PART 1

3.9K 205 7
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

AUTHOR POV

Nayra melepas sepatunya dan melempar tasnya sembarangan. Tubuhnya direbahkan diatas kasur dan Nayra memejamkan matanya. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka menampilkan Bibi yang sudah lama bekerja dirumahnya.

"Mba Nayra kok dateng nggak langsung ke ruang makan? Biasanya keruang makan" tanya Bibi itu, Nayra membalikan badannya dan menutup wajahnya dengan bantal "nggak laper bi, nanti kalau laper aku bakalan turun kok" jawab Nayra

Bibinya itu memandang aneh Nona Mudanya dan menutup pintu untuk memberi Privasi kepada Nona mudanya itu. Setelah merasa pintu itu tertutup Nayra melepaskan Bantal yang menutupi wajahnya dan melemparkan entah kemana. Tubuhnya bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi, Nayra memandang Wajahnya yang sangat berantakan. Pipi yang memerah karena tamparan dan bibir yang sedikit sobek.

Nayra memandang sedih wajahnya "Gimana cara nutupin ini semua?" batin Nayra lalu mencuci wajahnya dan sedikit meringis saat tangannya dengan tak sengaja menyentuh luka dibibirnya tersebut.

Ponsel Nayra yang masih berada ditasnya berbunyi lumayan keras dan membuat Nayra buru-buru mengelap wajahnya dan  mengambil ponselnya tersebut. Nama Mikail terpampang di Caller IDnya, Nayra memencet tombol Lock dan melempar ponsel itu asal keatas kasur. Nayra menuju lemarinya dan mengambil handuk dan pakaian ganti lalu memasuki kamar mandi.

Selama mandi Nayra memikirkan kejadian yang tadi baru saja ia alami. Bayangin saja dirinya baru saja dikeroyok oleh Anak sekolah sebelah yaitu Tunas Bangsa

FLASHBACK

"Ini bukannya yang deket sama Mikail?" Tanya seseorang saat disebelah Nayra saat menunggu supirnya. Nayra menengok sebentar saat Halte sudah mulai ramai oleh sekolah sebelah.

"Bego seharusnya gue nggak nunggu disini, udah tau tempat rawan" batin Nayra lalu sedikit meminggirkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan siswa siswi sekolah sebelah.

Tiba-tiba tarikan dirambutnya membuat Nayra meringis kesakitan dan membuat Nayra refleks menengok.

"Eh cabe, pake pelet apaan sih sampe bisa-bisanya Mikail manu nganter lo pulang terus-terusan?" Tanya seseorang dengan Pakaian TB, Nayra tidak mengenalnya siapapun tolong Nayra.

"Maaf kak, Kaka siapa ya?" Tanya Nayra pelan "aku nggak pernah diantar sama Mikail pulang kok kak" bohong Nayra.

Namun tiba-tiba ada yang menampar Nayra "jangan bohong, memangnya kita gak tau kalau lo sering dianterim pulang sama dia" ucap salah satu orang disana.

Siswa Tunas Bangsa hanya menonton enggan membantu karena menurutnya Siswa yang sedang dibully adalah Musuhnya.

"Gue ingetin lagi sama lo ya! Kalau lo gak usah deket-deket sama Mikail lagi! Karena Mikail milik gue" ucapnya lagi, "paaan Mikail puny gue!" Ucap temannya lagi.

"Udah intinya milik kita bersama, dan Mikail nggak boleh deket sama lo" ucapnya lagi, Nayra menahan tangis dan untung saja supirnya cepat datang.

Nayra dengan paksa melepas paksa tangn Anak Tunas Bangsa itu lalu memasuki mobilnya.

"Non gak apa-apa?" Tanya Pak Yasin saat melihat wajah tangisan Nayra. Nayra menggeleng "bapak diem aja ya, jangan kasih tau siapa-siap" ucap Nayra. Pak Yasin hanya diam karena binngung berbuat apa.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang