PART 2

3K 189 5
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

Supassara Thanachart as Nayra
Ada yang mau ngasih ide buat visual si Mikail?

NAYRA POV

Aku melepas plester diujung bibirku dan memandang luka yang berada disana "ya gue gak suka aja lo digituin Nay!" Ucap Kirana, Nayra mendesah pendek "udah lah, juga udah lama kejadiannya kok" ucapku, Kirana menggeleng "bukan yaudahnya nay, itu lo di bully!" Ucap Kirana gemas.

Aku terdiam dan mengambil baju olahragaku "udah ah, gue nggak mau dihukum Push up gara-gara kita telat kelapangan" ucapku dan memasuki salah satu bilik Kamar mandi.

Disaat aku mengganti baju suara jeritan Kirana terdengar dan membuatku mengganti baju dengan cepat. Dibuka pintu kamar mandi, aku dapat melihat Seniorku sedang berdiri didepan ku sambil bersedekap.

"Gimana rasanya tadi dirangkul sama Mikail?" Tanya Kakak kelas itu, Aku terdiam dan menunduk. Jujur aku takut!

"Gue tanya ya dijawab! Gak punya mulut apa lo?!" Tanya Kakak kelas itu, aku menggeleng "maaf kak, itu Kak Mikailnya kak yang rangkul aku, aku juga nggak mau kok di rangkul sama Kak Mikail" jawabku

Kirana menepuk jidatnya "lo keluar dari sini" usir Kaka kelas itu dan mengusir Kirana dari kamar mandi.

Aku memainkan seragamku dan terus menunduk "lo bilang apa tadi? Lo nggak suka dirangkul sama Mikail? Wah udah berasa hebat aja lo" ucap Senior tersebut, Aku semakin menunduk "Maaf kak, Aku nggak bermaksud begitu" ucapku

Tiba-tiba tangan Senior perempuan itu mengangkat daguku dan mataku bertemu dengan wajah marah Seniorku yang kuketahui bernama Hasna karena terlihat dari Betnya "Gue bilangin lagi, jangan pernah deket-deket sama Mikail lagi, dan Banyak perempuan disini yang kepingin dirangkul sama Mikail. Inget itu, kalau masih lo deket sama dia lagi lo habis di tangan gue" ucapnya lalu meninggalkan ku.

Aku menatap ketiga senior itu pergi dan buru-buru menahan air mataku agar tidak terjatuh. Aku tidak suka ditindas seperti ini tetapi aku hanyalah seorang anak ingusan yang baru masuk SMA. Aku berjalan cepat menuju kelas lalu berlari turun kebawah menuju barisan kelas 10 yang sudah rapih berbaris.

Pak Yudi, guru olahragaku memandnag horror kearahku. Ah, Pasti gue kena hukum sama si botak ini. "Dari mana saja kamu Nayra?" tanya Pak Yudi, "Ganti baju pak" jawabku. Kirana memandangku dengan tampang bersalah "Lama sekali, kamu telat 20 menit. Nggak mau tau kamu push up 50 kali!" ucap Pak Yudi.

Aku mendesah kecewa lalu mengangguk "Iya pak" ucapku dan mengambil posisi Push-Up perempuan. "Ya allah pulsek aku latihan modern dance" batinku "Kirana hitungkan Push-up Nayra" perintah pak Yudi.

Aku melakukan 50 kali Push-up dibawah terikan matahari.

**

AUTHOR POV

Mikail tertawa dengan keras karena dapat menjahilkan seorang guru. Mikail membawa gunting keramat Bu Tiwi yang akan siap menggunting rambut siapapun. "Bu, guntingnya saya bawa pulang aja ya. Siapa tau saya mau buka toko Cukur rambut dirumah" ucap Mikail sebelum Gunting milik Bu Tiwi masuk kedalam kantong Celananya.

"MIKAIL BALIKIN GUNTING IBU" teriak Bu Tiwi, Kenar tertawa lalu merangkul bu Tiwi "Nah bu hari ini bebas dulu ya bu dari gunting menggunting" ucap Kenar lalu menyusul Mikail, Hazel hanya menggeleng sambil tertawa "Tenang bu, Kita semua besok pada botak kok" ucap Hazel lalu menyusul Mikail dan Kenar.

"Kalian mau kemana! Masuk kedalam kelas" ucap Bu Tiwi, Mikail dari lantai kelas 2 berteriak "Saya laper bu, mau nyari mangs" ucap Mikail dan memasuki ruang guru.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang