Delapan tahun yang lalu. . .
"Gue kebelet pipis, Jeng," rengek Nadine pada Ajeng yang sudah bersiap-siap sambil merapihkan tenda mereka.
"Ribet banget sih, Nad. Lo tinggal bawa senter, lo jalan sepuluh langkah juga ntar sampe kok ga perlu ditemenin. Gue capek banget," keluh Ajeng.
Nadine mendengus sebal. Rasanya dia ingin pulang ke rumahnya. Camping adalah hal termenyebalkan sedunia menurut Nadine. Kutipan dari Fat Amy di film Pitch Perfect 2 dia berkata, "Apa gunanya berkemah jika kita harus merelakan diri untuk hidup bersempit-sempitan dan terkurung layaknya anjing?"
Gotcha!
Nadine juga beranggapan sama. Lagipula dunia sekarang sudah canggih ga perlu tuh acara kemah-kemahan segala. Buang-buang tenaga banget bikin stok sunblock ludes.
Damn it! Ga ada air! Batin Nadine merutuki kebodohannya sendiri.
Semua orang yang ikut acara retret sudah tertidur pulas bahkan guru serta kakak pembimbing juga sudah memadamkan lampu pos mereka.
Nadine mencoba mengingat-ingat sumur dekat toilet yang tadi siang dia lihat. Nadine pun mulai berjalan menyusuri jalan ke arah sumur dan akhirnya dia sampai.
Tapi, gayungnya mana?
Sialan!
"Anak kelas berapa lo masih keluyuran?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Nadine.
Walaupun sempat terkejut tapi Nadine tidak lebay sampai berteriak histeris. "Kelas sebelas. Gue tadi abis dari toilet tapi ga ada airnya. Pas ke sumur juga ga ada gayungnya,"
Nadine bisa tahu bahwa itu adalah seorang pria tapi bukan kakak pembimbing melainkan salah satu anggota retret juga karena cowok itu tidak mengenakan seragam yang biasanya dipakai para tetua retret.
"Gue mau ke sungai, lo mau ikut?" tawar pria itu. Santai.
Nadine mulai curiga kalau-kalau pria di depannya ini punya maksud tertentu dengan dirinya. Fyi, Nadine sangat bisa dikatakan cewek most wanted di SMAnya bukan karena dia ikut semua organisasi sekolah sampai bisa jadi cewek yang paling diincar. Tidak. Kalau dilihat dari tampang Nadine sudah pasti dia itu cantik khas Indonesia. Lain-lainnya? Tak perlu diragukan lagi proporsi badannya pas. Sangat pas.
Cowok itu menyadari kalau cewek di depannya menaruh curiga padanya. "Ga mau juga ga papa. Gue ga berniat jahat sama lo. Niat gue baek nolongin lo karna gue emang mau ke sungai. Kalo lo ga mau ya ga papa," kata cowok itu.
Masa sih dia ga niatan jahat sama gue? Batin Nadine bertanya-tanya.
Nadine pun mengarahkan senternya ke wajah cowok itu.
Handsome. Tapi, Nadine seperti pernah bertemu. Dimana?
"Lo ikut ga? Kalo ga gue udah mau jalan," kata cowok itu lagi.
"Ikut. Tapi, awas aja kalo lo berani macem-macem sama gue. Kalo gue udah teriak, sampe Jakarta juga kedengeran. Awas aja lo," ancam Nadine yang akhirnya memutuskam untuk ikut saja sebelum dia tidak bisa tidur semalaman.
Cowok itu tertawa mengejek pada Nadine, "Ga ada niat gue buat macem-macemin lo. Badan aja rata gitu," gumam cowok itu masih terdengar oleh Nadine. Cewek itu memelototi cowok di hadapannya.
"Liat aja nanti gimana jadinya apa lo beneran ga niat macem-macemin gue kalo udah liat bentuk gue yang sebenernya," kata Nadine terdengar horor di telinga cowok itu.
"Mesum banget sih lo jadi cewek,"
"Kapan gue mesum?!" Nadine tak mau kalah.
"Omongan lo barusan bagi cowok itu mesum, ogeb,"
"Weitss, emang kita udah kenal akrab gitu sampe lo sok manggil gue ogeb? Elo yang ogeb!"
Cowok itu menghentikan langkahnya dan hal itu membuat Nadine menabrak punggung belakang cowok itu. "Lo ga bisa apa ya bilang-bilang kalo mau berhenti?!" bentak Nadine.
Risih juga lama-lama jalan berdua sama cewek. Too complicated. Masalah kecil selalu diperbesar.
"Lo diem bisa? Kalo elo nyerocos terus, anakonda bangun nanti," kata cowok itu asal. Sungguh, Nadine perlu ditenangkan.
Mendengar kata anakonda, Nadine langsung teringat film Anaconda yang biasa ia tonton bersama kakak-kakaknya kalau di rumah. Dan mahkluk itu sungguh sangat mengerikan.
Hell, no!
Seketika Nadine bungkam dan menurut pada cowok itu untuk tetap diam.
Dasar si ogeb. Batin cowok itu menertawakan Nadine.
****
"Makasih ya udah bantuin gue ngambil air tadi," kata Nadine saat mereka sudah kembali dari sungai di dekat pos.
Cowok itu mengangguk. "Tidur gih," katanya.
Nadine pun tersenyum sekilas sambil kemudian mengangguk dan masuk ke dalam tendanya.
Di dalam tenda, Nadine mulai tersenyum sendiri.
Namanya? Ah. Sial! Bahkan gue ga sempet nanya nama cowok itu! Pikir Nadine.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/103517516-288-k289083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Are
RomanceSusah payah menata kembali hatinya yang dulu hancur berkeping-keping, Genta kembali lagi mengacaukan hati Nadine. Sebuah kebetulan yang tidak pernah direncanakan saat Genta dan Nadine harus bertemu lagi malam itu. Tapi, kali ini Nadine tidak sendiri...