"Happy birthday ka @jcvrnd19 semoga diberi kelancaran dalam karirnya, pokonya all the best ya kakak badai yg satu ini 😘💕"
"Oiya fotonya ketinggalan nih hehe ✌✌"
"Cici" panggil Sinka yang duduk tak jauh dari Naomi yang sedang merias wajahnya di depan cermin.Naomi yang dipanggil pun melirik Sinka dari kaca riasnya.
"Kenapa dut?" Tanya Naomi
Sinka yang ditanya justru tengah menghampiri Naomi lalu ketika Sinka sudah berada di dekat Naomi, gadis lucu itu memperlihatkan layar ponselnya pada Naomi.
"Kenapa sih dut?" Tanya Naomi lagi yang belum mengerti maksud dari Sinka, sang adik.
Sinka berdecak.
"Ish makanya cici baca dulu!" Kata Sinka dengan nada bicara yang sedikit kesal.
Naomi pun mengambil alih ponsel milik Sinka ke tangannya."Happy birthday ka @jcvrnd19 semoga diberi kelancaran dalam karirnya, pokonya all the best ya kakak badai yg satu ini 😘💕"
"Oiya fotonya ketinggalan nih hehe ✌✌"
Naomi membaca apa yang tadi dibaca oleh Sinka dan yang kini diperlihatkan padanya. Naomi pun sudah tau ulah siapa semua itu dan Naomi tersenyum kikuk ke arah Sinka yang menatapnya intens.
"Ini tweet 5 menit yang lalu dan cici bilang ke aku kalo henfon cici ilang tapi kok ini ngetweet ngucapin kek kak Ve yang hari ini ulang tahun?" Terang Sinka yang terlihat bingung.
Sementara Naomi memutar otak untuk bisa menjawab pertanyaan adiknya itu."Kayanya twitter cici dibajak deh dut, jadi ada yang ngetweet kaya gitu. Apa lagi twitter cici kan gak pernah di logout" jawab Naomi.
Tapi sepertinya Sinka tidak percaya begitu saja dengan jawaban Naomi.
"Masa iya yang nemuin henfon cici kenal kak Ve terus dia ngetweet kaya gitu" kata Sinka.
Naomi yang semakin terjebak dengan obrolan bersama Sinka pun mencari cara untuk mengalihkan pembahasan mereka saat ini."Emm dut, cici ke kamar mandi dulu ya" pamit Naomi yang berlalu pergi begitu saja dari hadapan Sinka.
Sedangkan Sinka hanya memandang pasrah ketika Naomi tidak mendengarkan ucapannya lagi.Malam hari...
Pukul 8 malam, saat ini Naomi sedang berada di lobby apartemen Ve. Naomi ingin sekali bertemu dengan Ve dan pertemuan Naomi bukan karena ia merindukan Ve tapi ada sesuatu yang harus Naomi ambil dari Ve malam ini juga.
10 menit Naomi menuju ke kamar apartemen Ve dan dengan langkah yang terburu-buru kini Naomi sudah berdiri di depan pintu bercat putih itu.Ting nong... ting nong...
Sekitar dua kali Naomi menekan bell dan tak lama pintu apartemen Ve terbuka.
"Naomi" kata si pemilik kamar yang tak lain adalah Ve.
Naomi hanya menatap Ve dalam diamnya dan Ve segera mempersilahkan Naomi untuk masuk. Naomi pun segera masuk tanpa menolaknya."Aku seneng banget kamu kesini Mi" dengan perasaan senangnya Ve pun ingin memeluk Naomi. Namun tanpa Ve duga Naomi menolak Ve yang ingin memeluknya.
"Kenapa Naomi?" Tanya Ve dengan tatapan kecewa karena Naomi menolak untuk dipelukNaomi yang menahan sesak karena kembali teringat akan perkataan mantan calon mertuanya yang tiba-tiba saja membatalkan pernikahannya dengan Ve dan tanpa sepengetahuan Ve, membuat Naomi tidak tega ingin meluapkan semuanya kepada Ve. Terlebih Naomi tidak ingin di hari special Ve, Ve menjadi sedih jika tau kenyataan pahit yang mereka terima akan hubungan keduanya. Bagi Naomi cukup dirinya yang tau meskipun suatu saat Ve akan tau sendiri tanpa atau Naomi yang mengatakannya.
"Aku lagi males dipeluk dan aku kesini mau ambil henfon yang waktu itu kamu ambil sewaktu di mall" ucap Naomi.
Ve yang mendengar Naomi menyebutkan henfon sedikit membuat wanita cantik itu terkejut.
"Emmm...Mi soal henfon kam-""Aku gak punya banyak waktu Ve dan cepat kembalikan henfon aku" pinta Naomi.
Tiba-tiba Ve menyudutkan Naomi ke tembok lalu menghimpitnya.
"Dua minggu lebih kamu menghindar dari aku dan tanpa sepengetahuan aku, kamu grad! Sekarang kamu kesini buru-buru cuma mau ambil henfon tanpa peduli kalo hari ini aku ulang tahun!" Ve tersulut emosi.
Dan Naomi yang ingin menangis segera ditahannya. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Ve dan Naomi tidak ingin jika Ve tau kalau graduate nya selama ini adalah atas perintah pak Tanu, mantan calon mertua Naomi."Kenapa kamu diem Naomi! Hmm?? Kenapa?!!" Bentak Ve tepat di wajah Naomi. Naomi sudah tidak kuat, matanya pun sudah berkaca-kaca.
"Suatu saat kamu akan tau sendiri Ve dan sekarang aku mau henfon ku balik!" Naomi berusaha melepaskan kekangan Ve pada tubuhnya dan detik itu juga mata Ve terfokus ke jari tangan kiri milik Naomi. Ini bukan pertama kali Ve melihat Naomi tidak mengenakan cincin pertunangan mereka tapi sewaktu di mall ketika Ve membekap Naomi dan membawanya ke tempat sepi. Ve sadar jika Naomi tidak mengenakan cincin pertunangan mereka dan Ve berfikir jika Naomi hanya melepasnya sebentar. Tapi Ve kembali melihat Naomi tidak lagi memakai cincin yang sama seperti miliknya.
"Kemana cincin kamu?" Tanya Ve sambil mengangkat tangan kiri Naomi. Naomi sendiri terkejut jika Ve menyadari hal sekecil itu.
"Aku lepas dan cincin itu di rumah. Sekarang mana henfon aku!" Pinta Naomi lagi dan mengalihkan pembahasan tentang cincin pertunangan mereka.Kini Ve melepaskan tangan Naomi dan berjalan ke arah kamarnya. 5 menit Ve ke kamar akhirnya ia kembali dengan membawa ponsel milik Naomi.
"Ini henfon kamu" Ve memberikan ponsel Naomi tepat di tangangannya.
"sekarang jelasin ke aku kenapa cincin itu kamu lepas dan kamu taruh di rumah?" Kembali Ve menanyakan cincin pertunangan mereka.Naomi yang kesulitan mencari kebohongan lagi segera beranjak dari sana dan Ve tentu tidak tinggal diam. Ve mengejar Noami dan Ve pun berhasil menahan langkah Naomi.
"Lepas!" Berontak Naomi sambil meringis kesakitan. Ve yang melihat Naomi menahan sakit langsung dilepaskan tangan Naomi dari cengkramannya.
Naomi mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah karena ulah Ve.
"Kalo kamu mau tau jawabannya, kamu bisa tanya ke papa kamu dan aku mohon setelah kamu tau semuanya jangan ganggu-ganggu aku lagi" ucap Naomi lalu beranjak pergi dari hadapan Ve dengan tangisnya
Ve menatap bingung kepergian Naomi dan tanpa mengejar Naomi lagi untuk meminta penjelasan akan ucapannya tadi. Kini Ve kembali ke kamarnya dan sesampainya di dalam ponsel Ve berdering sebanyak 3x dan ternyata ia mendapatkan pesan dari Kinal. Ve pun membaca pesan yang Kinal kirim padanya dan entah apa isi dari pesan Kinal tapi kini Ve terlihat beranjak pergi dari apartemennya dengan langkah terburu-buru.
"Kinal...kinal...kinal..." gumam Ve sambil terus berjalan ke area parkir untuk mengambil motor matic miliknya.
Dan kira-kira apa isi pesan yang Kinal kirim kepada Ve sehingga membuat wanita cantik itu pergi dengan mengendarai motor matic miliknya.