"Rekaman itu gue dapet waktu last show Naomi dan di situ gue gak sengaja liat dan denger Naomi lagi cerita tentang masalahnya ke Lidya" kata Kinal
Sementara Ve masih mendengarkan rekaman percakapan antara Naomi dan Lidya.
"Sory Ve kalo gue baru kasih rekaman itu ke elo dan gue harap lo bertindak cepat sebelum lo benar-benar kehilangan Naomi atau elo bakal segera menikah sama cowo pilihan om Tanu" kata Kinal lagi
Ve yang sudah selesai mendengarkan rekaman percakapan Naomi dan Lidya di ponsel Kinal segera mengembalikan ponsel tersebut kepemiliknya.
"Kirim rekaman itu ke chat sekarang juga. Thx buat semuanya, kamu emang sahabat terbaik aku Nal" kata Ve lalu ia pamit pergi entah kemana dan mengakhiri pertemuannya dengan Kinal malam ini.
Keesokan harinya....
Naomi yang baru saja keluar dari kamar dikejutkan dengan kehadiran Ve di rumahnya. Ve sendiri tengah asik bercengkrama dengan sang mami di ruang tamu. Naomi yang ingin keluar rumah terpaksa diurungkannya karena ia tidak ingin bertemu dengan Ve atau Ve yang melihatnya meskipun sang mami pasti mengatakan bahwa ia ada di rumah kepada Ve.
"Cici ngapain ngumpet di situ" seru Sinka yang membuat Ve dan sang mami menatap ke arah kakak beradik tersebut.
Keduanya saling pandang namun Naomi menatap kesal ke arah Sinka sementara Sinka menatap bingung Naomi.
"Naomi sini nak" panggil sang mami. Dengan kikuknya Naomi berjalan ke arah sang mami dan Ve lalu diikuti Sinka dari belakang.
Naomi tersenyum tipis sedangkan Ve menatap Naomi penuh rindu.
"Kamu kenapa gak bilang kalau mau pergi sama Ve. Kasian nak Ve dari tadi udah nungguin kamu lama" kata sang mami
"Iya udah nungguin cici satu jam lebih" saut Sinka
Ve tersenyum melihat wajah kesal Naomi ketika menatap Sinka di sampingnya.
"Yuk Mi kita berangkat. Tante, Sinka, kita berdua pergi dulu ya" pamit Ve yang sudah menggandeng tangan Naomi.
Naomi hanya diam dan pasrah ketika Ve menggandeng tangannya."Iya. Hati-hati ya kalian" balas sang mami
Keduanya mengangguk lalu meninggalkan rumah dengan Ve yang membawa Naomi pergi menggunakan motor maticnya.
"Akhirnya aku bisa dipeluk kamu kaya gini lagi" seru Ve.
Naomi yang sadar dengan apa yang dilakukannya ingin sekali melepaskan pelukannya pada tubuh Ve. Tapi Naomi terlalu takut untuk melepaskannya, apa lagi menurutnya ia bisa saja jatuh dan membuat tubuhnya lecet-lecet.Lepas gak ya lepas gak ya. Batinnya berbicara terus menerus seperti itu
"Aku tau kamu mau lepas pelukan kamu ke aku, tapi kamu terlalu takut. Kalo gitu kamu pegang pundak aku aja gapapa kok. Aku kan tukang ojek hehe" cengir Ve walaupun sebenarnya Ve tidak ingin Naomi melepaskan pelukannya.
Namun tanpa Ve duga ternyata Naomi benar-benar melepaskan pelukannya dan meremas kuat pundak Ve sehingga membuat Ve meringis kesakitan.
"Huftt" desah Ve
Lalu beberapa menit kemudian keadaan diantara mereka hening.
"Helmnya gak akan ngerusak rambut badai kamu kok Mi" kata Ve tiba tiba ketika melihat Naomi beberapa kali membenarkan rambut serta helm yang dipakainya.
Sedangkan Naomi berdecak kesal ketika Ve mengatakan hal tersebut."Kok berhenti?" Tanya Naomi yang tiba-tiba saja Ve menghentikan motor maticnya di pinggir jalan
Ve turun tanpa menjawab ucapan Naomi lalu ia membuka helm yang Naomi pakai dan tanpa seizin dari Naomi kini Ve menggulung rambut Naomi dengan rapihnya tanpa merusak atau apapun itu yang mengganggu Naomi.
"Aku jamin rambut kamu gak akan kusut dan terbang-terbangan kaya tadi" kata Ve lalu kembali mengenakan helm di kepala Naomi.
"Makasih" ucap Naomi
"Heem" balas Ve sambil tersenyum
Kini motor kembali dijalankan ke tempat tujuan yang Naomi sendiri tidak tau Ve akan membawanya pergi kemana.
"Btw kamu gak mau tanya ke aku kalau kita mau kemana?" Kata Ve
"Emang kita mau kemana?"
Ve langsung tersenyum mendengar pertanyaan Naomi yang sedari tadi Ve tunggu tunggu.
"Ketemu mama, papa dan keluarga aku yang lain" jawab Ve yang membuat Naomi melepaskan tangannya dari pundak Ve lalu Naomi menepuk-nepuk keras pundak Ve sambil meminta kepada Ve untuk menghentikan motornya.
Ve yang kualahan ketika mendapat pukulan di bahunya langsung menghentikan motor maticnya di pinggir jalan.
"Mi kamu mau kemana?!" Tanya Ve ketika Naomi turun dari motornya sambil mengembalikan helm dan berjalan dengan cepat untuk menjauh dari Ve.
Ve sendiri tidak tinggal diam, ia mengejar Naomi dan harus segera membawa Naomi kehadapan keluarganya.
"Mi tunggu Mi!" Ve masih terus mengejar Naomi yang berjalan cepat di depannya tanpa melihat kanan, kiri, atau belakang
Ve terus mengejar Naomi dan tidak memperdulikan motor yang ia tinggal.
"Naomi aku mohon kamu berhenti atau kamu akan menyesal hari ini juga!" Teriak Ve yang saat ini posisinya berdiri di tengah-tengah jalan raya yang cukup ramai.
Naomi pun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang dan mendapati Ve seperti yang disebutkan tadi.
"Ve jangan gila!" Kini ganti Naomi yang berteriak
Orang-orang yang ada di sekitar mereka menatap bingung pada keduanya. Bahkan ada yang menyaut ke arah Ve sambil berkata "mbak kalo mau mati jangan di sini. Nanti jalanannya jadi horor karena arwah mbak nya"
Ve sendiri tentu tidak ingin hal itu terjadi dan sebenarnya Ve begitu takut berdiri di tengah jalan raya seperti sekarang.
Naomi yang sudah mendekat langsung menarik Ve ke pinggir jalan.
"Kamu tuh nyebelin banget sih Ve!" Kesal Naomi sambil memukul bahu Ve berkali-kali. Sementara Ve tersenyum dalam hati ketika melihat bagaimana ekspresi lucu Naomi ketika memukulinya seperti anak kecil.
"Udah mukulin aku nya?" Tanya Ve ketika melihat Naomi tidak lagi memukul dirinya
Naomi tidak menjawab tapi sudah terisak.
"Jangan nangis nanti jelek terus make up kamu yang berjam jam itu luntur. Lebih baik sekarang kamu ikut aku ya" kata Ve yang kembali menggandeng Naomi. Namun Naomi menahan tarikan Ve dan membuat Ve menatap Naomi
"Kenapa?" Tanya Ve
"Gapapa. Kenapa sih kamu mau bawa aku ketemu sama keluarga kamu? Kamu harus tau kalo papa kamu itu belum ngerestuin hubungan kita dan kamu akan menikah sama laki-laki pilihan papa kamu Ve!" Jawab Naomi dengan sedikit emosi jika membahas hubungan mereka yang tidak direstui.
Ve yang mendengarnya hanya menanggapi ucapan Naomi dengan santai sambil tersenyum.
"Aku udah tau semuanya dan justru itu aku mau papa mengakhiri semua rencanannya untuk menikahkan aku sama laki-laki pilihannya dan kamu di sini bantu aku. Karena aku cuma mau memperjuangakan kamu dan diperjuangkan sama kamu Mi" kata Ve
"Aku juga mau kita berjuang sama-sama dan menolak keras apa yang papa inginkan. Meskipun aku akan jadi anak yang durhaka buat dia" lanjut Ve lagi
Naomi yang terisak terlihat tersenyum.
"Kamu mau kan bantu aku dan berjuang untuk hubungan kita?" Tanya Ve sambil menggenggam kedua tangan Naomi
Naomi yang sudah menghentikan isakannya tersenyum dan menggangguk.
"Iya aku mau" jawabnya
Ve yang senang pun membawa Naomi ke dalam pelukannya. Lalu terdengar tepukan meriah dari orang-orang yang melihat adegan drama dari Ve dan Naomi.
"Ve, aku malu" bisik Naomi
"Aku juga" balas VeLalu keduanya pun berjalan cepat menghampiri motor yang sempat ditinggalkan dan meninggalkan mereka yang menatap aneh atau senang pada keduanya.
Oke selesai