Tidur dengan orang yang kita cintai lalu posisi kami yang saling berhadapan dan dada kami yang saling berdekatan membuat jantungku berdegub sangat kencang. jika kalian bertanya apakah ini mimpi? tentu jawabannya tidak karena ini semua nyata.ya nyata,dia kak Ve yang sempat membuatku merasakan sakit namun kini dia ada di hadapanku sedang tersenyum dengan cantiknya.
"kenapa sih liatin aku nya kaya gitu banget"
sepertinya kak Ve merasa risih saat aku menatapnya dengan intens tapi aku tidak peduli,aku terus menatap wajah cantiknya yang terlihat lelah karena setelah kepulangannya dari bandara ia langsung menghampiriku kesini. tentu aku sangat senang terlebih ia mengatakan bahwa hanya sebagian dari member senbatsu yang pulang lebih dulu dan kalian tau bahwa Kinal masih berada di Jepang. ini artinya aku bisa dekat dengan kak Ve tanpa adanya Kinal.
"cukup Mi jangan pandang aku terus seperti itu" sepertinya kak Ve semakin risih dan malu karena ku pandangi, dia pun menutup mataku dengan tangannya
namun ada yang aneh saat tangannya menyentuh mata dan dahiku.
panas
ya.tangan kak Ve terasa panas aku langsung menyingkirkan tangannya dari mataku dan menempelkannya di pipi kananku.
"kakak demam" kataku sambil mengecek dahinya yang terasa panas
"aku gpp kok Mi cuma uhukk uhuukk"
sudah ketahuan sakit masih saja dia berbohong. aku langsung bangun dari tidurku lalu menyelimutinya dengan selimut tebal yang biasa ku pakai saat tidur.
"jangan kemana-mana sebelum aku kembali!" perintahku
aku pun langsung pergi tanpa mendengarkan panggilannya yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
kini aku berada di dapur asrama untuk menyiapkan air dan handuk guna mengompres suhu badan kak Ve yang terasa panas.setelah dirasa cukup aku segera kembali ke kamar dengan sedikit berlari kecil.
"hftt untung gak tumpah" kataku yang kini sudah berada di dalam kamar
sesampainya aku di kamar, dapat ku lihat kak Ve sedang memejamkan matanya lalu aku duduk disisi ranjang.
"cepet sembuh ya kak" aku langsung mengompres dahi kak Ve yang terasa panas itu dan tak lama matanya terbuka,dia menatapku sambil sedikit tersenyum
"makasih ya Mi" ucapnya yang terdengar lirih dan sedikit serak
aku mengangguk sambil mengusap-usapkan tangannya dengan tanganku.
"sekarang kakak istirahat ya" kataku namun saat aku yang ingin beranjak dari dudukku tiba-tiba kak Ve menahan pergelangan tanganku
"ada apa kak?" tanyaku yang kembali duduk disisi ranjang sambil menghadap ke arahnya
"jangan pergi Mi,aku mau kamu disini temani aku tidur" kak Ve segera menggeser sedikit tubuhnya memberikanku ruang untuk tidur di sebelah kanannya
aku yang paham pun langsung merebahkan tubuhku di sampingnya. tanpa ku duga kak Ve langsung memelukku sehingga tubuhnya yang terasa panas itu sangat terasa dikulitku.
lagi-lagi pandangan kami bertemu "selamat tidur kak"
sambil membelai pipinya dengan lembut lama kelamaan mata cantiknya itu perlahan tertutup rapat dan dengkuran halusnya pun terdengar. karena merasa aman aku segera beranjak dari tidurku untuk memanggilkan dokter agar kak Ve cepat diperiksa dan mendapatkan obat.
Lima belas menit berlalu,dokter pun sudah selesai memeriksa kak Ve. aku segera kembali menemaninya tidur,namun belum aku merebahkan diriku di sampingnya ada pergerakan dari kak Ve. sepertinya ia sudah bangun,segera saja aku duduk didekatnya sambil menggenggam tangan mulus kak Ve.