SIX

192 12 2
                                    

"You okay?" tanya Rey khawatir ketika sedaritadi melihat Nadine yang malam ini terlihat agak sedikit panikan.

"Eh? Iya aku baik-baik aja kok," jawab Nadine tersenyum.

Hening.

Rey kembali menyesap beer non-alcoholnya.

"Jadi, kamu berangkat besok?" tanya Nadine mulai membuka percakapan.

Rey mengangguk sambil menatap Nadine.

"Udah pasti baliknya kapan?" tanya Nadine lagi.

Kali ini Rey menggeleng. Pupus sudah harapan Nadine tentang pernikahannya. Pernikahannya akan kembali ditunda. Entah sampai kapan.

Nadine diam.

"Aku janji bakalan pulang cepat dan setelah itu kita akan langsung menikah, Nad," kata Rey berjanji.

"Boleh nanya ga, Rey?" tanya Nadine.

"Boleh. Tanya apa?"

"Kamu cinta ga sama aku?" tanya Nadine hati-hati takut Rey marah lagi.

Benar saja. Rey mengerutkan dahinya sambil menatap dingin Nadine. "Kamu ragu sama aku?"

Ragu kah?

Nadine sendiri tidak tahu definisi ragu dalam hidupnya saat ini.

"Abu-abu?" kata Nadine seperti bertanya.

Rey menautkan kedua alisnya. "Maksud kamu?"

"Kamu pernah denger istilah abu-abu, kan?"

"Hmm. Ga jelas? Buram?"

Nadine mengangguk.

"Jadi, kamu bilang aku buram?" tanya Rey memastikan.

Bukan maksud menyinggung hati Rey tetapi memang Nadine berpikir bahwa Rey sangatlah abu-abu saat ini. Tidak ada kata lain yang bisa dipikirkan wanita itu selain abu-abu. Kata yang sangat tepat. "Iya," jawab Nadine.

Rey menghela nafas. Akhir-akhir ini dia jadi lebih sering emosi setiap kali berhadapan dengan tunangannya ini. "Kalau aku abu-abu, kamu apa?"

"Aku?"

"Iya, kamu,"

"Entah. Mungkin, abu-abu juga?"

"Kita berdua abu-abu," Rey menekankan perkataannya.

Nadine mengangguk sambil mengedarkan pandangannya ke jemari Rey. Cincin pertunangan mereka tidak ada.

Sialan!

Apalagi ini, Rey?

Nadine pun memberanikan diri meraih tangan Rey. "Your ring?" tanya Nadine.

Sontak Rey terkejut melihat jemarinya kosong. Kemana cincin pertunangannya dengan Nadine?

Semakin abu-abu, bukan? Batin Nadine.

Miris.

"Kamu taruh dimana?" tanya Nadine mencoba sabar.

"Aku selalu pake, Nad. Tapi, kemana perginya sekarang?"

Nadine tersenyum sendu. Seketika hubungannya dengan Rey menjadi seperti ini. Astaga. Secepat ini?

"Maaf, Nad. Aku pasti cari lagi cincinnya. Kalau ga ketemu, aku janji kita akan beli cincin baru," ujar Rey mantap.

Saking mantapnya ucapan Rey menohok hati Nadine. Semudah itu.

****

"NADINE!!!!!"

As You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang