PART 21

1.4K 119 7
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA!!!




AUTHOR POV

Nayra menyuapi bubur kearah Mikail, sudah 2 hari Mikail sadar dan Nayra tidak absen untuk mengunjungi Mikail. "Lo bener-bener suka sama gue?" tanya Mikail dan membuat Nayra tersedak dengan ludahnya sendiri. Nayra menggeleng "nggak kata siapa?" elak Nayra dan menyodorkan bubur terus kedalam mulut Mikail.

"Lah yang pas waktu gue sadar itu siapa yang ngomong kalau ada yang punya perasaan sama gue" ucap Mikail dengan nada jenakanya. Nayra mencubit lengan Mikail "bukan gue, udah ah! Makan yang bener, biar cepet sembuh dan pulang dari rumah sakit" ucap Nayra salah tingkah.

Mikail menahan tawanya "inget ya gue lebih tua daripada lo, jadi lo nggak berhak nyubit-nyubit gue" ucap Mikail dengan nada sedikit diketusin "Sayangnya gue nggak nganggep lo lebih tua daripada gue. Soalnya kelakuan lo sama aja kayak bocah" ucap Nayra tak kalah ketus.

"idih nyolot, harusnya yang lebih muda hormat sama yang lebih tua!" ucap Mikail, Nayra tetap menyuapkan Bubur tersebut "Sayangnya gue nggak mau Hormat sama lo" jawab Nayra. "Harus Hormat sama gue!" Mikail tidak mau Kalah, "Harus amat? Emang lo siapa gue? Pake harus-harus banget?" tanya Nayra tidak mau kalah.

"gue siapa?" tanya Mikail, Nayra mengangguk "Emang lo siapa?" tanya Nayra balik. Mikail menggeleng tidak terima "Wah harus dikasih tau nih orang!" ucap Mikail. "Masa lo nggak tau gue sih, kan gue calon pacar lo" jawab Mikail dengan nada yang membanggakan diri.

Nayra mengaga lebar, namun sebenarnya hatinya berdetak tidak karuan dan dia merasa pipinya memerah sekarang. "Ye, emang gue mau jadi pacar lo?" tanya Nayra, "Jadi lo nggak mau pacar gue, berarti lo harus jadi Isteri gue gimana? Kita nikah sekarang aja yuk" ucap Mikail Blak-blakan.

Entah karena refleks sendok yang berada ditangan Nayra mengenai kepala Mikail. "Sakit bego" ucap Mikail sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit. Nayra tertawa pelan "Makanya kalau ngomong dijaga, jangan asal ngomong" ucap Nayra lalu menyuapkan Bubur kearah Mikail.

"masalahnya bibir gue selalu pingin nyerocos terus kalau ada lo" ucap Mikail, Nayra melotot "udah buruan makanannya dihabisin dulu" ucap Nayra. "Iya-Iya maaf Ibu negara" ucap Mikail sambil tersenyum jahil lalu mengambil alih bubur ditangan Nayra.

"Nyokap gue mana?" tanya Mikail sambil mengunyah Bubur tersebut "Ya ngurus pasiennya lah bego, emang pasiennya lo doang" jawab Nayra ketus. "sumpah cara omongan lo persis kayak Narrel. Pedes tau nggak" ucap Mikail entah Nayra tersenyum kecil "jangan lupa kalau gue sama dia adek-kakak" ucap Nayra.

Mikail mengangguk lalu memakan Buburnya dengan lahap "boleh tau kenapa lo ngelakuin ini?" tanya Nayra sambil membuka pudding mangga untuk Mikail. Mikail terdiam "kalau nggak mau jawab it's okay" ucap Nayra lalu mengambil mangkok yang sudah kosong dan memberikan Pudding mangga tersebut.

Mikail berdehem "gue ngerasa, gue udah nggak cocok dikeluarga sana. Karena semuanya mihak Erlangga, semuanya lebih milih Erlangga daripada gue. Mereka semua nganggep Erlangga lebih baik daripada gue sedangkan aslinya Erlangga sama sekali gak jauh berbeda dari gue" jawab Mikail sambil mengambil nafas yang cukup banyak, "Karena itu gue merasa udah gak pantas untuk hidup, semuanya ninggalin gue. Mama, Nenek, dan Lo ninggalin gue. Jadi gue memilih jalur itu" tambah Mikail.

Nayra mengelus pundak Mikail dengan sayang "gue janji gue bakalan selalu ada disebelah lo, dan ngedukung lo. Sekarang seharusnya lo bersyukur, karena lo dikasih kesempatan kedua sama Allah dan Nyokap lo udah ada disamping lo" ucap Nayra, Mikail tersenyum sangat manis kearah Nayra.

"Ehem" deheman seorang membuat Nayra dan Mikail yang masih saling pandangan langsung menengok kearah suara itu "Eh Tante" ucap Nayra lansgung menghampiri Mama Mikail dan Tante Keyra. "Hari ini Mikail bisa pulang kerumah" ucap Sylvia, Mama Mikail.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang