PART 18

1.5K 133 6
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA!!!


AUTHOR POV


    Mikail duduk ditongkrongan sekolahnya, dia tidak berniat untuk masuk kedalam sekolahan. Banyak teman seangkatanya yang duduk bersamanya dikarenakan telat masuk. Mikail mematikan puntung rokoknya dan menghampiri Mpok yang sedang membuat Mie Goreng.

"Mas Mikail mau makan apaan?" tanya Mpok saat melihat Mikail sedang memilih macam-macam gorengan "aku gorengan aja kok mpok, tadi udah makan dirumah Kenar" jawab Mikail lalu mencomot Tahu isi yang masih terlihat panas.

Mikail memanjat pohon yang terlihat rimbun lalu memakan tahu isinya, ponsel yang berada disaku jaketnya bergetar dan dengan cepat Mikail mengambilnya.

Kenar Halim: Lo kemana dah Mik?
Mikail Malik B: Tendu, Sinii
Hazel Januar: Ciri-ciri orang yang pemalas kalian
Kenar Halim: Ye arab bau diem lo, lo juga lagi dikantinkan bukan dikelas
Hazel Januar: Ye sipit diem lo
Hazel Januar: btw kok lo tau Nar?
Kenar Halim: keliatan bego dari kelas gue lo dimana
Hazel Januar: oh iya yak, maap
Mikail Malik B: gue masuk nanti pas Sholat Dhuha.
Hazel Januar: ada siapa aja ditendu
Mikail Malik B: Rame, tapi banyakan anak MIA nih
Kenar Halim: yaudah buruan kesini nggak usah nunggu dhuha
Kenar Halim: udah ah bhay gengs, malaikat maut bentar lagi mau mulai pelajarannya nih

Mikail langsung menglock ponselnya dan melihat kearah tongkrongannya. Mikail turun dan tiba-tiba suara teriakan dan deruan motor terdengar di indera pendengaran Mikail. "Mik!! TB Lemparin jualan Mpok pake Telor" teriak salah satu teman Mikail, Mikail yang baru saaja turun langsung berlari kearah luar dan menemukan banyak telor pecah berserakan.

Mikail langsung menengok kearah motor anak Tunas Bangsa yang sudah pergi meninggalkan mereka. "Kita dapet satu!!!" teriak salah satu teman Mikail sambil menarik salah satu siswa yang mengenakan seragam Tunas Bangsa.

"gue nggak mau memperpanjang disini, kumpulin jagoan lo nanti jam 1 siang ditempat biasa!" ucap Mikail sambil menendang siswa tersebut lalu mengambil tasnya.

"Jangan lupa perlengkapan!" ucap Mikail kepada teman-temannya sebelum meninggalkan Tendu, tempat tongkrongannya.

*

"Kamu nggak bisa kayak gini terus dong Nay" omel Narrel, Nayra yang sedang memainkan Macbooknys pura-pura tidak mendengarkan Kakaknya. "Jangan mentang-mentang nggak ada Mama trus kamu bisa seenaknya gak sekolah" omel Narrel lagi.

"Nayra! Kamu dengerin Mas nggak sih?" tanya Narrel, Nayra langsung menengok "Apaan sih Mas?" tanya Nayra. "Kamu dengerin aku nggak sih? Cuma karena Mikail kamu nggak mau sekolah, pengecut tau nggak" ucap Narrel.

Nayra langsung menutup Macnya dengan kasar "Iya aku pengecut, kenapa kalau aku pengecut?!" tanya Nayra sewot. Narrel menghela nafas pendek "dulu Mas nggak pernah liat sifat pengecut kamu, tapi kenapa sifat pengecut kamu keluar? Kalau kamu ditindas ya lawan, kalau kamu nolak Mikail yaudah biarin aja, karena yang seharusnya ngejauhin kamu tuh dia! Bukan kamu yang jauhin Mikail!!" oceh Narrel panjang lebar.

Nayra terdiam cukup lama "sebenernya aku takut mas, takut Kak Hasna bakalan ngelakuin sesuatu ke aku. Itu yang bikin aku pengecut kayak gini" ucap Nayra, "anak keluarga Rusdirohardjo gak ada yang pengecut, mereka selalu berani. Jadi aku mau Nayra yang dulu, bukan nayra yang pengecut kayak gini" ucap Narrel.

"udah mas mau kekamar, ngomelin kamu kepala mas jadi tambah pusing" ucap Narrel sambil mengelus kepala Nayra dan meninggalkan Nayra.

Narrel memandang dinding dihadapannya dan dipenuhi dengan foto-foto, ada juga foto bersama Mikail karena dipaksa foto dan disuruh ambil oleh Mikail.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang