Bagian 27

51 0 0
                                    

Kini aku sudah berada di depan salah satu Restoran mewah yang berada dikota Tangerang. Kulangkahkan kakiku untuk memasuki Restoran tersebut.

Merasa asing dengan tempat ini dan bingung ingin pergi kemana. Akupun memutuskan untuk mengirimi Reyhan pesan dan menanyakan dimana letak dia berada.

Ana
Kau dimana? Aku sudah berada di dalam Restorant.

My Husband💕
Masuklah. Akan ada seorang pelayan yang akan membawamu kepadaku.

Mendapat instruksi tersebut dari Reyhan. Akupun mulai berjalan mencari seorang pelayan yang akan membawaku padanya.

"Mba Ana benar" tanya salah seorang pelayan kepadaku. Hanya sebuah anggukan yang dapat menjawab pertanyaannya.

"Mari ikut saya" akupun langsung mengikuti pelayan tersebut tanpa mau banyak berkata.

Hingga akhirnya aku berdiri di sebuah tempat yang aku tak mengerti tempat apa "masuklah Mba sudah ada seseorang yang menunggu anda"

"Terimakasih"

Aku mulai memasuki ruangan tersebut. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat seseorang yang slama ini menemani hari-hariku berada disana.

"Hai" tanyanya yang kini mulai berjalan mendekati ku.

"Hmm" kataku yang sudah berada dalam pelukannya.

"Kau suka?"

Jika kalian fikir aku hanya makan maam seperti biasa kalian salah. Karna kini aku makan malam dengan Reyhan dengan ditemani indahnya kota Tangerang.

"Sangat" ucapku.

Aku mulai berjalan meninggalkan Reyhan menuju pinggir Restaurant tersebut. Menikmati terpaan angin yang menerpa wajahku. Ditambah lagi kerlap kerlip kotaTangerang yang kulihat dari ketinggian.

"Duduklah" kini dia sudah berada di belakang ku dengan pelukan hangat di tubuh ku.

Aku mengikutiku langkahnya. Hingga seseorang membawa makanan dan menghidangkannya diatas meja kami. Aku memakan makananku dalam diam. Hingga makananku habis.

Aku mengetahui bahwa Reyhan terus melihatku saat aku makan. Tetapi aku hanya diam. Karna aku tak tau apa yang harus ku bicarakan dengannya.

"Ada yang ingin ku bicarakan" ujarnya.

"Katakanlah" ucapku.

"Mengapa kau terlihat dingin malam ini?"

"Bukankah memang seperti ini. Hmm?"

"Biasanya tidak"

"Perasaanmu saja mungkin"

Ia mulai bangkit dari tempat yang ia duduki dan berjalan kearahku. Langkahnya berhenti ketika sudah bertepatan denganku. Tanpa banyak bertanya ia pun langsung berlutut di depan ku lalu menggenggam tanganku.

"Mungkin dulu kita menikah dengan dasar perjodohan. Mungkin dulu aku hanya menjadikanmu hanya sebagai kesialan yang berujung menyia-nyiakan mu. Dan sekarang kesialanku menjadi cinta. Cinta yang tak ingin ku lepas. Cinta yang mengenaliku tentang bagaimana pentingnya dirimu untukku. Cinta yang mengajari ku bahwa cinta yang tulus tak akan pernah mempedulikan sebanyak apapun kau sakit yang ingin kau tau hanya bagaimana bertahan dengan kesakitan itu"

ARIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang