Ariana POV
Aku Ariana wanita berumur 18 berkulit putih dengan rambut curly (*gua gatau ini tulisannya bener atau engga) memiliki sifat yang misterius menurut temanku banyak. Aku bersekolah di salah satu Smk di kota Tangerang. Jika kalian berfikir aku masih lajang kalian salah.
Aku memiliki seorang suami bernama Christian Reyhan Fernando. Lelaki yang terpaut 10 tahun suamiku ini adalah seorang CEO di perusahaan Fernando Corp.
Kami menjalani kehidupan yang layaknya suami istri. Kami saling mencintai dan saling menyayangi.
Kami dijodohkan, aku tak pernah tau apa alasannya langsung menerima perjodohon yang dibuat oleh keluarganya. Mamah pun tak pernah ingin memberitahuku tentang perjodohan kami.
Aku sendiri pun tak pernah tau mengapa aku mau menerima lelaki yang bahkan tak ku kenal asal usulnya.
Aku mencintainya entah apa alasannya aku pun tak tau, rasa itu tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa ku ketahui.
Dia lelaki idaman menurutku, dia mengerti diriku, mengerti apa yang kuinginkan dan dia juga tak pernah menuntutku untuk menjadi apa yang ia inginkan.
*****
Aku terbangun dari tidur nyenyakku karna jam walker sialan ku yang rasanya ingin ku buang jauh.
Saat ku bergerak terasa berat di bawah perutku. ternyata tangan Reyhan sudah bertengger manis diperutku.
Aku memposisikan tubuhku agar bisa berhadapan dengannya. Aku kasihan melihatnya. Pulang tengah malam dan kadang suka mengerjakan pekerjaan dirumah.
"Maaf karna ku kau harus bekerja keras untuk menghidupi kehidupanku, maaf banyak menyusahkanmu" ucapku dalam hati tak terasa air mataku jatuh begitu saja.
"Kau menangis" ucapnya membuatku kaget. Dengan segera kuhapus airmataku
"Kau sudah bangun? Aku membangunkanmu? Maaf" ucapku menyesal karna membangunkannya.
"Hey, aku bertanya padamu mengapa kau menangis? Kau menangis karna aku tampan ? Atau kau menangis karna takut kehilanganku? Jadi mana yang benar ?"
"Kau ge-er sekali"
"Tapi memang benar bukan?"
"Ya ya ya terserah katamu sajalah, bangun dan mandilah aku akan membuatkanmu makanan dan menyiapkan bajumu" aku mulai beranjak dari tempat tidur ku. Tiba" ia menarikku dan mengecupku.
"Karna hari ini kau tak memberikan morning kiss untukku jadi aku yang memberikan morning kiss untukmu" aku hanya bisa diam dan tersipu malu.
****
Ariana POV
Hari ini adalah hari senin hari yang membosankan untuk pelajar sepertiku.
Seperti biasa aku berangkat dengan diantar oleh Reyhan. Ya dia slalu mengantar dan menjemputku jika aku sekolah.
"Baik-baiklah disekolah jangan buat gara-gara disekolah. aku tak mau mengurus surat peringatan mu kembali dan berurusan dengan ruang Bimbingan Konseling."
"Baiklah suamiku tersayang aku akan belajar dengan baik dan aku tak akan membuatmu berakhir diruang BK" kataku dengan gembira.
"Baguslah sekarang pergilah belajar"
"Kau mengusirku?" aku mulai merajuk.
"Aku tak mengusirmu sayang tetapi aku tak ingin kau terlambat karna terlalu banyak mentapku dan menggemari suamimu yang tampan ini"
"Bisakah kau menciumku sebelum aku belajar" ucapku malu.
"Ohhh kau ternyata menungguku menciummu"
"Baiklah kalau kau tak mau aku pergi" ucapku sebal.
"Kemarilah"
Aku mendekat dan bibir kenyalnya mulai menyusuri rongga di mulutku dan mengabsen setiap gigiku, aku mulai menikmatinya. Dan kini ciuman lembut itu menjadi ciuman panas hingga tak kusadari aku sudah duduk di pangkuannya.
"Cukup untuk hari ini pergilah belajar aku akan menjemputmu jika aku sempat dan jika aku tak sempat pulanglah dengan taksi online atau dengan pak joni." pak joni adalah supir pribadiku.
Aku memasuki gerbang dan mulai berjalan memasuki kelas dengan hati yang bergembira dan muka flat.
Yah beginilah aku jika disekolah muka datar tak pernah cerita tentang bagaimana kehidupanku, karna mereka hanya bisa menjadi pendengar tanpa bisa merubah sesuatu menurut ku.
"Hay Riana" Putri menyapaku, yah dia adalah orang pertama yang selalu menyapaku setiap pagi ketika aku datang. Dia temanku sejak kelas baru 10 hingga sekarang aku kelas 12.
"Hay" ucapku saat sudah meletakan tasku dengan sempurna diatas mejaku.
"Putri kau tau tidak semalam aku bertemu dengan mantanku, dia mengajakku untuk jalan bagaimana ini" dia Sartika dia teman paling heboh diantara aku dan Putri.
"Hay ana" kini giliran Amel menyapaku gadis terpolos dan terceria.
"Hay" aku menyapanya.
"Assalamualaikum hadirin hadirot cucunya maerot" Febri dia wanita yang terparah diantara kami.
"Berisik ikh febri" Nevi dia teman terfeminim diantara kita.
Aku menjalani pelajaran dengan baik hari ini mengerjakan tugas dengan teliti. Hingga
Tuuuuuuuutttttt
Suara bell istirahat terdengar sudah waktunya aku mengisi perutku. Saat aku berjalan menyusuri koridor.
"Hay ana" ucap lelaki entah siapa namanya aku tak mengenalnya.
"Aku ingin menjadi sepertimu Ana banyak lelaki yang mengejarmu tapi sampai sekarang pun kau tak memiliki kekasih, sebenarnya lelaki seperti apa yang kau cari Ana" ucap Sartika.
Jika kalian bertanya apakah teman-temanku tau apakah sudah berkeluarga? Jawabannya tidak, aku tertutup kepada mereka.
Kami sampai di kantin sekolahan kami.
"Wey lu mau pada makan apaan?" tanya febri.
"Samain" ucapku.
"Lu mau pada makan apaan?" samain.
"Ana?" ucap farhan anak kelas 12 kelas otomotif yang terus mengangguku. Aku hanya diam sambil mengutak atik hape jadulku.
"Ngapain si lu disini ribet tau gak lu kan cowo ngumpul sonoh sama cowo jangan sama cewe." sartika mulai angkat bicara.
"Dia aja ga ribet ngapa elu yang ribet" ucap Farhan
"Pergilah farhan" ucapku malas.
"Aku akan pergi. Tapi nanti pulang sekolah gimana kalo kita nonton?."
"Ga bisa gua ada urusan"
" iyaudah gua gamau"
"Pergi sekarang"
"Gamau, gua mau disini bareng lu" aku hanya diam. Hingga febri datang membawa makanan kami.
"Sini biar aku suapin kamu" tiba-tiba ia mengambil makananku dan menyuapkanku.
"Pergi sekarang" ucapku.
"Gamau" ucapnya
"Pergi sekarang jangan balik lagi bangsat!!" ucapku menggebrak meja kantin. Semua orang yang ada di kantin melihatku.
"Apa lu liat-liat" ucapku. Semua tunduk ia semua takut jika aku marah. Yah beginilah aku jika orang yang mengusikku sekali tidak mendengarku aku akan marah.
Hingga bell istirahat pun berbunyi dan aku tak menghabiskan makananku