"Aku disini!!" Pekikku keras.

Ginny berlari kecil menghampiriku di asrama perempuan Gryffindor.

"Kau sedang apa sih? Lamban sekali."

Aku menggedikan bahuku.

"Ternyata ada beberapa barangku yang terselip dan tertinggal. Jadi disimpan oleh prefek asrama." Aku memgambil barang-barang itu dan memperlihatkannya pada Ginny.

"Ya sudah. Apa kau mau berkeliling Hogwarts? Harry tidak mau menemaniku. Ia sedang bicara dengan--entah sepertinya ketua murid."

Aku mengangguk lalu melambaikan tangan kepada beberapa anak yang berada di dalam kamar asrama lantas berlalu keluar.

Aku hanya berkeliling santai dan melihat-lihat sekitar sekolah--yang ternyata tidak sama sekali berubah--dengan Ginny. Di kelas sejarah yang kosong aku menemukan prof. Binns sedang melayang dan berbicara sendiri.

Tiba-tiba Ginny memekik.

"Kenapa kau?" Tanyaku.

"Kau lihat prof. Binns?" Tanyanya.

"Masih hidup saja dia, ya. Kukira dia sudah tidak ada lagi. Apa masih mengajar sejarah?" Ucap Ginny dengan wajah polos.

Aku hampir saja tergelak dengan kebodohan Ginny yang sama sekali tidak lucu itu.

"Merlin's beard! Ginny! Tidak ada istilah mati dua kali. Kenapa dungu sekali sih kau? Buktinya saja dia masih ada di kelas sejarah. Untuk apa kalau bukan untuk berlatih menerangkan di depan anak-anak." Aku menggelengkan kepalaku. Heran saja dengan kebodohannya.

"Well, iya juga. Santai saja Hermione! Jangan marah begitu. Aku memang sedang berpikir lambat." Ginny memberikan cengirannya kepadaku yang hanya kubalas dengan dengusan.

Ginny tertawa kecil.

"Kau sudah bertemu Hagrid?" Tanyanya sambil melihat-lihat sekitar dengan sekilas.

Aku hanya menggeleng.

"Nanti sajalah saat makan malam. Lagipula sehabis itu, kita 'kan akan bertemu dan mengobrol bersama dengan mereka." Ya, mereka itu adalah teman-teman empat asrama dari berbagai angkatan sekaligus. Maksudku teman seperjuanganku dan yang lain saat battle of hogwarts. Tentunya yang masih hidup. Well, aku sedih dan merasa sakit bersamaan saat harus mengatakan itu.

Tiba-tiba aku mendengar isakan pelan dari sudut lorong. Kukira itu si Peeves--hantu jahil, tapi ternyata--

Greengrass? Astoria Grengrass?

Ah mengapa dia? Habis dikerjai Peeves? Ah itu sih, tidak mungkin.

Aku pelan mendekatinya.

"Ada apa denganmu, Greengrass?" Tanyaku.

Ginny mendelik ke arahku dan berbisik pelan.

"Buat apa kaupeduli, Mione?" Bisik Ginny padaku.

Greengrass mengerling padaku.

"Kauu!" Pekiknya keras.

Kerutan di dahiku makin mendalam mendengar pekikannya. Aku terheran.

"Ada apa?" Tanyaku lagi.

"Kau selalu saja menang, Granger. Kaurebut semuanya," ucapnya yang terdengar seperti lirihan.

"Aku? Apa salahku, Greengrass?"

Troubled Love - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang