PART 4

2K 163 8
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

  Pintu kamar milik Nayra terbuka lebar, Seorang dokter pribadi milik keluarga Rusdirohahdrjo tersenyum kepada Aurora.

"Tidak apa-apa kok Aur, lukanya gak luka parah. Cuma mungkin bakalan memar dan sedikit bengkak" ucap Abindra.

"Ya allah" ucap Aurora sedih, Abindra menepuk pundak Aurora "tenang aja, Nayra bakalan sembuh cepat" ucap Abindra.

Aurora mengangguk "terima kasih Ndra" ucap Aurora, Abindra tersenyum "sama-sama, gue balik dulu ya ke Rumah Sakit" ucap Abindra, Aurora pergi mengantarkan Abindra kedepan pintu.

Narel yang dari tadi hanya duduk disofa Cokelat yang berada dilantai atas terus menatap Mikail. Kirana datang bersama dengan Hazel "Nayra gimana kak?" tanya Kirana kepada Narel yang dari tadi hanya diam. Kemal yang dari tadi ikut dengan Narel menghampiri adiknya.

"Nggak apa-apa Cuma lebam doang kok" ucap Narel, dan memandang Mikail. Mikail yang dari tadi hanya berdiri diam dan merutuki kesalahannya. Aurora datang dan tersenyum kearah Kirana, "Kamu mau masuk?" tanya Aurora, Kirana mengangguk.

"Yaudah kamu masuk tapi jangan berisik ya" ucap Aurora, "Aku boleh masuk nggak Mah?" tanya Narel, Aurora menggeleng "Cewek aja dulu" jawab Aurora lalu menghilang dibalik kamar Nayra.

Tidak ada Aurora tiba-tiba Narel meninju wajah Mikail "itu dari gue untuk Nayra" ucap Narel emosi, "Coba lo dan geng lo nggak tawuran sama sekolah sebelah. Semuanya nggak bakalan kayak gini!" ucap Narel.

Mikail hanya tersenyum sinis "masalah tawuran nggak ada urusannya sama lo" ucap Mikail, Narel menunjuk Mikail "Lo, Mulai sekarang jauhin adik gue" ucap Narel lalu meninggalkan Mikail. "Sayangnya yang itu gue nggak bisa turutin Nar" ucap Mikail, Narel mengagkat bahu lalu memasuki kamarnya dan Kemal mengikuti menuju kamar Narel.

Mikail langsung duduk dengan lemas di sofa yang tadi di duduki oleh Narel "Kok Nayra bisa kena gitu?" tanya Hazel, Mikail memandang lurus kearah Kaca yang menujukan halaman luar "Dia mau ketempat lesnya dan lewat jalur yang kita gunain buat tawuran. Saat itu gue sama dia lari dan gue berniat mau nolong dia tapi dia malah kena lemparan batu" jelas Mikail.

"Kenar mana?" tanya Mikail kepada Hazel "dia nggak kuat kesini, tadi udah gue suruh kerumah sakit kok" jawab Hazel, Mikail mengangguk. Pintu kamar Nayra terbuka dan menampilkan Aurora.

Mikail langsung berdiri dan membungkuk berapa kali "Saya minta maaf tan, ini salah Mikail yang nggak bisa ngejaga Nayra" ucap Mikail, Aurora mengagguk mengerti dan menepuk kepala Mikail "Ini musibah kok, Tante ngerti. Sana kalau kamu mau masuk, kamu boleh masuk. Tapi kamu obtain luka kamu dulu" ucap Aurora dan meninggalkan Mikail bersama Hazel.

**

Mata Nayra mengerjap pelan, cahaya lampu menganggu pengelihatannya sesat dan semuanya sekarang terlihat lebih jelas. Kirana yang dari tadi Stay langsung mengenggam tangan Nayra "Lo udah sadar Nay?" tanya Kirana, Nayra mengangguk lemah.

"Haus" ucap Nayra pelan, Kirana dengan sigap memberi minum kepada Nayra. Punggung Nayra benar-benar sakit, Ah dia baru ingat bahwa tadi dia berlari dengan Mikail menjauhi tempat tawuran antara BM dan TB.

"gue kenapa?" tanya Nayra, "Tadi katanya lo mau ketempat les dan pas saat itu lagi tawuran dan lo kena lemparan batu. Yang gue tau lagi, lo pingsan pas kena batu tersebut, jadi Kak Mikail ngehubungin Kakak lo" jawab Kirana, Nayra langsung mengedarkan pandangannya kepenjuru kamarnya.

"Kak Mikail udah pulang kok, katanya ada urusan mendadak" ucap Kirana saat melihat gelagat Nayra mencari Mikail. Pintu kamar terbuka dan menampilkan Narel yang membawa nampan makanan "Kirana, Kemal udah ngajakin lo pulang" ucap Narel, Kirana mengangguk dan menuju Kakaknya yang sedang berada didepan kamar Nayra.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang