Bagian 18

31 0 0
                                    

Kini aku berada di salah satu mall Di Tangerang bersama teman-temanku. Aku mengikuti ajakan mereka kemari karna kupikir tak ada salahnya pergi dengan mereka.

"Kau tak ingin membeli sesuatu Ana" tanya Sartika.

"Tidak." jawabku.

"Abis ini kita kemana lagi" kini Febri angkat bicara.

"Makan bagaimana? Ana kau belum makan bukan sedari tadi istirahat?" kau pasti tau siapa yang bertanya padaku siapa lagi jika bukan si Putri.

"Baiklah Let's go" seru mereka barengan.

Kami berhenti disalah satu restoran cepat saji yang menyediakan seafood. Kami memanggil salah satu pelayan untuk memesan makanan kami. Hingga tak beberapa lama pelayan tersebut datang untuk menghidangkan makanan kami.

Aku memesan Cumi tepung dengan saus asam pedas di atas nya dan udang ditepungin dengan bumbu pedas manis diatasnya. Ntah mengapa saat baru saja membuka buku menu tersebut aku ingin sekali memakannya.

"Kau tumben sekali memesan banyak makanan Ana. Apakah kau yakin dapat menghabiskannya ?" Nefi menanyai tentang porsi makan ku.

Memang hari ini aku menjadi lebih banyak makan kecuali tadi saat jam istirahat aku tak makan karna saat itu aku tak bernafsu. Tadi pagi pun aku makan dengan banyak terbukti saat aku mengambil lagi masakan Jeni. Padahal aku sudah menghabiskannya hingga dua piring.

Namun aku berpikir mungkin ini efek karna aku kemarin hanya memakan satu kali saat berada di Pantai.

"Yah, mengapa kau meragukan ku?" tanyaku dengan semangat.

"Tidak. Hanya saja biasanya kau tak makan sebanyak itu. Bahkan setiap kita makan seafood pun satu piringpun kau tak menghabiskannya" aku hanya tersenyum.

Aku makan dengan sangat semangat. Hingga satu piring nasi kurang untukku.

"Mba? Boleh aku meminta satu piring nasi lagi?" tanyaku kepada sang pelayan.

Kulihat teman-temanku menatapku dengan tatapan bingung.

"Are you okey Ana?"  tanya Amel.

"I'am okey?"

"Seriously?"

"Hmm"

"Lo kayanya musti ke gereja deh Na" kata Febri.

"Gua setuju" disusul dengan Sartika. Aku bingung bukan maen memang ada yang salah dengan diriku. Sampai mereka bertanya seperti itu.

"Kenapa gak lu aja yang ke Gereja?" tanyaku.

"Lo gak lupakan kalo kita-kita beda agama?" aku melupakan fakta bahwa aku dan yang lain memiliki kepercayaan yang berbeda.

"Sorry" aku merasa bersalah dengan mereka hingga tanpa ku sadari mataku mulai memanas.

"Lahk. Ko lo malah nangis si Na? gua ada salah ngomong yah? Yah maaf deh. Duh Na jangan nangis dong nanti kita beli eskrim yah. Iyaudahh makan lagi nanti nasinya keburu dingin" setelah Febri mengatakan hal tersebut tiba-tiba aku langsung senang saat mendengar kata es krim.

"Serius yah Feb. Abis ini kita beli es krim?" tanyaku dengan semangat empat lima.

"Iyah" jawabnya.

Selesai mengatakan hal tersebut aku langsung memakan. Makananku lagi dengan cepat. Melahapnya dengan semangat hingga habis.

Merasa sudah kenyang akupun langsung pergi menuju kasir. Mood ku setelah makan menjadi sangat baik entah mengapa.

ARIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang