"Nal kita nikah yuk?"
Kata-kata Yona beberapa jam yang lalu setelah pengumuman hasil pemilihan single ke 17 masih terngiang jelas dipikiran Kinal. bagaimana bisa untuk Kinal melupakan percakapannya dengan Yona beberapa jam yang lalu dengan secepat mungkin. ajakan Yona padanya untuk menikah benar-benar mengganggu pikiran Kinal.
Sang mami yang datang menonton acara pemilihan single ke 17 dan yang kini menginap di hotel bersama Kinal begitu terlihat khawatir saat melihat putrinya melamun semenjak mereka pulang dari acara tersebut.
"kamu baik-baik aja Nal?" tanya sang mami yang bernama Neni itu saat melihat Kinal melamun semenjak mereka pulang
Kinal melihat ke arah sang mami yang masih setia memperhatikannya "Kinal gapapa kok mi" jawabnya
"yakin?"
"Heem" jawab Kinal dengan sedikit mengangguk
Sang mami hanya mengangguk paham tapi tentunya ia tidak percaya begitu saja dengan jawaban Kinal.
"ya udah sekarang kamu istirahat, besokkan kamu masih ada kegiatan lagi" perintah sang mami yang kini beranjak ingin ke kamar mandi tapi baru beberapa langkah Kinal menahannya, menarik pergelangan tangan sang mami untuk mendekat ke arahnya
sang mami pun duduk di samping Kinal di atas ranjang.
"apa?" tanya mami Neni
Kinal yang ditanya justru terlihat gelagapan, kepalanya terus ditundukkan.
kayanya emang gak ada salahnya buat cerita ke mami dan siapa tau mami punya solusi. batin Kinal yang kini sudah mendongakkan kepalanya ke arah sang mami
"kamu mau ngomong apa sih Nal emm?" sang mami kembali bertanya
Kinal menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari mulut secara perlahan, setelah itu bibirnya terlihat ingin mengatakan sesuatu.
"Apa mami pernah jatuh cinta tapi cinta yang mami punya itu salah?" pertanyaan Kinal membuat Sang mami mengangkat sebelah alisnya pertanda bingung
"maksud kamu cinta yang salah kaya gimana Nal?"
Kinal kembali menarik napasnya dalam-dalam "maksudnya Kinal itu cinta yang dianggap tabu mi" jawabnya
sang mami nampak mencerna ucapan Kinal dan Kinal menatap cemas ke arah sang mami, tapi siapa sangka justru sang mami tersenyum lalu terkekeh pelan, Kinal menatapnya bingung.
"kok mami malah senyum-senyum sih!" kata Kinal yang melirik sebal ke arah sang mami
Sang mami menghentikan kekehannya "sekarang mami tau maksud kamu itu Nal" ucap sang mami sambil membelai lembut rambut Kinal
Kinal menatap serius sang mami yang duduk di hadapannya "kalo mami tau terus jawaban mami apa?" tanya Kinal
"kamu yakin mau tau?"
Kinal mengangguk mantap "yakin mi" jawab Kinal
"tapi jangan kaget"
"oke" kata Kinal sambil mengangkat jempolnya di hadapan sang mami
keduanya kini duduk bersila dan saling berhadapan.
"Singkat cerita dulu mami pernah suka dan jatuh cinta ke sahabat mami, waktu itu mami masih kelas satu SMP dan dia pindah ke Bandung lalu satu sekolah sama mami. sampai akhirnya kita jadi sahabat selama lebih dari lima tahun dan saat dia mau balik lagi pindah ke Jakarta mami baru sadar kalau mami menganggap dia itu lebih dari seorang sahabat. mami cinta sama dia Nal, dia itu cantik bahkan kecantikannya itu menurun ke anak gadisnya, kalau mami lihat kamu sama anak gadisnya itu, mami jadi teringat sama masa-masa mami dulu sama dia. tapi sayangnya cinta mami bertepuk sebelah tangan Nal, dia menyukai orang lain disaat mami mengungkapkan perasaan mami ke dia dan sekarang orang yang dia suka udah jadi suami dari ketiga anak-anaknya"
Kinal menyerngitkan dahinya menatap serius sang mami "tunggu dulu deh tadi mami bilang kalo liat Kinal sama anak gadisnya itu mami jadi ingat sama masa-masa mami dulu sama dia?"
sang mami mengangguk "iya, kalian berdua itu keliatan serasi meskipun cuma sekedar sahabat aja" jawab sang mami
"itu artinya Kinal kenal sama orang yang dulu mami suka termasuk anak gadisnya?"
lagi-lagi sang mami mengangguk sambil tersenyum "kamu sangat mengenalnya Kinal"
"ok Kinal tau siapa mereka, tante treesye dan Veranda kan?" kata Kinal yang diangguki oleh sang mami
Kinal benar-benar tak percaya dengan fakta yang baru saja diketahuinya, bahwa selama ini Ve adalah anak dari orang yang pernah disukai oleh sang mami.
"apa kamu cinta sama Ve, Nal?" tanya sang mami
Kinal langsung menggelengkan kepalanya "Kinal gak cinta sama Ve mi tapi Ve pernah cinta sama Kinal dan masing-masing diantara kita sekarang udah punya cinta yang lain. aku cinta Yona dan Ve cinta sama Naomi" jawab Kinal
"oh mami pikir kamu jatuh cintanya sama Ve, tapi kalo boleh mami jujur mami sih lebih setuju kamu sama Ve dari pada sama Yona" kata sang mami yang membuat Kinal mendadak lesu
"percuma aja kalo mami setuju Kinal sama Ve tapi papi gak akan ngijinin bahkan sampai nikah sekalipun" ucap Kinal
sang mami kembali terkekeh "udah jangan mikirin itu terus, sekarang kamu istirahat" perintah sang mami
Kinal hanya mengangguk malas dan mulai merebahkan tubuhnya sambil memikirkan jawaban untuk Yona besok.
Tak berbeda jauh dengan Kinal yang bercerita tentang cinta yang salah, Ve juga sedang menceritakan cintanya dengan Naomi ke sang mama yang ternyata sang mama begitu welcome dengan apa yang Ve ceritakan.
"Sebenarnya mama dulu juga kaya kamu Ve, punya cinta yang salah ke sahabat mama sendiri. tapi karena mama terlalu takut untuk memulainya mama bohong sama dia kalau mama menyukai orang lain dan mama langsung menikah sama papa. terlebih itu semua salah dan orang tua mama gak mungkin menyetujui hubungan kami nantinya" jelas mama Treesye
Ve menatap sang mama "terus hubungan mama sama sahabat mama itu gimana sekarang?" tanya Ve
"Selama bertahun-tahun sempat gak ada kabar dari dia, lebih tepatnya semenjak dia mengungkapkan perasaannya ke mama. tapi Tuhan dengan baiknya mempertemukan mama sama dia kembali" jawab sang mana
"oh ya, mama ketemu sama dia dimana dan kapan?" tanya Ve lagi yang begitu terlihat penasaran
sang mama tersenyum ke arah Ve "mama bertemu dia semenjak kalian ada dijeketi dan ternyata anak mama sahabatan sama anak gadisnya" jawab mama Treesye
Ve yang mendengarnya menatap sang mama tak percaya "j-jadi maksud mama dia itu tante Neni dan anak gadisnya Kinal?"
mama Treesye tersenyum dan mengangguk "mama tau kamu pasti kaget mendengarnya tapi itu lah faktanya" kata sang mama yang kini berlalu keluar dari kamar Ve
sementara Ve masih mencoba menyadarkan dirinya sendiri dari fakta yang baru saja diketahuinya.
"gak nyangka mama sama tante Neni dulu saling......ah gila gila ini kaya mimpi" gumam Ve yang kini bersembunyi di balik selimut tebalnya sambil memikirkan jawaban untuk Naomi besok tentanv kelanjutan hubungan mereka