Bunyi klakson mobil sedan hitam milik Diana menyadarkan kedua muda mudi yang tengah saling menatap.
Mereka menoleh pada Diana.
Nadine terkejut.
"Hmm.." Diana berdehem kuat.
Genta turun dari motornya sambil melepas helm dan menyalami Diana.
"Selamat siang, Tante. Saya Genta kakak kelasnya Nadine." kata Genta menyalami Diana.
"Pacar kamu, Nad?" tanya Diana sambil menatap Nadine dengan jahil.
Ya Allah, tampangnya Hitler tapi aslinya begini toh. batin Genta.
Pipi Nadine langsung bersemu merah. Genta? Pacarnya? Amin.
"Bukan, Ma. Ini temen aku kok. Kak, kenalin ini Mama aku," ujar Nadine pada Genta.
Genta tersenyum sambil menyalim pada Diana dengan sopan. "Maafin saya udah ngajak anak tante bolos," ujar pria itu dengan polosnya membuat Nadine terkejut.
"Bolos, Nad?" tanya Diana mengangkat sebelah alisnya.
Nadine tidak menjawab namun hanya menggigit bibir bawahnya. Kebiasaannya kalau sedang gugup.
"Lain kali kalau mau bolos jangan pake seragam. Kalo kalian ditilang nanti mama yang repot," kata Diana sambil beranjak dari hadapan Nadine dan Genta yang hanya bisa menatap dengan bingung pada Diana.
Mengetahui bahwa mungkin kedua remaja itu bingung dengan ucapannya, Diana tersenyum ramah kemudian melanjutkan, "Genta, saya restuin kok kalo kamu pacaran sama Nadine. Tante masuk dulu, ya." pamitnya.
wow.
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Are
RomanceSusah payah menata kembali hatinya yang dulu hancur berkeping-keping, Genta kembali lagi mengacaukan hati Nadine. Sebuah kebetulan yang tidak pernah direncanakan saat Genta dan Nadine harus bertemu lagi malam itu. Tapi, kali ini Nadine tidak sendiri...