PART 23

1.4K 108 2
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA


AUTHOR POV


Mikail memasang sepatunya, setelah itu diaturun kelantai bawah untuk melakukan sarapan. Tak lupa tas ransel yang berisi buku dia bawa menuju ruang makan, "Pagi" sapa Mikail sambil tersenyum ramah.

Semua orang diruang makan mengucapkan kata pagi secara bersamaan. Di pojok meja makan terdapat Haidar, Suami Sylvia tak lain adalah Papa tiri Mikail. disebelahnya terdapat adik tirinya yang masih berada dikelas 7 SMP lalu ada juga anak terakhirnya yang berumur 5 tahun yang sedang menarik-narik tasnya.

"Mas Mikail mau kemana?" tanya anak kecil itu yang bernama Sera, Mikail tersenyum lalu mendudukan dikursi khususnya "ya mas mau sekolah lah" jawab Mikail lalu duduk disebelah Haidar.

"Kamu sudah menghubungi papa kamu?" tanya Haidar sambil menutup koran yang sudah ia selesai membacanya. Mikail menggelengkan kepalanya "aku nggak mau yah, aku nggak mau tinggal sama mereka lagi" jawab Mikail. Haidar tersenyum kecil, dari dulu dia selalu penasaran bagaimana mempunyai anak laki-laki.

"tapi seengaknya kamu harus izin kalau kamu mau tinggal disini" saran Haidar lagi, Mikail mengambil omeletnya dan memakanya dengan Sosis panggang yang sudah tersedia "tapi kalau misalkan aku hubungin dia, mungkin aja aku pulang sekolah langsung bisa diseret sama anak buahnya yah" ujar Mikail.

"Yausudah, yang penting ayah sudah mengingatkan. Ayah juga senang kamu tinggal disini" ucap Haidar. Sylvia memasuki dapur dengan celemek berwarna biru, "ini bekel buat Sheila trus ini yang warna biru buat Mikail" ucap Sylvia sambil meletakan kotak makanan.

"Makasih Mama" ucap Sheila lalu memasuki kotak itu kedalam tasnya "Ayah , Mama, Mas Mikail, Sheila berangkat sekolah dulu ya. Dadah semuanya" ucap Sheila sambil bersalaman kepada kedua orang tuanya. Dengan cepat Mikail memakan sarapannya begitu juga dengan jusnya "kalau makan jangan cepet-cepet nanti tersedak kamunya loh" peringat Sylvia.

"takut telat akunya ma" ucap Mikail lalu memasukan bekalnya kedalam tas "takut telat apa mau buru-buru ketemu Nayra" canda Sylvia. "Ih apaan sih mah, udah ah. Ayah sama Mama aku pergi dulu ya" ucap Mikail lalu bertos dengan Sera.

**

Mikail memberhentikan motornya didepan rumah Nayra yang masih terlihat sepi. Mikail membuka pintu kecil dan bertemu dengan satpam yang sudah ia kenal yaitu pak ujang. "Eh mas Mikail" sapa Pak Ujang dengan senyuman lebar. "Pagi pak Ujang, Nayranya ada?" tanya Mikail dengan sopan.

"Ada dong mas, Pasti mas mau jemput Non Nayra kan?" tanya Pak Ujang, Mikail mengangguk "Nah mungkin sebentar lagi Non Nayra keluar. Ngomong-ngomong Mas Mikail koku dah jarang saya lihat dilempar pake sandal lagi sama Non Nayra?" tanya Pak Ujang.

Mikail tertawa "Ya kali pak saya dilempar sandal terus sama Nayra, bisa-bisa benjol dong kepala saya" jawab Mikail. Nayra berlari terburu-buru dan berhenti berapa meter dari Mikail, Mikail tersenyum cerah "Hai! Pagi Nayra!" sapa Mikail.

Nayra yang masih mengigat kemarin malam langsung merasa pipinya memerah. Mikail menghampiri Nayra "berangkat sama gue kan? Narrel gak marah kan kalau lo berangkat sama gue mulu?" tanya Mikail. Nayra mengangguk canggung, melihat jawaban itu Mikail menggandeng tangan Nayra menuju motornya yang sudah ia parkirkan diluar.

Mikail memberikan helmnya lalu menaiki motornya "Pegangan ya, kalau gak pegangan nanti jatuh" ucap Mikail, "Iyaa" ucap Nayra lalu memegang tas Mikail, "Jangan megang tas nanti kejungkal kebelakang" goda Mikail. Nayra memukup pundak Mikail "Dasar modus, udah buruan jalann!!" ucap Nayra, "Hehe tau aja. Pegangan, Mikail akan meluncur" ucap Mikail sambil membawa mereka keluar dari perumahan pondok indah menuju sekolahnya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang