Reyhan Pov
Kulihat ia disana sedang tertidur pulas karna sentuhan tanganku yang sedaritadi berada di puncak kepalanya. Setelah kejadian tadi dimana aku menangis untuk pertama kalinya untuk ukuran pasangan. Aku baru menyadarinya bahwa aku memang menyayanginya, akh bukan lebih tepatnya mencintainya.
Kujalani mobilku terus hingga akhirnya kami sampai dirumah kami. Kulihat lagi dia, berniat untuk membangunkannya. Namun segera kuurungkan karna mengingat ia sudah menangis seharian yang mungkin membuatnya lelah dan tertidur.
Kuangkat badannya dan kubawa istriku ketempat dimana ia seharusnya tertidur.
"Slamat malam Tuan" langkahku tertehenti ketika mendengar seseorang menyapakua. Ternyata Jeni salah satu pekerja dirumahku.
Tanpa menjawab bahkan menoleh aku pergi melanjutkan kegiatan ku membopongnya. Ketika sudah sampai dikamar kami. Aku langsung menidurkannya.
"Good night, my wife. I love you" sesudah mengucapkan kalimat tersebut kuputuskan untuk mencium bibirnya yang merah menggoda dan meninggalkannya untuk mandi.
Merasa sudah cukup segar akupun keluar untuk memakai baju dan langsung menyusul Ana di tempat tidur, kupeluk dan kucium keningnya. Hingga sampai akhirnya akupun terlelap.
***
Sudah seminggu sejak kejadian aku meminta maaf pada Ana. Dan semakin hari, kondisi hubungan kami semakin membaik. Hari hari kupun kian membaik, karna setiap paginya aku slalu melihat istriku sedang tertidur didepanku.
Kami memang melakukan hal yang sama setiap paginya. Saling menatap setiap paginya, memberikan sapaan setiap paginya dan hal itu yang membuat ku menjadi bertambah bahagia ditambah lagi dengan rasa cintaku padanya yang semakin hari semakin membesar.
Hari ini aku berniat untuk memenuhi panggilan sekolah. Mengapa aku baru datang kemari padahal surat itu sudah seminggu lebih berada ditanganku. Alasannya karna satu. Jadwalku yang terlalu padat dikarenakan meeting yang tak bisa kutinggalkan.
"Aku akan datang kesekolahmu nanti. Dan ku harap kau berada di sekolah untuk hari ini" ujarku saat kami sedang melakukan sarapan pagi.
"Siap suamiku. Sebagai istri yang baik aku akan mematuhi perintahmu" ucapnya sambil menghormat kepada seolah olah aku adalah tentara yang berpangkat tinggi, dan harus slalu dihormati. Itu lah yang aku suka darinya, aku menyukai sifat cerianya yang ku ketahui akan di tunjukan hanya kepada orang tertentu saja.
"Kau pergi bersama supir saja yah. Gapapakan? Aku ada meeting hari ini, harus ku kerjakan dengan cepat agar aku bisa cepat kesekolahmu. Kau tak keberatan kan?" aku langsung bangun dari tempat dan mencari tasku.
"Tak apa. Hati hati." setelah mendengar kalimat dari mulutnya aku segera menghampirinya. Kutempelkan bibirku di keningnya dan dengan kecepatan kilat kutempelkan juga bibirku ke bibirnya kurasakan ketegangan nya. Aku tak melumatnya karna aku tau jika aku melumatnyanya akan ada bermenit menit waktu yang kubutuhkan untuk terlepas dari bibir manisnya dan itu akan membuat kami terlambat. Kurasa cukup, aku segera lari meninggalkannya, baru saja ingin membuka pintu mobil ku dengar teriak istriku memanggil namaku. Tanpa ku sadari tawaku meledak seketika itu.
Kukendarai mobil audi keluaran terbaruku. Membelah jalanan kota Tangerang. Perjalanan hari ini cukup lancar sehingga aku mengendarai mobilku setenang mungkin.