Ini hari terakhirku dalam meminta kesempatan padanya. Bolehkah aku jujur pada kalian bahwa aku tak memiliki kesiapan dalam kehilangan Ana?.
Kini aku sudah berada di depan pintuk kedua orang tuaku bersama Ana. Ntahlah apa yang Ibuku inginkan hingga mengundang kami untuk datang kemari.
Kupencet bell yang berada didalam rumah Ibuku. Hingga tak berapa lama muncul lah seorang wanita yang melahirkan ku dulu.
"Hai sayang. Astaga Mamah sangat merindukan kalian" kata ibuku yang langsung mencium kedua pipi istriku.
"Hai Mah" Ucap Ariana.
"Papah dimana Mah?" kataku yang langsung memasuki kediaman keluargaku.
"Diruang kerja" katanya.
Aku melangkah menuju kolam renang. Kolam yang menjadi tempat favorit ku untuk menyegarkan tubuh disaat panas sedang melandaku.
Aku memikirkan nanti malam. Malam yang menentukan berpisah atau tidaknya aku dengan Ana.
Sungguh aku tak ingin kehilangan nya. Aku berfikir bagaimana hidupku jika tanpa dia. Sanggup aku? Kata itu terus terngiang didalam otakku.
Sebuah tangan tiba-tiba bertengger manis di pinggang ku dan pelukan hangat menjalar kedalam tubuhku. Aku mengetahui siapa pemilik tangan tersebut. Ya siapa lagi jika bukan Ana.
Kubalikan tubuhku untuk menghadap kearahnya. Kupeluk dia dan tak lupa juga ku kecup dia mengelus rambutnya sayang.
"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya.
"Tak ada" kataku bohong.
"Jangan berbohong padaku Han"
"Jika aku menginginkan kau untuk tetap bersamaku hingga aku mati nanti bersediakah kau Ana?"
"Akan ku pertimbangkan jika kau tak melakukan kesalahan yang fatal"
"Aku tak ingin kehilanganmu"
"Akupun begitu"
"Jika kau tak ingin kehilangan ku maka tetaplah bersamaku"
"Katakan itu sebelum kau melukaiku,dulu"
"Maaf"
"Aku sudah memaafkanmu" katanya tanpa melihat padaku.
"Apakah kau akan kembali padaku lagi Ana suatu saat nanti?"
"Jika Tuhan mengijinkan aku akan kembali padamu. Tapi jika tidak kau harus menerima itu"
"Aku tidak akan menerima itu"
"Mengapa?"
"Karna tak ingin kehilanganmu"
"Tapi nyatanya kau menyinyiakanku apa itu yang dikatakan tidak ingin kehilangan. Kau lucu sekali Han"
"Aku tak peduli bagaimana tanggapanmu tentangku. Intinya aku akan berjuang mendapatkan mu kembali walau luka yang kudapatkan"
"Do it everything you want i can always fighting you"
"Aku mencintaimu"
"Akupun"
Setelah mengatakan itu keheninganpun terjadi diantara kami. Aku yang sibuk mengecupnya dan dia yang sibuk memelukku.
"Tidur yuk. Kay terlihat lelah Han" katanya yang dibarengi dengan elusan tangannya di wajahku.
Semenjak Ana sakit aku kurang tidur karna bejaga-jaga takut dia mengamuk.
"Baiklah" dia menuntunku menuju kamar yang ku tempati dulu. Merebahkan tubuhku dan memelukku hingga aku terlelap.
****