21

2.9K 279 2
                                    

"Bagaimana, menurutmu?" Tanyaku sembari menyerahkan lembaran kertas berisi susunan kegiatan yang akan kami lakukan ke depannya.

Angelina terdiam dan alisnya yang bertaut serta dahinya yang mengerut menunjukkan bahwa ia sedang berpikir.

"Menurutku ini cukup, tapi mungkin ada yang bisa kutambahkan, Hermione?"

Aku mengangguk, berkata, "Silahkan. Dengan senang hati, aku mempersilahkanmu untuk menambahkannya. Aku akan merasa nyaman mengerjakan jika susunan kegiatan sudah menjadi kesepakatan kita bersama."

Angelina menekuni lembaran yang kuberi dan mengambil perkamen baru lagi dan menggoresnya serupa tulisan dengan pena bulunya. Ohya, aku lupa memberi tahu. Kami di sini tidak memakai kertas untuk berkas-berkasnya. Masih memakai kertas perkamen seperti yang digunakan pada hogwarts letter. Walaupun aku tetap menggunakan kertas putih untuk beberapa pekerjaan yang kubawa dari dunia muggle ke sini.

"Selesai." Ia menggeser kertas perkamen itu ke hadapaku. Gesturnya menunjukkan bahwa aku harus membaca tulisan itu, of course.

Aku membacanya lamat-lamat dan teliti.

"Baik, aku sepakat. Kau menyepakatinya, Angelina?"

Angelina mengangguk dan menjulurkan tangannya.

"Deal?"

"Deal."

<<<>>>

"Harryy!!" Pekikku saat tak sengaja kulihat ia di depan, entah apa yang harus kusebutkan pada ruangan ini--lift mungkin?

[*Pict on Multimedia]

Harry menoleh ke arahku, matanya menunjukkan keterkejutan. Oh ya, aku sudah bertanya pada Angelina. Dia berniat memberi tahu semuanya akan kehadiranku tetapi lupa akan hal itu.

Aku menghampiri Harry dan memeluk singkat dirinya.

"Mione? Kau..? Di sini? Kapan kau sampai? Tinggal di mana kau?"

Aku tersenyum lebar dan tertawa kecil.

"Ya, aku di sini. Sewaktu berkirim pesan pada Ginny pada waktu yang lalu, aku sempat membicarakan akan kedatanganku ke sini, bukan? Untuk urusan pekerjaan. Aku sampai di sini, kemarin pagi. Kalau tinggal, uhm belum saatnya kau tahu, nanti akan kuberi tahu tapi tidak sekarang." Aku membuang pandangku dari Harry, terlalu malu mengatakan hal itu.

Harry menyeringai padaku.

"Ya, ya aku baru ingat. Tapi aku tidak menyangka kau akan datang kemarin ataupun hari ini kita bertemu. Oh, Mione, apa kau bersama dengan--"

"Berhenti. Jangan lanjutkan omonganmu. Jangan menebak karena nanti akan kuberi tahu. Lebih baik kita pergi keluar dari sini. Ke Diagon Alley mungkin? Aku ingin berbelanja, melepas penat. Aku ingin buku-buku terbaru Dunia Sihir, ataupun ke Three Broomstick. Temani aku. Kita bisa lanjutkan obrolan sembari berjalan nanti, Harry."

Harry tertawa mendengar perkataanku, bukan karena ada yang salah, tapi intonasiku terlalu gugup untuk sekadar berbicara dengannya.

"Oh, baiklah. Kalau begitu, sebentar. Aku ingin meletakkan perkamen ini di ruangan Minister of Magic."

Aku mengangguk dan menunggu di sudut ruangan ini.

Tak butuh waktu lama, Harry sudah berada di depanku lagi dan merangkulku.

"Bagaimana harimu?"

"Cukup baik. Bekerja sama dengan Angelina juga berlangsung dengan sangat baik dan lancar."

"Oh kau--Angelina--"

"Yes. I am. We're partner."

Aku tertawa melihat Harry dengan matanya yang seperti ingin keluar dari rongganya itu karena terlalu terkejut.

"Damn! Kenapa Angelina tidak bilang padaku? Atau setidaknya pada Ginny?"

"Lupa."

"Hanya itu alasannya?"

"Ya."

Harry mengangguk lalu meneruskan langkahnya sampai tiba di Diagon Alley. Kami segera menuju Three Broomstick dan seperti biasanya, memesan butterbeer. Sepertinya sudah pernah kubilang sebelumnya, aku menyukai butterbeer lebih dari minuman apapun. Tak ada yang bisa menandingi minuman itu. Never.

Sembari duduk dengan santai, Harry mengangkat topik pembicaraan yang uh--sangat tidak tepat waktunya.

"Kau tahu, Hermione?"

"What?"

"Uhm, Ron--ia sudah tidak bersama Susan. Aku sudah menduganya dari awal mereka bersama. I know Ron..and you so well. Kalian berdua tetap sulit untuk dipisahkan mau sebesar apapun masalah itu. Hati Ron tetap untukmu."

Mataku membesar terkejut mendengar pernyataan itu. Mereka sudah tidak bersama, katanya?

"Merlin, Harry! Ehm apa katamu? Mereka sudah tidak bersama? Ya ampun! Hey, kau tidak boleh bicara seperti itu. Pasti ada masalah di antara mereka berdua. Aku tidak ingin terlalu percaya diri bahwa Ron ingin aku, tapi mungkin aku termasuk seorang yang dilibatkan dalam perdebatan mereka sebelum mereka--broke up, maybe? Kau tak boleh bicara seperti--seakan aku dan Ron tidak bisa hidup jika tidak bersama. Aku bisa. Ron juga pasti bisa. Dugaanmu sejak awal itu mungkin saja mempengaruhi sikapmu terhadap Susan. Aku curiga saja jika kau dan Ginny melakukan hal yang membuat Susan tidak nyaman berada di antara kalian."

Harry memutar bola matanya dan mendengus halus. Ah dia ini, keras kepala sekali.

"Bukan begitu maksudku, Mione. Who knows siapa dan apa yang dilibatkan? Tidak ada yang tahu kecuali mereka. Lagipula tidak, aku bersikap sopan saja kepada Susan--"

"Ya karena itu, kau terlalu sopan dan formal membuat Susan berpikir bahwa dirinya seolah asing di antara kalian."

"Kau ini! Mengapa terus memotong ucapanku? Yeah, aku juga tidak pernah menang debat bersamamu." Harry memutar bola matanya.

Hermione tergelak mendengar Harry seperti itu. Entah mengapa lucu saja melihat Harry merasa kesal.

"Hermione dan ke-sok tahuannya," ujar Harry saat aku tawaku tidak juga berhenti.

"Oh satu lagi, dan kekeras kepalaanmu terkadang membuatku jengkel, Mione."

Aku tertawa makin keras. Setelah tawaku mereda aku menanggapi ucapan yang Harry ucap lebih dahulu.

"Nope, aku bukan sok tahu, tapi aku memang tahu. Gelar Ms. Know-It-All kurasa belum terganti."

"Kau ini tahu atau memang psychic, eh? Kurasa juga, kau bukan nona-tahu-segala, tetapi nona-sok tahu-segala."

Aku mendengus dan Harry yang tertawa. Okay, keadaan memang secepat itu berbalik. Termasuk perasaanku, mungkin? Tapi siapa yang tahu? Entah hatiku akan berlabuh pada siapa nantinya.

Kaucukup tahu satu hal. Saat aku mendengar pernyataan, informasi, berita atau apalah yang disampaikan Harry tadi, itu tidak merubah keadaan dan suasana hatiku. Hati yang kini tak berdesir saat aku mendengar pernyataan itu.

Entah apa maksudnya itu.

[T] [B] [C]

Hulaa!~
Ada yang kangen sama akyuu?? Ah aku yang kangen kalyann :3 Lama ga nih gantunginnya? Hehehe maaf yaa. Padahal chapter ini udah lama nongkrong di draf tapi aku emang seneng nahan aja :D

Thankyou udah mau baca dan nunggu cerita ini update.

Best regards,
Mrs. Malfoy





Troubled Love - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang