PART 8

1.7K 137 3
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO


AUTHOR POV


Mikail mememantulkan bola basket lalu melakukan Three Point namun bola tersebut tidak memasuki ring. Mikail mengumpat pelan lalu mencobanya lagi dan masuk kedalam ring.

Suara tepukan tangan membuat Mikail menengok kearah suara itu. Senyuman Mikail tiba-tiba menghilang dan langsung memasang wajah sinisnya. Dibelakangnya terdapat Erlangga, "Ngapain lo kesini?" tanya Mikail dengan kasar.

"Ini juga rumah gue bung" ucap Erlangga, "lo Cuma numpang disini, rumah ini milik gue" ucap Mikail dingin lalu memainkan bola basketnya lagi.

"Whops, ini rumah bokap lo bukan rumah lo" ucap Erlangga lalu tertawa dibuat-buat. "Seenggaknya ini rumah bokap kandung gue dan bukan bokap tiri gue" ucap Mikail lalu mengshoot bola dan setelah itu pura-pura lupa "Ah gue lupa, kan bokap lo udah meninggal ya. Jadi nggak ada yang bisa lo banggain dari bokap kandung lo" ucap Mikail kasar.

Erlangga hendak maju namun tangan Mikail membuatnya berhenti "Kenapa? Lo mau marah? Kan itu kenyataan? Seharusnya lo sadar diri lo disini Cuma anak tiri" ucap Mikail lalu tertawa dengan kencang dan menuju dalam rumah.

Sebelum memasuki dalam rumah Mikail sedikit menyenggol Erlangga. Didepan pintu belakang Bianda melihat semuanya dan hendak menangis. "Ups, ibunya denger. Maaf ya pasti ada ngerasa kesindir" ucap Mikail dan meninggalkan Bianda.

"Kamu mau sampai kapan kayak gini Mik?" batin Bianda, karena dia juga merasa tertekan.

*

Mikail mengambil baju baru dan memakainya dengan cepat saat dia mendenga tangisan Melissa, Adik tiri. Namun Mikail menganggap Melissa seperti adik kandungnya karena ada darah Bramantya yang mengalir disana walaupun ada darah dari sang wanita jalang itu.

Mikail menghampiri ruang bermain Melissa dan menemukan Erlangga yang juga berada disana. Dengan cepat Mikail menggendong Melissa "Kalau nggak bisa ngurus bayi nggak usah deket-deket sama Melissa" ucap Mikail lalu meninggalkan ruang main Melissa dan membawanya kedalam kamarnya.

Melissa menepuk-nepuk wajah Mikail dan membuat Mikail tertawa. "Kamu lucu banget sih dek" ucap Mikail lalu menrunkan Melissa dan bermain didalam kamarnya.

Mikail mengambil ponselnya lalu mendecak malas saat melihat chat line dari Hasna.

"bego gue pake nerima dia" ucap Mikail lalu memandang adiknya yang sedang menarik-narik baju kotor yang berada diranjang baju kotornya. "Kaka bego ya, pake nerima orang yang nggak mas sayang. Walaupun Cuma buat pelampiasan tapi seharusnya mas nggak nerima dia" ucap Mikail kepada Adiknya lalu menggendongnya.

Melissa melakukan protes karena aktifitas bermainnya berantakan. Mikail tertawa lalu mendudukan Melissa dikasur hitam milik Mikail. Di ambilnya tab milik Mikail dan mengambil boneka macan yang akan menemani Melissa untuk menonton di Tab tersebut.

Setelah Melissa sudah diam dengan Tab dan Boneka macannya, Mikail mengambil Laptopnya lalu mengerjakan Karya tulisnya. 10 menit berganti menjadi 30 menit, Melissa sudah mulai merengek.

Mikail menekan nomor di Ponselnya dan memanggil Bi Asih untuk membuat susu untuk Melissa dan membawanya kekamarnya. Tidak lama pintu diketuk dan Mikail menyilahkan masuk, Bi Asih memberika susu dot kepada Melissa.

"Kamu bobo dulu ya udah malem, Kakak mau ngerjain tugas dulu" ucap Mikail kepada Melissa, namun tiba-tiba Melissa menangis "mau sama kak ail" ucap Melissa dan merentangkan tangannya minta di gendong.

Mikail menghembuskan nafas lelah lalu mengangka Melissa, Melissa dengan cepat meminu susunya. Mikail menepok-nepok bokong Melissa dengan pelan "Udah den, Bibi aja" ucap Bi Asih, Mikail menggeleng pelan.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang